Kemenkes Minta Lab Periksa Spesimen 3 Anak yang Diduga Meninggal karena Hepatitis Akut Misterius

Pemeriksaan spesimen dari 3 anak yang diduga meninggal hepatitis misterius.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Mei 2022, 11:17 WIB
Pemeriksaan spesimen lab. (unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Repubik Indonesia meminta laboratorium melakukan pemeriksaan spesimen terhadap tiga anak meninggal dunia yang diduga alami hepatitis misterius (unknown hepatitis). Dalam hal ini yang dimaksud adalah Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknownaetiology).

Tindak lanjut pemeriksaan spesimen hepatitis misterius pada anak tertuang melalui Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

SE yang diperoleh Health Liputan6.com pada Senin, 2 Mei 2022, ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 27 April 2022.

SE ini diterbitkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) Kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Bunyi arahan adanya kewaspadaan hepatitis misterius kepada laboratorium, yaitu:

Meminta Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk:

  • Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Rujukan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam melakukan pemantauan berupa pemeriksaan spesimen darah dan usap tenggorokan dari pasien yang diduga Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology).
  • Melakukan asesmen mandiri terkait kapasitas dan sumber daya yang ada terkait pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pantau Anak yang Alami Penyakit Kuning

Perawat dibantu kader Posyandu menyuntikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Tak hanya kepada laboratorium, Kemenkes juga meminta rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya hepatitis akut misterius. Salah satunya, melakukan pengamatan kasus terhadap anak-anak yang menderita penyakit kuning (jaundice) akut.

Sebab, penyakit kuning bisa menjadi salah satu tanda dari kehadirannya infeksi virus hepatitis. Bunyi arahan Kemenkes kepada rumah sakit, antara lain:

  • Meningkatan kewaspadaan di Rumah Sakit melalui pengamatan semua kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai tata laksana serta dilakukan pemeriksaan laboratorium.
  • Melakukan hospital record review terhadap kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) sejak 1 Januari 2022.
  • Melaporkan jika ada kasus potensial sesuai dengan gejala Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) sesuai definisi operasional kasus kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com, dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kasus Anak Diduga Hepatitis Akut Misterius

Anak. (pixabay)

Kemenkes melaporkan tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta meningaal karena dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya. Ketiga pasien anak tersebut meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, ketiga pasien anak merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini berupa mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

"Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, tutur Nadia melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Adanya kewaspadaan Kemenkes di atas setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya. Kejadian ini mulai ditemukan sejak 15 April 2022.


Laporan Kasus Hepatitis Misterius di Inggris

Orang-orang menunggu untuk menerima dosis vaksin COVID-19 Moderna di Rumah Sakit Babington, Belper, Inggris, 16 Desember 2021. Inggris melaporkan rekor COVID-19 baru mencapai 88.376 kasus dalam 24 jam pada 16 Desember 2021, pecahkan rekor sehari sebelumnya yaitu 78.610 kasus. (Oli SCARFF/AFP)

Pada 20 April 2022, 111 kasus hepatitis misterius telah dilaporkan dari Inggris. Pada 27 April 2022, sekitar 55 kemungkinan dan kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan dari 12 negara UE/EEA. Tambahan 12 kasus telah dilaporkan dari Amerika Serikat (AS), 12 dari Israel, dan satu dari Jepang.

Dalam laporan European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) berjudul, Increase in severe acute hepatitis cases of unknown aetiology in children, gambaran klinis hepatitis akut berat yang memerlukan rawat inap didahului oleh penyakit gastrointestinal dengan muntah, diare, dan mual.

Laporan yang terbit pada 28 April 2022 masih menyebut, informasi tentang hasil kasus masih dikumpulkan. Investigasi epidemiologis dan laboratorium terperinci dari kasus-kasus tersebut masih berlangsung untuk membantu menentukan etiologi yang mendasarinya.

Kasus telah diuji untuk berbagai penyebab infeksi yang berbeda, dan patogen yang paling umum ditemukan adalah adenovirus dan SARS-CoV-2. Di Inggris dan Skotlandia, 75,5 persen dan 50 persen kasus dinyatakan positif adenovirus.

Adenovirus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada mata, usus, paru, dan saluran napas. Adenovirus juga ditemukan di beberapa sampel non-darah di antara kasus-kasus Inggris yang diselidiki.

Informasi tentang pengujian di UE/EEA tidak lengkap, tetapi di antara kasus yang dilaporkan, 10 dinyatakan positif adenovirus. Hasil juga berasal dari deteksi adenovirus dalam sampel feses di antara anak-anak berusia 1-4 tahun.

Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya