Liputan6.com, Kiev - Senin 2 Mei 2022 pemerintah Kiev mengatakan pesawat tak berawaknya menenggelamkan dua kapal patroli Rusia di dekat Pulau Ular di Laut Hitam, di mana tentara Ukraina menolak tuntutan Moskow untuk menyerah pada awal invasinya.
"Dua kapal Raptor Rusia dihancurkan pada fajar hari ini di dekat Pulau Ular," kata kementerian pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (3/4/2022).
Advertisement
Kementerian pertahanan Ukraina juga merilis rekaman hitam putih yang menunjukkan ledakan di sebuah kapal militer berukuran kecil.
"Bayraktar sedang bekerja," kata Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, seperti dikutip dalam pernyataan itu, merujuk pada drone militer buatan Turki.
Kapal patroli Raptor dapat membawa hingga tiga awak dan 20 personel. Kapal jenis itu biasanya dilengkapi dengan senapan mesin dan digunakan dalam operasi pengintaian atau pendaratan.
Pulau Ular menjadi simbol perlawanan Ukraina setelah pembicaraan lewat radio menjadi viral pada awal perang Rusia Ukraina.
Dalam rekaman pembicaraan itu tentara Ukraina menggunakan sumpah serapah untuk menolak permintaan kapal perang Rusia Moskva untuk menyerah.
Moskva, tenggelam di Laut Hitam pada pertengahan April menyusul apa yang dikatakan Moskow sebagai ledakan di kapal. Ukraina mengatakan telah menembak kapal perang itu dengan rudal.
"Raptors musnah untuk bergabung dengan Moskow," kata Vladislav Nazarov, seorang wakil tentara Ukraina, dalam rekaman video.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Moskva Kapal Perang Rusia Rusak Berat Dirudal Ukraina, Moskow Bantah Sebut Ledakan Amunisi
Kamis 14 April 2022 dikejutkan dengan kabar terkini dari perang Rusia Ukraina terkait kebakaran kapal milik Moskow.
Kapal induk Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam telah "rusak parah" oleh ledakan amunisi, kata media pemerintah Rusia, Kamis 13 April 2022.
"Akibat kebakaran, amunisi meledak di kapal penjelajah rudal Moskva. Kapal rusak parah," kata kementerian pertahanan Rusia, menambahkan bahwa penyebab kebakaran sedang ditentukan dan awak telah dievakuasi seperti dikutip dari IB Times, Kamis (14/4/2022).
Sebelumnya, gubernur Odessa mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menyerang Moskow dengan serangan rudal.
"Neptune missile (rudal Neptunus) yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada kapal Rusia. Kemuliaan bagi Ukraina!" Gubernur Maksym Marchenko menulis di Telegram.
Penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan bahwa "kejutan terjadi" terhadap Moskow.
"Ini sangat membakar. Saat ini. Dan dengan badai laut ini, tidak diketahui apakah mereka akan dapat menerima bantuan," kata Oleksiy Arestovych dalam siaran YouTube.
"Kami tidak mengerti apa yang terjadi."
Advertisement
Sekilas Soal Kapal Moskva
Kapal Moskva awalnya dibangun di era Soviet di Mykolaiv Ukraina, dan mulai beroperasi pada awal 1980-an, menurut media Rusia.
Dengan awak 510, kapal itu sebelumnya dikerahkan dalam konflik Suriah di mana ia berfungsi sebagai perlindungan angkatan laut untuk pangkalan udara Hmeimim pasukan Rusia.
Kapal penjelajah rudal itu membawa 16 rudal anti-kapal P-1000 Vulkan serta berbagai senjata anti-kapal selam dan torpedo ranjau, kata laporan kementerian pertahanan Rusia.
Moskva menjadi terkenal di awal perang ketika meminta pasukan perbatasan Ukraina yang mempertahankan Snake Island atau Pulau Ular yang strategis untuk menyerah, tetapi ditolak dengan tegas.
Pasukan yang dimaksud pada awalnya diyakini telah terbunuh, tetapi pada kenyataannya ditawan.
Mereka dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan Rusia pada akhir Maret, menurut Parlemen Ukraina.
Ombudswoman hak asasi manusia Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan para tentara itu menggambarkan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui di mana mereka ditahan dalam kondisi beku dan menderita radang dingin.
Klaim Ukraina Merudal Bertolak Belakang Pernyataan Rusia
Laporan situs Maritime Executive menyebut, outlet media pemerintah Rusia RIA Novosti mengkonfirmasi ledakan di atas kapal Moskva yang mengakibatkan "kerusakan serius," tetapi menegaskan bahwa penyebabnya adalah kebakaran kapal dan peledakan amunisi, bukan serangan rudal.
Beberapa sumber Ukraina mengklaim bahwa angkatan bersenjata negara itu telah menyerang kapal penjelajah Rusia Moskva dalam serangan rudal di Laut Hitam.
"Telah dikonfirmasi bahwa kapal penjelajah rudal Moskva hari ini pergi tepat ke tempat yang dikirim oleh penjaga perbatasan kami di Pulau Ular!" klaim gubernur Odesa Maksym Marchenko, merujuk pada keterlibatan kapal penjelajah itu dalam serangan di pos perbatasan Ukraina. "Rudal Neptunus yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada kapal Rusia."
Secara terpisah, juru bicara kepresidenan Ukraina Oleksiy Arestovych mengklaim bahwa ada kebakaran di atas kapal Moskva dan kapal Rusia lainnya berusaha membantu.
Citra satelit sumber terbuka dapat mengkonfirmasi klaim tersebut, tetapi mungkin sulit diperoleh sampai tutupan awan hilang. Cuaca di wilayah tersebut buruk, dengan awan tebal, hujan dan angin sekitar 18 knot. Moskva terakhir kali terlihat meninggalkan Sevastopol pada 10 April.
Advertisement