Liputan6.com, Semarang - Ragam laku dan polah orang nomor satu di pemerintahan provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, selalu menarik perhatian publik. Satu di antaranya datang kala hari ke-2 Syawal 1443 Hijriah.
Pada momen yang bertepatan dengan hari ke-2 Idulfitri tersebut, Ganjar Pranowo melakukan serangkaian aktivitas yang menarik sejak pagi hari. Satu di antaranya adalah ngobrol santai sembari menyapa para transmigran, pekerja migran serta diaspora asal Jateng.
Advertisement
Ups, tapi jangan salah. Ganjar Pranowo melakukan akktivitas dengan tatap muka, tapi tak langsung. Yup, Ganjar Pranowo menggunakan fasilitas video call alias pertemuan virtual.
Meski secara virtual, suasana santai, kekeluargaan plus kehebohan tetap terjadi. “Halo, selamat Idulfitri ya semuanya. Teman-teman PMI transmigran dan diaspora apa kabar. Semoga sehat-sehat semua ya,” kata Ganjar, kala membuka suasana ngobrol santai tersebut.
Setelah itu, Ganjar Pranowo mengabsen satu persatu peserta open house virtual melalui platform zoom itu. Berbagai perwakilan terlihat, seperti dari Hongkong- Taiwan, Jepang, Arab Saudi, Malaysia, Thailand, Singapura, London, Prancis hingga Belgia.
Tak lupa, Ganjar Pranowo menanyakan berbagai kondisi dan situasi Lebaran di tempat masing-masing, plus informasi seputar Covid-19. Ketika bertanya tentang London, dua diaspora Jateng yang ada di sana menjawab, yakni Liana dan Ranti.
Keduanya kompak menggambarkan tengah bersiap berangkat salat Idulfitri di rumah dinas Duta Besar Indonesia untuk Inggris. “Terima kasih Pak, sudah bersedia menyapa. Biasanya kami setelah Salat Id itu berkumpul. Biasanya acaranya macam-macam, ada halal bihalal terus hiburan lagu-lagu,” kata Ranti dan Liana.
Curhat Colongan
Kondisi berbeda dirasakan PMI yang ada di Hongkong dan Taiwan. Kasus Covid-19 yang sedang meningkat, membuat pemerintah setempat memberlakukan beberapa pembatasan.
“Di Hongkong saat ini sudah kondusif, untuk Salat Id harus ngantre karena belum bisa terbuka di lapangan. Jadi bergilir agar bisa salat semuanya,” jelas Helen, PMI yang berada di Hongkong.
Helen mengatakan, aturan selama pandemi di Hongkong cukup ketat. Sanksinya, kata Helen, senilai dengan satu ekor sapi. “Alhamdulillah, di kita sudah mereda. Kita mesti belajar di beberapa negara ketentuannya ketat. Inilah yang kemudian kita coba bisa sikapi,” sebut Ganjar.
Selain ngobrol dengan PMI, Ganjar juga menyapa para transmigran Jateng yang berada di Kalimantan. Beberapa dari mereka saat ini menjadi petani sawit.
Advertisement
Curhat Pupuk
Berbagai 'curcol'-pun muncul. “Pak tolong dibantu subsidi pupuk, mahal pak,” kata sejumlah petani sawit di Sungai Mata-mata, Kalimantan Barat. Ganjar merespon keluhan mereka.
Sang Gubernur Jateng, mengatakan akan segera berkomunikasi dengan Menteri Pertanian agar bisa meninjau harga pupuk yang mahal. "Komplainnya Pak Menteri Pertanian, ternyata pupuknya mahal sekali. Nah melalui ini mungkin bisa disiarkan agar pupuknya bisa terjangkau petani kita, sehingga produktivitasnya menjadi sangat tinggi,” jelas Ganjar Pranowo.
Cerita para transmigran tak sekadar curhat, melainkan juga paparan tentang keberhasilan mereka di tanah seberang. Kondisi ini yang membuat Ganjar Pranowo semringah.
“Tadi Kalimantan Barat ternyata sukses sekali, dulu lahannya satu hektare, sekarang sudah sepuluh. Rumah saya baru pak, duh senang sekali kita melihat situasi seperti itu,” ungkap Ganjar.