Jelajah Alam dan Kearifan Lokal Desa Wisata Lerep

Desa Wisata Lerep berada di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

oleh Putu Elmira diperbarui 04 Mei 2022, 09:03 WIB
Desa Wisata Lerep (Tangkapan Layar Instagram/desawisatalerep)  

Liputan6.com, Jakarta - Sederet desa wisata di Indonesia menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Salah satunya di Desa Wisata Lerep yang berlokasi di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Rabu (4/5/2022), Desa Wisata Lerep terletak di lereng gunung Ungaran dengan suasana pegunungan, udara sejuk dan pemandangan yang indah. Desa ini ditetapkan sebagai desa wisata berdasarkan Surat Keputusan Bupati Semarang No 556/0431/ 2015 tahun 2015.

Desa Lerep mengandalkan kearifan lokal dan kreativitas warga dalam menyuguhkan paket-paket wisata Desa. Masyarakat desa besar masih berpenghasilan dari pertanian dengan topografi lereng gunung.

Maka yang menjadi andalan pertanian desa adalah pertanian buah-buahan, singkong, ubi jalar dan sayuran. Di bidang peternakan andalan utama peternakan sapi perah.

Harga-harga komoditi tersebut sangatlah fluktuatif dan cenderung sangat murah tidak sepadan dengan jerih payah para petani. Maka, masyarakat Desa Lerep menciptakan pasar kuliner jajanan Ndeso tempo dulu yang diadakan setiap Minggu pon.

Hasil pertanian Desa Lerep diolah menjadi makanan tradisonal dengan konsep alami tanpa menggunakan bahan kimia, tanpa pewarna buatan, disajikan dengan kemasan daun dan anyaman bambu sehingga dapat memininalisir pembentukan sampah anorganik. Di dalam acara pasaran Minggu pon ini dikemas dengan atraksi budaya tradisional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pasar Jajanan Ndeso

Pasar Jajanan Ndeso Desa Wisata Lerep (Tangkapan Layar Instagram/desawisatalerep)

Seluruh panitia dan pedagang menggunakan pakaian tradisional, dan di era pandemi ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna menjamin kebersihan dan kesehatan bersama. Jenis makanan yang disajikan di pasar jajanan ndeso ini sangat unik dan susah sekali didapatkan di tempat lain seperti Sego Iriban, Sego Tonjok, Krowodan Udan Angin, Sego Onyek, Dawet Nganten, Torok bentol, Dawet Brokohan, Bubur Suweg, Sego weton, Getuk Ndeler, Teh Tleser, Kopi Ceplus, Wedang Pala, dan lainnya.

Makanan tradisional yang paling popular dan banyak peminatnya adalah sego iriban. Makanan ini sejatinya hanya ada setiap kali acara tradisi iriban wangan cenginging.

Tradisi iriban wangan cengining dilakukan oleh warga Desa Lerep setahun sekali setiap bulan Rajab di Rabu Kliwon. Seluruh warga berkumpul di sumber mata air cenginging guna melaksanakan acara bersih kali.

Iriban berasal dari kata Irib-irib yang berarti nguri-nguri melestarikan sumber sumber air. Dalam acara iriban warga bergotong-royong membersihkan sumber air, menanam pohon di sekitar sumber air dan mereka semua secara sukarela membawa bekal berupa ayam kampung, bebek putih, mentok, nasi putih dan urap gudangan.


Kuliner Khas

Pasar Jajanan Ndeso Desa Wisata Lerep (Tangkapan Layar Instagram/desawisatalerep)  

Binatang unggas yang dibawa oleh masyarakat dikumpulkan menjadi satu dekat sumber mata air. Ratusan jumlah unggas yang dibawa masyarakat tersebut lalu disembelih di dekat sumber air kemudian bagian krakas ditusuk dengan sebilah bambu lalu dipanggang dalam kobaran api membara, sedangkan bagian jeroan setelah dibersihkan dicampur dengan daun kudo, daun kopi, daun papaya, cikra-cikri dicampur jadi satu kemudian dimasukkan kedalam potongan ruas bambu kemudian dipanggang atau dibakar atau dengan istilah lokal "dilemeng".

Setelah krakas bakar dirasa matang kemudian dicacah beserta tulangnya dicampur dengan adonan lemeng bumbu urap, nasi putih digelar memanjang di atas daun pisang sepanjang pinggir sungai bisa mencapai panjang 200 meter. Di atas nasi putih di taburkan cincang krakas panggang dan adonan lemeng.

Setelah dibacakan doa, maka seluruh warga makan bersama duduk berhadap-hadapan sepanjang gelaran bancakan iriban tersebut. Saat ini tidak harus setahun menunggu adanya sego iriban, tetapi di setiap Minggu pon bisa ditemukan di pasar jajanan ndeso Desa Wisata Lerep.

Pasar Jajanan ndeso melibatkan 312 pedagang, 20 orang panitia, 10 orang penjaga parkir, 30 orang ojek wisata, 22 orang penyaji kesenian tradisional, 12 orang pengatur jalan. Dengan adanya pasar jajanan ndeso membuka lapangan kerja di desa, meningkatkan nilai hasil pertanian dan tentunya meningkatkan kesejahteraan warga.


Wisata Alam

Curug Indrokilo Desa Wisata Lerep (Tangkapan Layar Instagram/desawisatalerep)

Desa Wisata Lerep juga memiliki destinasi wisata alam seperti Curug Indrokilo. Keindahan alam air terjun di lereng gunung ungaran, dengan udara sejuk dan rimbunnya pepohonan.

Ada pula Wahana Air Embung Sebligo, bermain wahana air di waduk atau embung yang berada di puncak bukit yang menyuguhkan panorama alam pegunungan yang sejuk dan udara masih segar. Embung sendiri sebenarnya berfungsi untuk menabung air pada saat musim hujan dan pada saat musim kemarau dialirkan ke lahan pertanian milik warga, kemudian dikembang untuk wisata wahana air dan pemancingan.

Wisata Embung Sebligo bisa diakses dari exit Tol Ungaran Kabupaten Semarang ke arah barat menuju Lereng Gunung Ungaran dengan waktu tempuh 20 menit. Untuk menikmati wisata ini tarifnya mulai Rp20 ribu.

Selain itu, terdapa pula Desa Wisata Lerep Ungaran Adventure, yakni paket wisata menelusuri perkampungan, perkebunan dan hutan di lereng gunung Ungaran dengan moda Mobil Offroad. Perjalanan dimulai dari embung Sebligo ketinggian 650 mdpl menuju puncak gunung ungaran 2.000 mdpl.

Jarak tempuh pulang pergi sekitar 40 kilometer dengan durasi waktu enam jam, fasilitas mobil offtroad, pemandu, snack ala gunung di puncak sikendil, spot selfi di kebun kopi arabica sikendil ketinggian 1.100 mdpl. Ada juga makan siang ala gunung di depan tungku perapihan di promasan, masuk gua jepang, petik teh di perkebunan teh medini ketingian 1.900 mdpl dengan harga paket Rp250 ribu per orang dengan rombongan minimal 30 orang.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya