6 Fakta Menarik Empat Lawang, Pernah Dipimpin oleh 4 Pendekar

Nama kabupaten Empat Lawang menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)".

oleh Henry diperbarui 04 Mei 2022, 17:08 WIB
Jalur transportasi dari Kecamatan Tebingtinggi menuju Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Empat Lawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Kabupaten Empat Lawang diresmikan pada 20 April 2007 setelah sebelumnya disetujui oleh DPR dengan disetujuinya Rancangan Undang-Undangnya pada 8 Desember 2006 tentang pembentukan kabupaten Empat Lawang bersama 15 kabupaten/kota baru lainnya.

Kabupaten Empat Lawang merupakan pemekaran dari kabupaten Lahat dengan jumlah penduduk mencapai 333.622 jitwa pada 2020.  Ibu kota Pemerintahan berada di Kecamatan Tebing Tinggi, Sedangkan Kota Ekonomi Dicanangkan Di Kecamatan Pendopo. Wilayah Kabupaten Empat Lawang memiliki bentuk muka tanah bergelombang dan berbukit. Hal tersebut disebabkan oleh wilayah kabupaten ini yang sebagian besar merupakan daerah rangkaian Pegunungan Bukit Barisan di wilayah barat Pulau Sumatera.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Empat Lawang . Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Empat Lawang yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

 

1. Sejarah Empat Lawang

Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)". Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini. Pada masa penjajahan Hindia Belanda (sekitar 1870-1900), Tebing Tinggi memegang peran penting sebagai wilayah administratif (dan lalu lintas ekonomi karena letaknya yang strategis.

Tebing Tinggi pernah diusulkan menjadi ibu kota keresidenan saat Belanda berencana membentuk Keresidenan Sumatra Selatan (Zuid Sumatra) yang meliputi Lampung, Jambi dan Palembang. Tebing Tinggi dinilai strategis untuk menghalau ancaman pemberontakan daerah sekitarnya, seperti Pagar Alam, Pasemah dan daerah perbatasan dengan Bengkulu.

Rencana itu batal karena Belanda hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatra.Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Onderafdeeling Tebing Tinggi berganti nama menjadi wilayah kewedanaan dan akhirnya pada masa kemerdekaan menjadi bagian dari wilayah sekaligus ibu kota bagi Kabupaten Empat Lawang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Sungai Terusan

Ilustrasi air, sungai. (Sumber: Unsplash)

Ada salah satu kawasan wisata alam di Sumsel yang sangat mengesankan dan alami yang menjadi destinasi bagi para warga Kabupaten Empat Lawang maupun dari daerah lainnya, yaitu Sungai Terusan.

Para warga setempat biasanya berbondong-bondong menikmati sejuknya air di bentangan Sungai Terusan di Desa Terusan Lama, Kecamatan Tebing Tinggi. Menjelang sore hari, pengunjung Sungai Terusan bisa menikmati indahnya pancaran sinar matahari yang tergelincir di ufuk barat.

Sungai Terusan setiap hari selalu diramaikan dengan berbagai aktivitas warga, mulai dari mandi dan berenang, mencuci pakaian hingga ada yang mengumpulkan bebatuan di pinggir sungai untuk dijual.


3. Peninggalan Purbakala

Ilustrasi situs purbakala (Liputan6.com/kemdikbud.go.id)

Terkait erat dengan daerah Lahat dan Pagar Alam yang banyak memiliki situs purbakala, begitu juga dengan Empat Lawang yang masih terikat dalam satu wilayah Sumsel, Dengan ditemukannya beberapa arca dan dolmen serta naskah kuno yang ada di Empat Lawang, sontak hal ini membuat para peneliti meneliti kebenaran hal tersebut.

Adapun peningalan-peninggalan sejarah tersebut antara lain, Tujuh Batu Megalit. Batu megalit berbentuk manusia dalam berbagai ukuran mulai dari anak-anak hingga manusia dewasa ini berada di satu lokasi, dan letaknya terpencar di atas lahan seluas sekitar satu hektare di kawasan perbukitan di perbatasan Sumsel dengan Provinsi Bengkulu.

Ada juga Dolmen yang ditemukan oleh warga di Kecamatan Pendopo dan kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang. Dolmen atau meja batu merupakan tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen itu biasanya sering ditemukan kubur batu. Di Sumatra bagian selatan Dolmen memang sering ditemukan.


4. Kesenian Jidur

Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan. foto: dep.ri01. (dok.Instagram @visitempatlawang/https://www.instagram.com/p/CQ8E3POgJsS/Henry)

Seni pertunjukan tradisional Jidur yang berasal dari Kabupaten Empat Lawang telah lama mengalami mati suri. Namun, belakangan kesenian ini bakal kembali ditampilkan dalam kegiatan Pekan Adat Sumsel yang digelar di Palembang, pada November 2021.

Kesenian langka ini ditampilkan oleh Sanggar Seni Budaya dan Adat Empat Lawang pimpinan Sulton, yang juga sebagai ketua Pembina Adat Empatlawang. Meski sudah lama mati suri. Namun, sanggar yang berdomisili di Desa Bunungmerakso Baru, sejak setahun sebelumnya mulai menghidupkan kembali Jidur..

Kesenian ini masih sangat berpeluang dihidupkan lagi, meski para pelakunya sudah banyak yang meninggal. Jidur sebenarnya juga terdapat di daerah lain di Sumsel seperti Kota Palembang dan Pedamaran Kabupaten OKI. Hanya saja, kesenian Jidur Empat Lawang memiliki ciri khas tersendiri.

Jidur Empat Lawang mendapat pengaruh dari budaya Melayu Islam, sedangkan Jidur di daerah lain lebih mirip dangan tanjidor di Betawi yang berbasis musik blas atau brass yang dibawa oleh kolonial BelandaJidur Empatlawang terdiri dari unsur sastra (pantun), musik perkusi (jidur, gendang, ketipung, dan gong) dan unsur penari dana. Jumlah pemainnya total ada 6 orang.


5. Wisata Empat Lawang

Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan. foto: widsphotos. (dok.Instagram @visitempatlawang/https://www.instagram.com/p/CZf-ijGP266/Henry)

Ada berbagai destinasi wisata menarik di Empat Lawang, terutama wisata alam. Salah satunya adalah Air Panas Penantian. Air panas di kawasan ini terkenal memiliki khasiat menyembuhkan penyakit. Lokasinya terletak di Kecamatan Pasemahan Air Keruh atau Paiker, tepatnya di desa Penantian.

Anda bisa mengakses lokasi dengan kendaraan umum atau pribadi.Untuk biaya tiket masuk kawasan air panas Penantian sekitar Rp5.000. Untuk lokasinya buka selama 24 jam. Setelah mencoba sensasi mandi air panas di sini, Anda juga bisa menikmati pemandangan air terjun yang juga berada di sekitar lokasi.

Di pusat kota, Anda dapat menemukan tugu Emas yang merupakan lambang dan ikonik dari kabupaten Empat Lawang. Lokasi tugu ini banyak didatangi untuk dapat melihat panorama kota Tebing Tinggi dari mulai keramaian jalannya, hingga jembatan kereta api dan jembatan Jalintengsum yang bersebelahan atau sering disebut Jembatan Gandeng. Destinas wisata lainnya di Empat Lawang adalah, Arung Jeram Ulu Musi, Air Terjun Tujuh Panggung, Air Terjun Sangeh, Ayek Lintang, Pantai Terusan dan masih banyak lagi.


6. Kuliner khas Empat Lawang

Ilustrasi Tempoyak Udang Petai Credit: freepik.com

Dengan hanya menggunakan bumbu rempah-rempah pilihan dan masih mempertahankan cara memasak yang tradisional, kuliner khas Empat Lawang wajib Anda coba.  Salah satunya adalah Lempeng Sagu yang terbuat dari tepung sagu, garam, dan kelapa parut.

Cara menyantap hidangan ini yaitu dengan mencelupkannya ke dalam sambal belacan atau kuah khusus yang bercita rasa asam nan pedas.Tak hanya lezat dan mengenyangkan, mengonsumsi lempeng sagu ternyata juga dapat menyehatkan tubuh.

Lalu ada Kelicuk yang terbuat dari pisang yang telah ditumbuk hingga halus. Kemudian dicampur dengan beras ketan putih atau beras ketan merah dan dibentuk menjadi segitiga sama kaki. Kelicuk memiliki cita rasa manis nan gurih. Biasanya disajikan saat ada acara hajatan atau adat. Kuiner khas lainnya dari Empat Lawang adalah, Pindang Asam Ikan dan Pindang Tulang dan Tempoyak.

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya