Cerita Pilu Korban Kebakaran Pasar Gembrong Rayakan Lebaran Idul Fitri 1443 H

Korban kebakaran Pasar Gembrong mengungkapkan, lebaran Idul Fitri tahun ini berbeda sekali. Sudah enggak ada nastar. Hanya arang dan puing-puing bangunan yang bisa diliat.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2022, 06:04 WIB
Tri, korban kebakaran Pasar Gembrong saat menunjukkan rumahnya yang sudah menjai puing-puing setelah dilalap sang jago merah. (Merdeka.com)  

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada tumpukan toples nastar, kue-kue kering maupun cemilan yang disuguhkan keluarga Sugianto. Kondisi ini sungguh berbeda dari momen Hari Raya Idul Fitri pada tahun-tahun sebelumnya.

Pemandangan ini terjadi, usai rumah petakan Sugianto bersama 400 rumah lainnya turut menjadi mangsa si Jago Merah yang melahap kawasan Pasar Gembrong pada Minggu 24 April 2022.

"Berbeda sekali, udah enggak ada nastar. Cuman areng aja sama puing-puing bangunan yang bisa diliat," ucap Tri anak tertua Sugianto, ketika ditemui, Senin 2 Mei 2022.

Meskipun di lapakan tenda warung kaki limanya, nampak setoples kue nastar tersaji, namun itu diakui Tri rasanya tak akan semegah pada lebaran-lebaran tahun sebelumnya.

Pasalnya, lebaran tahun ini sangat kontras dimana mereka hanya berkumpul di bawah terpal warung kaki lima milik ibunya tepat di pinggir trotoar Pasar Gembrong. Bersama ayah, dan adiknya, Tri mengingat momen bercengkrama mereka.

"Biasanya kita saling berbaris maaf-maafan keliling ketemu warga. Tapi sekarang berbeda sudah suasananya," katanya.

Bahkan sambil melihat bangunan rumahnya, Tri mengaku jika musibah kebakaran yang menimpa keluarganya ini sangat berat hingga membuat mereka harus angkat kaki dari rumah dan tinggal sementara waktu di kontrakan.

Pasalnya, apa yang dialaminya ini tidak pernah terbayang sebelumnya dalam hitungan 15 menit harta benda, rumah, surat-surat, bahkan uang yang disiapkan untuk mudik lebaran ini pun lenyap seketika.

"Cuman yang melekat di badan aja ini. Tidak ada yang tersisa pokoknya semuanya hangus," tuturnya.

Dia pun sempat menceritakan detik-detik ketika api mulai menyala di salah satu rumah yang berjarak sekitar 15 meter. Dimana Tri dan Sugianto saat mengetahui ada kebakaran langsung bergerak membantu warga memadamkan api.

 

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini


Musibah Terberat Jelang Lebaran

Tak ada yang tahu jelas penyebab munculnya sumber api, Tri mengatakan jika dari beberapa warga ada yang menyebut akibat lelehan teko ada pula yang menyebut berasal dari korsleting listrik, hingga akhirnya api membesar.

Tapi apa daya, upaya warga memadamkan api dengan swadaya tak membuahkan hasil. Kobaran api makin membesar hingga merambat rumah demi rumah. Semua terjadi begitu cepat. Hingga, kata Tri, Sugianto sempat pingsan akibat syok.

"Bapak tiba-tiba pingsan. Syok dia ngeliat api makin besar. Sampe dibawa ambulance," tuturnya.

Menurut Tri, tak penting jika memperdebatkan soal penyebab sumber api. Karena, hal itu tidak mungkin bisa mengembalikan rumahnya yang kini hangus, hanya sisa-sisa tembok tanpa atap dan arang-arang kayu menghitam.

"Kalau diingat-ingat udah kaga kebayang dapat musibah kayak gini, pas mau lebaran," katanya.

Perbincangan bersama Tri pun harus disudahi, ketika dirinya bersiap untuk berangkat kerja di salah satu perusahaan. Sebelum bekerja tak lupa, Tri turut pamit kepada Sugianto dan ibunya yang tengah menjaga warung kopi kaki lima.

 


Gagal Mudik

Perbincangan berlanjut ke Sugianto yang sempat merenungkan kejadian ini ketika takbir berkumandang. Dia hanya bisa meratapi puing-puing bekas tempat tinggalnya di petakan Pasar Gembrong. Harta bendanya musnah dilahap si jago merah.

Kebakaran itu terjadi sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri, tepatnya 24 April 2022 lalu. Api itu tak hanya membakar tempat tinggalnya, tetapi juga mimpi untuk kembali ke kampung halaman di Pati, Jawa Tengah, pun sirna.

"Harusnya mudik saya tahun ini, tapi bagaimana kondisinya begini kan. Padahal udah seneng pas denger pengumuman boleh mudik sama Pak Jokowi," kata Sugianto ketika ditemui, Senin (2/5).

Kesehariannya, dia bekerja sebagai kuli bangunan. Sementara istrinya membantu dengan berjualan kopi. Sugianto masih belum percaya jika kebakaran itu terjadi saat dirinya tak ada di rumah.

Sambil menghisap sebatang rokok, Sugianto menceritakan kala dirinya terperangah ketika melihat rumah kontrakannya dikepung kobaran api. Semua hasil keringatnya yang tersimpan dalam rumah itu hangus menjadi debu. Padahal setelah dua tahun pandemi, dia berencana merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman.

"Tapi ya mau gimana? Hangus semua," ungkapnya lesu.

Walaupun terkejut, dia sempat berusaha memadamkan api. Apa daya air yang dibawanya dengan besarnya api tak sebanding. Akhirnya dia pingsan dan dibawa ke ambulans oleh warga.

"Saat memadamkan api, saya sempat pingsan, bukan karena kebanyakan menghirup asap, tapi saya kepikiran uang mudik," terangnya.

 


Hasil Investigasi PLN Belum Keluar

Hasil investigasi kebakaran Pasar Gembrong, Jakarta Timur yang terjadi pada Minggu (24/4/2022) masih belum keluar. PLN DKI Jakarta masih menunggu penyebab kebakaran 400 bangunan rumah dan kios tersebut.

"Kalau PLN, tentu menunggu hasil investigasi pihak berwenang terutama penyidik kepolisian karena banyak sekali laporan misalnya rumah yang terbakar akibat listrik," ujar GM PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan di Jakarta, Rabu (27/4/2022), seperti dilansir Antara.

Doddy menjelaskan, selain menunggu hasil investigasi, PLN DKI juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bagaimana menggunakan listrik secara legal.

"Karena, legal itu adalah yang menjamin listrik ini sesuai peruntukannya, dayanya sesuai kalo langganan 2.200 W ya segitu yang dialirkan dan bisa digunakan, selain tentu imbauan menggunakan peralatan berstandar (SNI)," kata Doddy.

Meski begitu, dia menyatakan bahwa pemeriksaan jaringan yang di bangunan-bangunan, bukan domain dari PLN, namun pada pelanggan dengan jangka waktu minimal 10 tahun sekali.

"Kita juga kerja sama dengan regulator yang punya aturan, kemudian sama-sama lakukan sosialisasi supaya pelanggan paham instalasi listrik itu bukan sekali dibangun terus dibiarin sampai 20-30 tahun tapi harus dilakukan perawatan," tuturnya.

Pada Minggu (24/4) malam WIB, sebanyak 400 bangunan yang terdiri dari rumah dan kios ludes terbakar dalam musibah kebakaran di Pasar Gembrong, Jakarta Timur.

Kasi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, menuturkan, luas area yang terbakar sekitar 1.200 meter persegi. "Objek terbakar 400 bangunan terdiri dari rumah dan pertokoan di RT 2, 3, 4, 5 dan 6 RW 01," ujar Gatot.

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

 

Infografis Kebakaran Hebat Gedung Kejaksaan Agung. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya