Mendulang Rezeki dari Tradisi Ziarah Kubur di Lombok

Tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap hari Lebaran tersebut, membawa berkah atau rezeki bagi para penjual air minum dan bunga serta juru parkir dadakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2022, 11:00 WIB
Warga saat ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Senin (2/5/2022). Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 H, umat Islam melakukan ziarah kubur mendoakan sanak keluarga dan kerabat yang sudah wafat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Lombok - Sejumlah Tempat Pemakaman Umum (kuburan), terutama di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, dipadati warga sejak dini hari hingga siang pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Warga yang datang tersebut untuk berziarah kubur. Aktivitas ini telah menjadi tradisi setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di wilayah itu.

Pantauan di pemakaman umum Merobok Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, mulai pukul 05.00 Wita setelah selesai salat subuh warga berdatangan ke pemakaman untuk melakukan zikir dan doa, supaya orang tua maupun keluarga mereka yang telah meninggal dunia selamat di alam barzah.

Warga terlihat membawa air menggunakan botol atau teko air minum yang telah diisi air bercampur dengan bunga dan ditaruh di atas makam orang yang didoakan. Selanjutnya mereka melakukan zikir dan doa, setelah itu baru menabur bunga yang telah dicampur dengan air tersebut di atas makam.

"Saya datang untuk ziarah kubur di makam orang tua," kata Candra pengujung ziarah kubur di Praya, Senin, 2 Mei 2022, dilansir Antara.

Tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap hari Lebaran tersebut, membawa berkah atau rezeki bagi para penjual air minum dan bunga serta juru parkir dadakan. Seperti di pemakaman umum di Kota Mataram, para pedagang bunga dan air berjejer menawarkan dagangannya kepada para pengunjung.

"Bunga pak, tiga bungkus Rp5 ribu," kata salah satu penjual bunga.

Omzet penjualan bunga mulai dari H-1 Lebaran hingga hari lebaran terus meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Sebelum lebaran, omzet penjualannya mencapai Rp50 ribu per hari, tetapi saat lebaran meningkat Rp100 ribu lebih.

"Banyak yang beli kalau hari Lebaran," katanya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para penjual air botolan, mereka menawarkan kepada para pengunjung yang tidak membawa persiapan untuk ziarah kubur.

"Silakan air Rp5 ribu Pak, Bu," katanya.

Sementara, para juru parkir dadakan juga mendapatkan berkah dari para pengunjung ziarah kubur, yakni kendaraan roda dua pengunjung membayar uang parkir Rp2 ribu dan kendaraan roda empat Rp5 ribu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya