Kalap Santap Hidangan Lebaran, Waspada 5 Kondisi Kesehatan yang Mengintai

Kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai jika tak dapat mengontrol nafsu makan saat perayaan Idulfitri diantaranya kenaikan gula darah dan kadar kolesterol

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2022, 18:10 WIB
Memilih Hidangan Lebaran Tanpa Khawatir Masalah Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta - Idulfitri atau kerap disebut sebagai Lebaran memang istimewa. Momen kemenangan setelah sebulan penuh menundukkan hawa nafsu dan memperbanyak ibadah itu dirayakan bersama keluarga, orang-orang terdekat, dengan saling meminta maaf dan menikmati hidangan khas.

Meski demikian, hidangan Lebaran yang biasanya berbahan daging, santan, dengan citarasa yang menggugah selera tidak disarankan untuk dikonsumsi secara berlebihan. Kurang bijak mengonsumsi hidangan Lebaran akan berujung pada sejumlah kondisi kesehatan

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia cabang DKI Jakarta (PDGKI-Jaya) dr Ida Gunawan, M.S. Sp.GK, M.Kes (K), menuturkan lima kondisi kesehatan yang dapat muncul selepas Lebaran.

Kondisi tersebut umumnya terjadi karena seseorang tidak dapat menahan diri menyantap dalam jumlah besar kuliner khas Idulfitri yang identik dengan rasa gurih, bersantan, dan berlemak. Juga berbagai kue manis yang tinggi kadar gula.

Kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai jika tak dapat mengontrol nafsu makan saat perayaan Idulfitri yakni:

Peningkatan Gula Darah

Gula-gula darah berpotensi meningkat jika berlebihan dalam mengonsumsi kue-kue Lebaran yang manis dan mengandung gula.

Karenanya Ida mengingatkan untuk mengendalikan diri selepas puasa ketika melihat deretan kue-kue manis yang menggiurkan.

Peningkatan kolesterol dan lemak darah

Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan lemak darah. Maka, jangan kalap begitu melihat makanan yang serba santan, daging, gorengan, dan hidangan-hidangan creamy, saran dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah.

Asam Urat Naik

Menu dengan daging jeroan dan kaldu gurih, ditambah emping, juga perlu diwaspadai. Ida berpesan untuk menyantap hidangan Lebaran tersebut secukupnya dan jangan berlebihan. 

 


Gangguan Pencernaan dan Berat Badan Naik

Gangguan Pencernaan

Mengonsumsi hidangan Lebaran bersantan secara berlebihan dapat mengganggu pencernaan.

"Pedas berlebihan, santan berlebihan, kalau yang namanya berlebihan baik pedas, asam, minyak, gula, itu semua tidak baik untuk kesehatan pencernaan kita," ujar Ida, dilansir Antara.

Apalagi jika dalam hidangan Lebaran yang disantap, jumlah seratnya tidak mencukupi. Dengan demikian Anda perlu berhati-hati agar tidak mengalami gangguan pencernaan.

Berat Badan Naik

Selalma puasa Ramadhan, seseorang punya waktu makan yang teratur, hanya dapat makan selepas matahari terbenam dan sebelum azan subuh berkumandang. Ketika Idulfitri tiba, sebaiknya Anda terus menjaga pola makan teratur dan seimbang agar berat badan tidak mengalami peningkatan.

"Bisa bablas naik dengan cepat berat badan karena menu makanan yang dikonsumsi jumlah kalorinya berlebihan," tutupnya.


Pertahankan Gizi Seimbang

Selepas Lebaran, Ida juga menyarankan untuk mempertahankan asupan gizi seimbang agar kesehatan tetap terjaga.

"Supaya selalu sehat setelah Lebaran atau hari selanjutnya, karena kita masih di masa pandemi, jangan lupa makan dengan gizi seimbang," ucapnya pada Antara.

Dokter Spesialis Gizi Klinik Konsultan Nutrisi pada Kelainan Metabolisme Gizi itu juga mengingatkan masyarakat agar mengatur asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dan memilih jenis makanan yang baik untuk tubuh. Dalam satu piring, sebaiknya sayur dan buah memenuhi setengah piring, sepertempat bagian untuk protein dan sisanya karbohidrat kompleks.

"Jangan terlalu banyak makanan manis dan tepung-tepung," pesan Ida.

Disarankan untuk tidak memilih makanan berprotein yang mengandung banyak minyak. Protein yang baik dikonsumsi seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau telur. Konsumsi daging merah pun diperbolehkan, tetapi sebaiknya dibatasi satu atau dua kali setiap pekan. Demikian juga dengan konsumsi gorengan yang mengandung banyak minyak, sebaiknya dibatasi. 


Pertahankan Kebiasaan Pola Makan Sehat

Meski puasa Ramadhan telah berlalu, mempertahankan kebiasaan jadwal makan rutin dalam keseharian tetap disarankan. Dalam sehari, masyarakat bisa makan lima atau enam kali dengan komposisi tiga kali makan utama dan tiga kali camilan.

Ida mencontohkan, makan pagi pada pukul 07.00, kemudian dilanjutkan dengan camilan pada pukul 10.00. Lalu makan siang pada pukul 13.00, camilan pada pukul 16.00 dan makan malam pada pukul 19.00. Jika masih merasa lapar, bisa menyantap camilan setelah makan malam.

Berolahraga dan aktif dalam melakukan aktivitas sehari-hari juga jangan dilupakan.

"Jangan 'mager' (malas gerak), aktivitas harus dilakukan," ujarnya.

Olahraga yang dimaksud bukanlah aktivitas yang terlalu berat. Seseorang bisa berolahraga kardio selama 150-300 menit per minggu dengan frekuens 3-5 kali seminggu.

"Artinya kalau mau jalan kaki atau jogging lima kali seminggu, kira-kira butuh 30-60 menit saja per hari," jelasnya.

Selain melakukan latihan kardio, berlatih kekuatan seperti angkat beban ringan juga bisa dilakukan. Bagi perempuan, bisa berlatih dengan mengangkat beban seberat 1-2 kilogram.


Kelola Stres

Selain memerhatikan asupan makanan dan berolahraga, mendapat istirahat yang cukup pun tak kalah penting dalam menjaga gaya hidup sehat.

Bagi individu yang masih bekerja dari rumah (work from home), disarankan untuk membatasi jam kerja agar tidak tidur terlalu larut. Pastikan tidur selama 7-9 jam sehari.

Selain itu, penting untuk mengelola stres dan menghindari kebiasaan seperti merokok atau mengonsumsi alkohol.

"Berpikir positif, hindari stres, jangan merokok dan minum alkohol, serta lakukan semua aktivitas sosial yang bermanfaat buat kesehatan mental," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya