1,4 Juta Orang Indonesia Ucapkan Selamat Ramadhan via Facebook dan Instagram

Meta baru saja mengungkap deretan hal populer yang dibagikan di Facebook dan Instagram selama Ramadhan tahun ini.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Mei 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Facebook. 

Liputan6.com, Jakarta - Meta Facebook membagikan sejumlah hal paling populer yang dibagikan para pengguna di Facebook dan Instagram selama Ramadhan 2022. Seperti diketahui, dalam Ramadhan tahun ini, banyak orang yang membagikan momen-momen mereka melalui platform Facebook dan Instagram.

Selain berbagai momen, mereka juga menemukan kisah kebaikan dan inspirasi melalui dua platform tersebut. Pada Ramadhan tahun ini, Meta juga kembali menghadirkan kampanye global #BulanKebaikan untuk mengangkata cerita inspiratif dari komunitas, serta berbagi ide dan cara bagi orang Indonesia.

"Tren dan data selama Ramadan tahun ini menunjukkan fitur-fitur yang kami sediakan dapat membantu banyak orang di Indonesia saling berbagi kehangatan, kebaikan dan merayakan kebersamaan secara virtual di bulan yang suci," tutur Country Director untuk Meta di Indonesia, Pieter Lydian dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (5/5/2022).

Sepanjang Ramadhan tahun ini, Meta mencatat, komunitas di seluruh dunia saling berbagai ucapan selamat Ramadan di Facebook dan Instagram.

Sejak akhir Maret 2022, ada lebih dari 39 juta orang di seluruh dunia mengucapkan 'Selamat Ramadan' dan 'Happy Mubarak', dan lebih dari 1,4 juta orang di antaranya berasal dari Indonesia.

Lalu secara khusus di platform Facebook, ada lebih dari 3,7 juta orang di seluruh dunia bergabung dengan lebih dari 14.000 grup Facebook yang memiliki minat dan fokus terkait Ramadhan pada 2022.

Di Indonesia sendiri, ada sekitar 3.340 grup Facebook yang fokus pada Ramadhan dengan jumlah anggota mencapai 365.515 orang. Selain itu, Meta juga menunjukkan lebih dari 219.000 orang di seluruh dunia mengatakan mereka tertarik mengikuti acara terkait Ramadhan selama bulan suci tahun ini.

Tidak hanya itu, Ramadhan tahun ini juga memberikan inspirasi pada komunitas global untuk membantu lebih banyak orang memberikan donasi. Pada momen ini, orang banyak menyalurkan donasi melalui Facebook dan Instagram ke lebih dari 500 organisasi nirlaba di seluruh dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Meta Klaim Reels Bikin Orang Habiskan Waktu Lebih Lama di Instagram dan Facebook

Ilustrasi Instagram Reels. 

Di sisi lain, sebelumnya Meta, mengklaim bahwa konten video pendek mereka, Reels, sukses membuat mendorong pengguna untuk menghabiskan waktu lebih banyak di media sosialnya, Instagram.

Melalui laporan pendapatan di kuartal pertama (Q1) 2022, Meta menyebutkan, Reels membuat pengguna Instagram menghabiskan waktu 20 persen lebih lama di Instagram, dan 50 persen lebih lama di Facebook.

Meski begitu, mereka tidak merinci berapa banyak waktu yang digunakan oleh pengguna, dengan keberadaan Reels. Meta hanya mencatat, fitur ini memiliki kinerja yang baik di Facebook.

Mengutip Tech Crunch, Rabu (4/5/2022), CEO Meta Mark Zuckerberg, mengatakan meski Reels belum menghasikan pendapatan sebaik Stories, namun mereka optimistis untuk meningkatkannya di masa depan.

Zuckerberg juga mengatakan, berdasarkan pengalaman perusahaan untuk Stories, mereka juga tidak menghasilkan uang seperti feed utama, namun meningkat dari waktu ke waktu.

Selain melihat peningkatan tren video pendek, Meta juga melihat kemajuan dalam rekomendasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang mendorong lebih banyak konten baik di Reels maupun unggahan.

Zuckerberg menjelaskan, feed berubah dari yang dikuratori secara eksklusif oleh lingkaran sosial pengguna, menjadi direkomendasikan oleh AI.

"Mampu secara akurat merekomendasikan konten dari seluruh dunia yang tidak Anda ikuti secara langsung membuka banyak video dan postingan menarik dan bermanfaat yang mungkin Anda lewatkan," ujar Mark Zuckerberg.


Penantang TikTok

Ilustrasi Instagram Reels. 

Zuckerberg juga mengklaim, AI yang mereka bangun bukan hanya sistem rekomendasi untuk video berdurasi pendek.

"Tetapi juga mesin penemuan yang dapat menunjukkan kepada Anda semua konten paling menarik yang telah dibagikan orang-orang di seluruh sistem kami," imbuhnya.

Reels sendiri merupakan salah satu strategi Meta untuk menghadapi persaingan di konten-konten video pendek dengan platform berbagi video asal Tiongkok, TikTok.

Tak hanya Meta, Google pun juga mencoba menantang TikTok dengan merilis fitur serupa yaitu YouTube Shorts. YouTube pun dilaporkan mulai melakukan uji coba untuk menampilkan iklan di konten Shorts.

Chief Business Officer, Google, mengatakan kepada para investor bahwa perusahaan secara khusus bereksperimen dengan iklan di aplikasi yang terpasang dan bentuk promosi lainnya.

CFO Alphabet, Ruth Porat menyebut, perusahaan mengalami sedikit hambatan dalam pertumbuhan pendapatan, karena penayangan Shorts tumbuh dalam persentase total waktu di YouTube. 


YouTube Shorts Uji Monetisasi

Ilustrasi YouTube Shorts. 

"Kami sedang menguji monetisasi pada konten pendek, dan umpan balik serta hasil awal pengiklan sangat menggembirakan," kata Porat seperti mengutip The Verge, Kamis (28/4/2022).

Dikutip dari Tech Crunch, Porat menambahkan bahwa tim di YouTube sedang fokus untuk "menutup celah" dengan iklan di konten video biasa, dari waktu ke waktu.

Menurut Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet, YouTube Shorts berhasil mengumpulkan 30 miliar penayangan atau views harian, di mana ini empat kali lebih besar daripada tahun lalu.

"Kami telah melihat investasi yang signifikan dalam video daring dan ada banyak inovasi, tetapi ada 2 miliar pemirsa masuk yang mengunjungi YouTube setiap bulannya," kata Pichai.

"Lebih banyak orang membuat konten di YouTube daripada sebelumnya, dan tim tetap sangat fokus dalam mencoba membantu berinovasi," imbuhnya. 

Pichai melaporkan, jumlah saluran YouTube yang menghasilkan pendapatan USD 10 ribu, naik 40 persen dari tahun ke tahun.

Namun secara keseluruhan, YouTube meleset untuk proyeksi per kuartal untuk pendapatan iklan. Platform ini mengharapkan menghasilkan USD 7,51 miliar, tetapi mereka sebenarnya menghasilkan USD 6,87 miliar.

Ini masih lebih tinggi dari kuartal satu tahun lalu, ketika YouTube memperoleh pendapatan iklan sekitar USD 6 miliar. Namun, para pemegang saham tentu tidak akan menyukainya.

(Dam/Isk)


Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya