Top 3 Tekno: Square Enix Jual Studio Game Rp 4,3 Triliun Jadi Sorotan

Square Enix menjual studio game Eidos, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal ke Embracer Group senilai Rp 4,3 triliun.

oleh Iskandar diperbarui 05 Mei 2022, 11:00 WIB
Square Enix siap garap ulang game-game lawasnya (sumber: dualshockers.com)

Liputan6.com, Jakarta - Square Enix menjual studio game milik mereka yaitu Eidos, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal ke Embracer Group senilai USD 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (4/5/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari CEO Snap Evan Spiegel yang menilai metaverse ambigu dan hipotetis.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Square Enix Jual Studio Game Tomb Raider dkk Senilai Rp 4,3 Triliun

Kabar mengejutkan datang dari dunia game, di mana Square Enix memutuskan untuk menjual studio dan IP (Intellectual property) game mereka ke Embracer Group.

Adapun studio yang dijual Square Enix, termasuk Eidos, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal

Mengutip Polygon, Rabu (4/5/2022), Square Enix menjual studio game barat mereka seharga USD 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun ke Embracer Group.

Dengan penjualan ini, Embracer Group akan menjadi pemilih resmi lebih dari 50 judul game dari pustaka Square Enix, termasuk IP terkenal seperti Tomb Raider, Thief, dan Deus EX.

Diketahui, Embracer Group adalah perusahaan berbasis di Swedia dan sudah memiliki studio dan pengembang game besar di bawahnya, seperti THQ Nordic, Saber Interactive, Koch Media, Deep Silver, dan Coffee Stain Studio.

Baca selengkapnya di sini

2. CEO Snap Evan Spiegel Sebut Metaverse Ambigu: Definisi Setiap Orang Berbeda

Di tengah tren metaverse yang jadi visi di berbagai perusahaan teknologi, khususnya induk Facebook Meta, nyatanya tidak semua perusahaan memfokuskan dirinya untuk mewujudkan dunia virtual semacam ini.

Salah satunya adalah Snap, seperti yang diungkapkan oleh sang CEO Evan Spiegel. Menurutnya, mereka sekarang lebih fokus untuk pengalaman yang dibuat untuk dunia nyata, alih-alih metaverse virtual.

"Alasan mengapa kami tidak menggunakan kata itu adalah karena itu cukup ambigu dan hipotetis," kata Evan Spiegel kepada The Guardian, seperti mengutip The Verge, Rabu (4/5/2022).

"Tanyakan saja pada sekelompok orang bagaimana mendefinisikannya, dan definisi setiap orang benar-benar berbeda," imbuh suami dari model Australia Miranda Kerr itu.

Memang benar, sejauh ini, belum ada definisi yang tetap mengenai metaverse. New York Post misalnya, mendefinisikannya sebagai sesuatu yang luas, namun umumnya mengacu pada lingkungan dunia maya bersama, yang bisa diakses orang melalui internet.

Baca selengkapnya di sini 

 


3. Meta Klaim Reels Bikin Orang Habiskan Waktu Lebih Lama di Instagram dan Facebook

Logo Meta Facebook

Perusahaan induk Facebook, Meta, mengklaim bahwa konten video pendek mereka, Reels, sukses membuat mendorong pengguna untuk menghabiskan waktu lebih banyak di media sosialnya, Instagram.

Melalui laporan pendapatan di kuartal pertama (Q1) 2022, Meta menyebutkan, Reels membuat pengguna Instagram menghabiskan waktu 20 persen lebih lama di Instagram, dan 50 persen lebih lama di Facebook.

Meski begitu, mereka tidak merinci berapa banyak waktu yang digunakan oleh pengguna, dengan keberadaan Reels. Meta hanya mencatat, fitur ini memiliki kinerja yang baik di Facebook.

Mengutip Tech Crunch, Rabu (4/5/2022), CEO Meta Mark Zuckerberg, mengatakan meski Reels belum menghasikan pendapatan sebaik Stories, namun mereka optimistis untuk meningkatkannya di masa depan.

Zuckerberg juga mengatakan, berdasarkan pengalaman perusahaan untuk Stories, mereka juga tidak menghasilkan uang seperti feed utama, namun meningkat dari waktu ke waktu.

Selain melihat peningkatan tren video pendek, Meta juga melihat kemajuan dalam rekomendasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang mendorong lebih banyak konten baik di Reels maupun unggahan.

Zuckerberg menjelaskan, feed berubah dari yang dikuratori secara eksklusif oleh lingkaran sosial pengguna, menjadi direkomendasikan oleh AI.

Baca selengkapnya di sini 


Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya