Liputan6.com, Jakarta - Nasib anjing hadiah pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, untuk Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, akhirnya terungkap. Kedua anjing tersebut akan dipindahkan ke Yangsan, mengikuti Moon yang akan segera turun jabatan.
Dua anjing pemberian dari Korea Utara itu akan menempati kediaman pribadi Moon, tepatnya di Yangsan, Gyeongsangnam-do. Moon dan istrinya akan meninggalkan Gedung Biru pada 10 Mei 2022.
Advertisement
Menurut laporan media setempat, Herald Economy, pada 4 Mei 2022, Moon memutuskan tak menyerahkan dua anjing yang dinamai Gom-i dan Song Kang-i ke Presiden Korsel mendatang, Yoon Seok Yeol. Ia ingin terus membesarkan keduanya.
Meski begitu, kedua anjing tersebut tetap berstatus milik negara. Moon hanya akan mengasuh keduanya. Staf kepresidenan kini sibuk menyelesaikan dokumen pengiriman.
Dikutip dari AllKpop, Kamis (5/5/2022), Gom-i dan Song Kang-i diberikan pada Moon oleh Kim Jong-un setelah Pertemuan Antar-Korea ketiga yang berlangsung di Pyongyang pada 2018. Anjing tersebut diketahui berjenis pungsan. Menurut Cheong Wa Dae, kedua anjing itu lahir pada 2017.
Topik tentang nasib kedua anjing tersebut mengemuka karena Presiden Korsel terpilih diketahui telah memiliki seekor anjing dan kucing. Dilaporkan bahwaMoon Jae-in dengan sopan meminta pada Yoon apakah ia boleh membesarkan kedua anjing tersebut.
Yoon pun membalasnya dengan mengatakan, "Anak-anak anjing juga sulit menyesuaikan diri saat pindah, jadi silakan besarkan mereka bila Anda mau."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beranak-pinak
Tahun lalu, Moon mengungkap anjingnya yang bernama Maru telah melahirkan tujuh anak anjing. Ketujuh anak anjing itu merupakan hasil perkawinan Maru dengan salah satu anjing pemberian pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kabar kelahiran anak anjing itu disampaikan via akun Facebook Presiden Moon. Ketujuh anak anjing berbulu putih itu diketahui berjenis pungsan, sama dengan kedua induk mereka.
Moon memberitakan kabar bahagia itu setelah empat minggu kelahiran anak-anak anjing tersebut. Ia mengatakan, mayoritas anak anjing tubuh dengan baik, tetapi satu di antaranya mengalami kesulitan saat dilahirkan.
Kesehatannya juga tak begitu baik sehingga membutuhkan perawatan khusus agar bisa disusui. Moon saat itu belum menamai ketujuh anak anjing tersebut karena ia merasa kesulitan.
Sementara, anjing Gomi lebih dulu melahirkan enam anak anjing pada November 2018. Keenam anak anjing itu kemudian disebar ke empat pemerintah daerah, yakni Seoul, Incheon, Daejeon, dan Gwangju.
Anjing pungsan diketahui berasal dari wilayah pegunungan di Korea Utara. Anjing-anjing yang dikembangbiakkan untuk berburu harimau dan hewan liar lainnya ini dikenal gesit, cerdas, dan ganas terhadap mangsanya, namun ramah dan setia kepada tuannya.
Advertisement
Diskursus Makan Daging Anjing
Anjing menjadi salah satu hewan peliharaan populer di Korea Selatan. Seiring dengan itu, masyarakat juga semakin gencar menyuarakan pelarangan konsumsi daging anjing. Pada November 2021, Korea Selatan resmi meluncurkan satuan tugas untuk membahas lebih lanjut pelarangan praktik makan daging anjing yang telah berusia berabad-abad.
Sajian masakan daging anjing semakin tidak populer di Korea Selatan karena orang-orang muda menganggap daging anjing sebagai pilihan makanan yang kurang menggugah selera dan hewan peliharaan semakin populer di sana. Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, survei terbaru menunjukkan lebih banyak orang menentang pelarangan daging anjing meski banyak yang tidak memakannya.
Dalam pernyataan bersama, tujuh lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian Korsel, mengatakan mereka memutuskan membentuk kelompok yang terdiri dari pejabat, pakar sipil, dan orang-orang dari organisasi terkait untuk menyampaikan rekomendasi tentang kemungkinan pelarangan konsumsi daging anjing.
Pernyataan itu menyebutkan, pihak berwenang akan mengumpulkan informasi tentang peternakan anjing, restoran, dan fasilitas lainnya sambil mengevaluasi opini publik. Namun, pembentukan satgas itu disebut tidak menjamin pelarangan konsumsi daging anjing. Sikap yang ambigu itu memicu protes para peternak anjing dan aktivis hak-hak hewan.
Para peternak anjing mengatakan, peluncuran satgas itu tidak lain hanyalah formalitas untuk menutup peternakan dan restoran daging anjing. Sementara itu, para aktivis berpendapat pengumuman pemerintah tidak memiliki kepastian untuk melarang konsumsi daging anjing.
Konsumsi Daging Anjing
Ju Yeongbong, Sekretaris Jenderal Asosiasi Peternak Anjing, menuduh pemerintah "menginjak-injak" hak rakyat untuk makan apa yang mereka inginkan dan hak peternak untuk hidup. Dia mengatakan para peternak akan memboikot semua diskusi yang melibatkan pemerintah tentang daging anjing sebagai protes.
Lee Won Bok, Kepala Asosiasi Perlindungan Hewan Korea, menyebut pengumuman pemerintah "sangat mengecewakan'" karena tidak memasukkan rencana konkret tentang cara melarang konsumsi daging anjing. "Kami sangat meragukan apakah pemerintah memiliki tekad untuk mengakhiri konsumsi daging anjing," kata Lee.
Sekitar 1--1,5 juta anjing dibunuh setiap tahun untuk dimakan di Korea Selatan, menurun beberapa juta dari sekitar 10--20 tahun yang lalu. Menurut Ju, ribuan peternak saat ini membiakkan total sekitar 1--2 juta anjing untuk daging di Korea Selatan.
Ju mengatakan, para peternak, yang kebanyakan miskin dan lanjut usia, menginginkan pemerintah untuk sementara melegalkan konsumsi daging anjing sekitar 20 tahun lagi, dengan harapan permintaan akan berangsur-angsur berkurang. Lee mengatakan organisasi hak-hak hewan menginginkan pengakhiran bisnis daging anjing yang lebih cepat.
Advertisement