Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri Thailand mengharapkan 20 juta turis mengunjungi kerajaan itu tahun depan atau sekitar setengah dari jumlah tahun sebelum pandemi. PM Prayut Chan-o-cha mengatakan prediksi ini masih mengandalkan situasi Covid-19 tidak memburuk.
Menurut laporan Bangkok Post, PM telah mengakui bahwa jumlah pariwisata telah meningkat secara signifikan sejak pelonggaran beberapa pembatasan. 'Signifikan' masih jauh di bawah 10 persen dari jumlah pariwisata yang tiba selama 2019.
Baca Juga
Advertisement
PM mengatakan bahwa meskipun ada sedikit perlambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekspor sebagai akibat dari melemahnya baht, ditambah dengan peningkatan jumlah wisatawan, adalah alasan untuk berharap. PM juga merujuk pada rencana untuk mengenakan biaya pariwisata 300 baht, tetapi rencana 'pajak wisata' belum dilaksanakan dan akan memerlukan lebih banyak diskusi tentang pengumpulan dan distribusi aliran pendapatan baru.
Menurut PM, pertumbuhan ekonomi terlihat lebih menjanjikan daripada yang terjadi pada kuartal terakhir 2021. Namun, perang Rusia di Ukraina, ditambah dengan pandemi yang masih berlangsung, masih dapat menghambat pemulihan. Akibatnya, pemerintah menurunkan proyeksi produk domestik bruto 2022 dari empat persen menjadi 3,5 persen.
Pada 2021, ekonomi Thailand tumbuh sebesar 1,6 persen, pulih dari kontraksi 6,2 persen pada 2020. Selain itu, Pemerintah berencana untuk memperkenalkan langkah-langkah untuk memerangi harga minyak yang tinggi, kata PM.
Dalam berita terkait, Bangkok segera melonggarkan lebih banyak pembatasan Covid-19, menurut Dr Parnrudee Manomaipiboon dari Administrasi Metropolitan Bangkok. Parnrudee mengatakan mandat masker akan segera dicabut di beberapa ruang publik dan tempat hiburan mungkin diizinkan untuk dibuka kembali jika mereka mengikuti langkah-langkah pencegahan penyakit yang ketat.
Sementara itu, menurut Dr Kiattiphum Wongrachit dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, ada peningkatan signifikan dalam situasi Covid-19 di Thailand, dengan jumlah kasus baru dan kematian terkait Covid terus menurun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wisatawan Rusia
Sementara itu, Thailand jadi salah satu tujuan wisata yang banyak dilirik para wisatawan, termasuk turis Rusia. Mereka tertarik untuk menjelajahi Negeri Gajah Putih tersebut.
Keinginan turis Rusia untuk mengadakan travel ke Thailand setelah negara itu mengumumkan awal pekan ini akan mencabut pembatasan perjalanan imbas Covid-19 untuk penerbangan ke-52 negara, dilansir dari laman The Thaiger, Senin (11/4/2022). Ketertarikan turis negara yang berjuluk beruang merah ke Thailand itu disampaikan sejumlah staf pariwisata Rusia.
Mereka mengklaim ada peningkatan besar dalam permintaan pencarian Thailand oleh orang Rusia. Pencarian tiket ke Thailand dilaporkan naik 20 persen. Data itu berdasarkan salah satu layanan perencanaan liburan populer di Rusia bernama OneTwoTrip.
Perencana liburan itu melaporkan bahwa minat orang Rusia di semua negara tumbuh antara 5-350 persen. Elena Shelehova, Kepala OneTwoTrip, mengatakan tentang lonjakan minat perjalanan sejak pemerintah Rusia mengumumkan pada 4 April 2022 bahwa mereka akan mencabut pembatasan perjalanan.
Ia mengungkapkan, pertumbuhan minat itu terlihat pada dasarnya untuk semua tujuan. Angkanya melonjak dari 5 persen menjadi 350 persen dibandingkan dengan angka rata-rata harian selama seminggu dari 29 Maret 2022 hingga 3 April 2022.
Advertisement
Masih Ditunda
Sementara itu, penerbangan dari dan menuju Thailand masih ditunda. Maskapai Rusia berada di bawah tekanan berat dari sanksi Barat. Karena perubahan rute dan harga minyak, penerbangan lanjutan yang dilakukan oleh operator asing terbatas.
Bulan lalu, banyak orang Rusia yang sudah melakukan perjalanan ke Thailand, akhirnya terdampar. Ada lebih dari 7.000 turis Rusia dan Ukraina di seluruh Thailand, dengan sekitar 3.000 orang Rusia saja terdampar di Phuket.
Hal itu menyusul langkah Mastercard dan Visa untuk menghentikan layanan ke kartu yang diterbitkan di Rusia. Banyak orang Rusia tidak dapat mengakses dana mereka untuk membayar penerbangan baru.
Orang Rusia merupakan kelompok turis terbesar di Phuket pada Desember 2021, dan lebih dari 17.000 dari mereka tiba di sana pada bulan itu. Mereka juga merupakan bagian utama dari pariwisata Thailand sejak masa pra-Covid.
Bali
Bali juga termasuk tujuan wisata populer di kalangan turis asal Rusia, yang berbondong-bondong ke pulau itu dalam jumlah puluhan ribu sebelum pandemi. Mereka juga termasuk kelompok turis yang pertama kembali ke Bali ketika perbatasan dibuka akhir tahun lalu.
Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Januari 2022 tercatat sekitar 1.150 orang Rusia masuk ke Indonesia. Situasi itu juga mendapat tanggapan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf.
Namun, invasi Rusia ke Ukraina ternyata ikut berimbas turis asal negara itu di Indonesia. Seorang turis Rusia di Bali sempat mengungkapkan tidak bisa bertransaksi menarik uang tunai dari rekeningnya.
Hal itu dikarenakan jaringan pembayaran memblokir transaksi kartu yang dipegang warga Rusia sebagai akibat dari invasi militer terhadap Ukraina.Turis Rusia bernama Konstantin Ivanov itu mencoba menarik uang tunai di salah satu mesin ATM di Bali, tapi ia gagal bertransaksi. Ternyata, layanan kartu ATM dari bank Rusia telah terblokir.
Advertisement