Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memenuhi undangan UNWTO untuk berpidato tentang pariwisata berkelanjutan di markas PBB pada 4--5 Mei 2022. Dalam pertemuan bertajuk "High Level Thematic Debate: Putting Sustainable and Resilient Tourism at The Heart of An Inclusive Recovery" itu, Sandiaga mempromosikan sedotan purun dari Belitung.
"Seperti sedotan lokal yang saya bawa dari Pulau Belitung. Ini tindakan konkret kami menggantikan sedotan plastik dengan sedotan yang terbuat dari (sejenis) rumput," ujarnya saat membawakan keynote address, dikutip dari Instagram pribadinya yang diunggah Kamis (5/5/2022).
Baca Juga
Advertisement
Sedotan purun pertama kali diperkenalkan kepada Sandiaga saat melakukan kunjungan kerja ke negeri Laskar Pelangi itu pada 2021. Hartati, pemilik label Purun Ecostraw, memajang produknya di pameran mini.
Kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu, ia mengaku mulai memperkenalkan produknya pada akhir 2019. Produk itu pertama kali dipasarkan ke Bali yang dikenal gencar menangkal penggunaan plastik sekali pakai.
"Saya coba dulu sebelumnya. Ada rasa atau apa, ternyata it's okay," ujarnya.
Sedotan ini diperoleh dari purun, sejenis gulma di rawa gambut. Produk itu tak serapuh sedotan kertas, tapi juga tak sekokoh sedotan logam yang banyak digunakan sebagai sedotan ramah lingkungan.
"Sifatnya seperti daun keladi. Tidak berubah bentuk juga tidak memakai perekat," ujarnya.
Proses pembuatannya membutuhkan waktu lima hari. Ia memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkan purun sebelum dioven agar benar-benar kering. Sedotan itu sengaja digunakan sekali pakai karena menyerap air. "Takutnya juga ada bakteri yang bersarang karena dia menyerap air," sambungnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terurai di Alam
Hartati menjamin sedotan purun tak akan menambah beban lingkungan. Karena menggunakan bahan alami, sedotan akan hancur dalam waktu seminggu setelah dibuang.
"Kalau dibuang ke laut pun enggak akan kesangkut," imbuhnya.
Ia mengaku banyak mendapat pesanan dari Bali dan Jakarta, terutama para pemilik restoran. Ia menjual dalam dua pilihan, sekotak isi 50 buah dan 100 buah dengan harga berkisar Rp25 ribu --Rp50 ribu. Hal itu menjadi salah satu wujud inovasi dalam sektor pariwisata berkelanjutan yang dipaparkan Sandiaga.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf menyinggung bahwa pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan harus melihat lebih jauh melampaui isu lingkungan atau kesejahteraan lingkungan. Menurut dia, penerapannya juga harus mengangkat martabat budaya lokal, masyarakat setempat, pengetahuan tradisional, serta menciptakan keseimbangan antara pariwisata massal dan pariwisata berkualitas.
"Kita perlu memastikan pariwisata berkelanjutan memberi manfaat pada masyarakat, kesejahteraan, dan planet yang menyentuh masyarakat lokal dan masyarakat adat. Seperti ini, sedotan lokal yang saya bawa dari Pulau Belitung," ucapnya.
Advertisement
Diskusi Tingkat Tinggi
Selain menyampaikan keynote address, Sandiaga juga diundang secara khusus untuk mengikuti diskusi tingkat tinggi PBB tentang pariwisata berkelanjutan. Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, kesempatan itu dimanfaatkan Menparekraf untuk memperluas jejaring dengan para petinggi PBB dan menggelar pertemuan dengan negara-negara sahabat.
Sejalan dengan Presidensi G20, Indonesia menjadi rujukan dan panutan dalam upaya pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat mendorong negara anggota PBB, khususnya G20, berpartisipasi aktif dalam Tourism Working Group dan forum multilateral lainnya.
"Kita memenuhi undangan dari President United Nations General Assembly yang menginginkan partisipasi aktif Indonesia dalam kebangkitan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan memastikan bahwa pariwisata Indonesia berkelanjutan dan fokus pada pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas," kata dia.
Konsep pariwisata berkelanjutan harus terus didorong dan sejalan dengan tetap memperhatikan dan memelihara keberlangsungan ekosistem nasional. Selain itu, pariwisata berkelanjutan juga bertujuan menyerap banyak tenaga kerja sehingga mendorong ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Inisiatif ini merupakan salah satu upaya kerja sama antara pelaku sektor industri dan pemerintah untuk meningkatkan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan," kata Sandiaga.
Lokomotif Kebangkitan
Dalam kesempatan itu pula, Sandiaga memaparkan dukungan Kemenparekraf terhadap pariwisata berkelanjutan melalui program pengembangan desa wisata yang berbasis komunitas dan ekonomi berkeadilan bagi setiap lapisan masyarakat. Hal ini sesuai rencana strategis UNWTO dalam upaya pemulihan pariwisata yang berkualitas untuk kesejahteraan masyarakat.
"Kita juga akan menjelaskan posisi Indonesia yang secara tegas tetap akan mengundang Rusia dan kami akan menambah Ukraina pada Tourism Working Group yang pertama sesuai arahan Presiden RI yang jadi bagian dari G20. Jadi, peran Indonesia inilah yang kita harapkan akan semakin membuka peluang untuk kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja, khususnya pariwisata berbasis masyarakat seperti desa wisata, program-program pemberdayaan UMKM, dan digitalisasi," kata Sandiaga.
Dalam unggahan di Instagram, Sandi menyinggung bahwa pariwisata berkualitas dan berkelanjutan merupakan game changer kebangkitan ekonomi dan pencipataan lapangan kerja. Ia menyampaikan sektor itu akan menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi nasional maupun global.
"Menjadi game changer terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas, serta berkelanjutan di era baru pascapandemi.Hal ini sejalan dengan UNWTO, yang meyakini bahwa pemulihan ekonomi global pascapandemi dimulai dari peningkatan mobilitas manusia disertai barang dan jasa yang tercermin pada peningkatan perjalanan dan pariwisata internasional," ia menulis.
Advertisement