Liputan6.com, Jakarta - Belakangan doa ifitah menjadi tren di media sosial. Doa Iftitah atau doa tsana’, adalah istilah yang menunjuk satu makna yaitu zikir yang dibaca sebagai pembuka shalat.
Doa iftitah biasanya dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awwudz dan surat Al-Fatihah, baik shalatnya sendirian ataupun berjemaah, menjadi imam atau pun makmum, dikutip dari buku Ragam Doa Iftitah karya Saiyid Mahadir, Lc., MA.
Baca Juga
Advertisement
Saiyid mengatakan, mayoritas ulama menilai bahwa membaca doa iftitah ini hukumnya sunah, baik sekali untuk dibaca pada shalat wajib atau sunah, bagi imam dan makmum, shalat sendirian atau berjamah, laki-laki atau perempuan, sedang musafir ataupun tidak, baik shalatnya berdiri, duduk, ataupun berbaring, dan seterusnya.
Jika dibaca akan mendapat pahala di sisi Allah swt. Namun, jika ditinggalkan baik dengan sengaja atau karena lupa maka tidak berdosa dan shalatnya tetap sah, tanpa harus menggantinya dengan sujud sahwi diakhir shalat. Sementara jika setalah takbiratul ihram tidak sengaja langsung membaca Al-Fatihah tidak harus diulang dengan kembali membaca iftitah, Al-Fatihahnya boleh dilanjutkan saja.
Namun dalam penilaian mazhab Maliki membaca doa iftitah malah tidak dianjurkan, bahkan dinilai makruh karena sudah memisahkan antara takbiratul ihram dengan Al-Fatihah. Padahal, menurut keterangan yang didapat dari sahabat Anas bin Malik beliau pernah shalat di belakang Rasulullah saw, juga pernah shalat di belakang Abu Bakr, Umar, dan Utsman dan kesemuanya membuka/memulai shalatnya dengan “Alhamdulillahi rabbil alamin” (membaca Al-Fatihah).
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Ragam Doa Iftitah
Berikut beberapa doa iftitah, Dari Aisyah ra berkata: Rasulullah saw ketika memulai shalat beliau membaca:
"Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. /Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dankebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhakdiibadahi dengan benar selain Engkau (HR. AbuDaud, Tirmidzi dan Ad-Daru Quthni)
Dari Jabir ra, bahwa Rasulullah saw ketika memulainshalat beliau membaca:
“Subhanakalla humma wabihamdika watabarokasmuka wata’ala jadduka wala ilaha ghoiruka. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatorossamawatiwal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ‘alamin” /Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Aku hadapkan wajahku kepada Allah Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri dan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagiandari orang-orang muslim." (HR. Al-Baihaqi).
Advertisement
Mazhab Ulama tentang Lafaz Doa Iftitah
Dalam panilaian mazhab Syafi’i walaupun semua redaksi doa tersebut bisa dibenarkan, namun mereka lebih memilih bahwa lafaz doa iftitah terbaik itu adalah seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib yangberbunyi:
“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘annisayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubuilaika”.
Kesunahan Doa Iftitah
Siapa saja yang ingin melaksanakan shalat maka kesunnahan membaca doa iftitah ini berlaku baginya. Demikian menurut jumhur/mayoritas ulama, khusus untuk imam maka membaca doa iftitah ini disesuaikan dengan kondisi makmum. Oleh karena itu, panjang dan pendek bacaan iftitah yang dipilih olehimam disesuaikan demi kemudahan untuk jamaah.
Akan tetapi jika semua makmum rela dan memang sudah terbiasa dengan shalat yang lama dengan bacaan-bacaan yang panjang. Oleh karena itu, pendapat mazahab Syafii dengan membaca lengkap bacaan iftitah dari awal sampai akhir bisa menjadi pilihan. Sesuai dengan riwayat Ali bin Abi Tholib, dan bisa juga ditambah dengan doa iftitah yang diriwayatkan olehAbu Hurairah; Allahumma ba’id baini…
Advertisement