Hadiri Salat Idul Fitri 2022 di Sydney, PM Australia Didesak Perempuan Afghanistan Bantu Keluarganya

PM Australia Scott Morrison menghadiri Salat Id di Parramatta, Sydney. Dalam kesempatan tersebut, seorang perempuan Afghanistan memintanya membantu mengungsikan keluarganya.

Oleh ABC Australia diperbarui 05 Mei 2022, 07:20 WIB
Bendera negara Australia - AFP

, Sydney - PM Australia Scott Morrison menghadiri Salat Id di Parramatta, Sydney. Dalam kesempatan tersebut, seorang perempuan Afghanistan memintanya membantu mengungsikan keluarganya.

Kunjungan PM Australia itu ke Parramatta di kawasan Sydney Barat tersebut adalah bagian dari kampanye pemilihan umum yang akan diselenggarakan 21 Mei mendatang.

Mengutip ABC Australia, Kamis (5/5/2022), perempuan bernama Hijara Taufiq itumendekati PM Morrison setelah salat selesai. Dengan berlinang air mata ia meminta pertolongan karena khawatir dengan nasib keluarganya di bawah pemerintahan Taliban.

Keluarga perempuan Afghanistan tersebut tidak bisa mengungsi ke tempat lain karena tidak memiliki paspor dan visa.

"Kami membawa ribuan dan ribuan orang dari Afghanistan - sekarang jatahnya 16.500 dan kami akan melakukan segala sesuatu untuk mendatangkan  mereka," kata PM Scott Morrison menanggapi desakan perempuan tersebut.

Pada momen peringatan Hari Raya Idul Fitri 2022 itu, PM Morrison kemudian meminta calon anggota parlemen dari Parramatta, Maria Kovacic, terlibat dalam pembicaraan dan Kovacic mengatakan dia akan membantu anggota keluarga perempuan tersebut.

Mereka lainnya yang berada di sana mengatakan apa yang dialami keluarga Hijara Taufiq bukanlah kasus unik.

"Ini masalah yang sama yang dialami oleh setiap warga Afghanistan di Australia - semua orang mengkhawatirkan keluarga mereka karena ada masalah keamanan, ada masalah uang, karena tidak adanya pekerjaan," kata seorang pengusaha lokal di Parramatta Roya Soltani kepada SBS News."Jadi keadaan saat ini memang sangat sulit."

"Idul Fitri adalah hari yang menyenangkan untuk dirayakan, namun semua orang memikirkan keluarga mereka di sana."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1.000 Visa Kemanusiaan dari Australia untuk Afghanistan

Ilustrasi visa paspor

Bulan lalu penyelidikan yang dilakukan Komite Senat Australia mengenai keterlibatan Australia di Afghanistan mencatat bahwa "ada situasi tragis yang dihadapi oleh warga Afghanistan saat ini dengan situasi kemanusiaan di Afghanistan terus memburuk."

Laporan akhir dari komite senat menyebutkan lebih dari 100 ribu pengajuan untuk mendapatkan visa kemanusiaan yang dilakukan oleh warga Afghanistan untuk datang ke Australia. Namun sejauh ini baru sekitar 1.000 orang yang sudah mendapat persetujuan.

Departemen Dalam Negeri mengatakan kepada Senat di bulan Februari bahwa jumlah staf yang dikerahkan untuk menangani proses visa tersebut sudah ditingkatkan dari 19 orang menjadi 28 orang.

Pemimpin Partai oposisi dari Partai Buruh, Anthony Albanese, mengatakan lambatnya proses visa ini disebabkan  karena "semakin memburuknya  layanan publik" di bawah pemerintahan partai koalisi saat ini.

"Di banyak area, terjadi masa tunggu yang semakin lama," kata Albanese.

"Ini adalah salah satu alasan mengapa kami mengatakan kami akan meningkatkan dukungan terhadap layanan publik."


Idul Fitri 2022 Pemimpin Taliban Pidato Perdana, Puji Kemenangan di Afghanistan

Ilustrasi Taliban. (AFP)

Pemimpin Taliban yang tertutup, dalam penampilan publik yang langka, Minggu (5/1) memuji apa yang dikatakan sebagai kembalinya keamanan dan sistem Islam ke Afghanistan, setelah kelompok garis kerasnya merebut kekuasaan Agustus lalu.

“Selamat atas kemenangan, kebebasan, dan kesuksesan ini,” kata Hibatullah Akhundzada kepada ribuan jemaah di masjid pusat di Kandahar, kota di Afghanistan selatan.

Ia berbicara pada awal perayaan Idul Fitri selama tiga hari. Kota terbesar kedua di Afghanistan ini dikenal sebagai tempat kelahiran Taliban dan pusat kekuatan de facto-nya. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (2/5/2022).

Akhundzada menyampaikan pidato publik pertamanya sejak pengambilalihan itu. Ia menyampaikan pidato singkat tanpa menoleh ke arah para jemaah.

Petugas keamanan Taliban membatasi wartawan, termasuk awak televisi resmi Afghanistan, ke sudut masjid dan tidak mengizinkan mereka mendekati Akhundzada.

Seorang saksi mata mengatakan kepada VOA bahwa kompleks masjid itu dijaga ketat, dengan posisi senapan mesin di atap masjid di sekitar kubah dan menara yang sedang dibangun di sebelah gedung itu.

Sejumlah besar tentara Taliban dikerahkan di dalam dan di luar rumah ibadah itu dan helikopter MI-17 buatan Rusia serta satu pesawat Cessna melayang di atas masjid itu ketika Akhundzada menyampaikan pidatonya.

Langkah-langkah keamanan yang ketat itu disebabkan oleh rangkaian pemboman di masjid, sekolah dan sasaran sipil lainnya di kota-kota besar Afghanistan, termasuk ibu kota, Kabul, selama dua minggu terakhir, menewaskan dan melukai sejumlah orang.

Para korban kebanyakan adalah anggota komunitas minoritas Muslim Syiah. Beberapa serangan telah diklaim oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS Provinsi Khorasan, yang lebih dikenal dengan singkatan ISIS-K.


Idul Fitri Bawa Berkah Bagi Jutaan Orang Kelaparan di Afghanistan

Ilustrasi idul Fitri. (Freepik)

 Orang-orang di seluruh Afghanistan merayakan Idul Fitri pada hari Minggu, tetapi bagi jutaan orang Afghanistan, itu adalah hari lain perjuangan untuk menikmati makanan.

Lebih dari 90 persen warga Afghanistan mengalami kekurangan makanan, menurut PBB. Jamal, yang tidak ingin menyebutkan nama aslinya, termasuk di antara mereka yang menganggap Idul Fitri, yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan, membawa sedikit kegembiraan. Demikian seperti dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (2/5/2022). 

Pria berusia 38 tahun itu telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan ketika negara itu mendapati dirinya dicengkeram oleh krisis kemanusiaan parah yang dipicu sejak pengambilalihan Taliban sejak Agustus lalu.

Beberapa potong roti dari toko roti terdekat adalah apa yang bisa Jamal dapatkan untuk keluarganya yang terdiri dari 17 anggota. Sebagian darinya akan disimpan untuk kemudian dinikmati dengan makanan apa pun yang dapat mereka terima dari teman dan tetangga yang dermawan.

“Tapi saya tidak berharap kita akan mendapatkan banyak bahkan untuk Idul Fitri. Siapa yang akan memberi saya uang atau makanan? Seluruh kota hidup di bawah kemiskinan. Saya tidak pernah melihat hal seperti itu bahkan di kamp-kamp pengungsi tempat saya dibesarkan,” katanya, mengacu pada asuhannya di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Pakistan.

Seorang mantan pejabat pemerintah tingkat junior, Jamal menghabiskan sebagian besar bulan Ramadhan mencari pekerjaan atau dukungan untuk mencari makanan untuk sahur, makanan sebelum fajar, dan untuk buka puasa, makanan untuk berbuka puasa saat senja. 

Ramadhan adalah bulan paling suci dalam kalender Islam di mana umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja.

Selengkapnya di sini...

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran.(Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya