Hepatitis Akut Menginfeksi Saluran Napas dan Cerna, Cegah dengan Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Hepatitis akut bergejala berat diduga sudah masuk ke Indonesia setelah tiga anak di Jakarta dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Penyebab Hepatitis C Credit: pexels.com/Viktor

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FKUI Prof Hanifah Aswari menyampaikan, penyakit hepatitis akut bergejala menginfeksi manusia melalui saluran cerna dan pernapasan.

"Dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS-CoV-2, virus ABV dan lainnya. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan," ujar Hanifah dalam keterangan pers virtual, Kamis (5/5).

Hepatitis akut bergejala berat, kata Hanifah, diduga sudah masuk ke Indonesia setelah tiga anak di Jakarta dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi.

Hingga kini, Kementerian Kesehatan masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi guna mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit tersebut.

Meski belum diketahui penyebab pasti penyakit hepatitis akut pada anakl, Hanifah menyarankan orangtua meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyakit tersebut pada anak-anak usia di bawah 16 tahun.

Prof Hanifah menyarankan langkah awal dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan guna mencegah risiko infeksi.

"Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kit adari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," jelasnya.

Hepatitis akut, kata Hanifah yang juga peneliti di RSCM, menular melalui saluran pernapasan sehingga perlu protokol kesehatan serupa pada penanganan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.

Upaya lain yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan adalah orangtua perlu memahami gejala awal penyakit hepatitis akut.

 


Gejala Awal Hepatitis Akut

Adapun gejala awal hepatitis akut secara umum adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selajutnya, gejala kan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna pucat.

Orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat diagnosis awal bila anak mengalami gejala-gejala yang disebutkan.

Hanifah mengingatkan untuk tidak menunggu hingga muncul gejala kuning hingga penurunan kesadaran ketika akan membawa anak ke fasilitas kesehatan.

"Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil," ujarnya.

Selain itu, dia menyarankan agar anak dengan gejala tersebut dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.

"Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelamatkannya sangat kecil," katanya.

 

 

 


3 Kasus Kematian Anak yang Diduga Terkait Hepatitis Akut

Berdasarkan hasil sementara investigasi kontak mengenai faktor risiko yang dilakukan Kemenkes bersama Dinas DKI Jakarta, ketiga anak yang meninggal diduga karena hepatitis akut misterius datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut.

"Karena datang sudah pada kondisi stadium lanjut, hanya memberikan waktu sedikit --- bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit --- untuk kemudian melakukan tindakan-tindakan pertolongan," kata Nadia dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut dijabarkan bahwa ketiga kasus hepatitis misterius berumur 2, 8, dan 11 tahun. Nadia, mengatakan, kasus usia 2 belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, yang 8 tahun baru dosis ke-1, dan 11 tahun sudah vaksinasi lengkap.

"Ketiganya COVID-19 negatif," kata Nadia.

"Kalau kita melihat dari data yang ada, satu kasus pernah sebenarnya memiliki riwayat penyakit lainnya. Ada penyakit lain yang kemudian pada kasus yang kita duga hepatitis akut ini," ujarnya.

Nadia menekankan kembali bahwa sampai saat ini ketiga kasus tersebut belum dapat digolongkan sebagai hepatitis misterius dengan kondisi akut dan gejala berat.

Akan tetapi baru masuk pada kriteria yang biasa disebut klasifikasi yang tertunda karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan.

"Terutama pemeriksaan Adenovirus 41 dan pemeriksaan hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan," ujarnya.


Tak Ada Riwayat Hepatitis pada Keluarga Pasien

Setelah melihat faktor risiko lainnya dari hasil PE, Kemenkes dan Dinas DKI Jakarta tidak menemukan adanya anggota keluarga lain dengan riwayat penyakit hepatitis atau penyakit kuning sebelumnya.

"Ketiga anak tersebut juga tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki gejala yang sama," kata Nadia.

Hanifah membenarkan bahwa ketiga kasus hepatitis misterius datang dalam kondisi berat dan rujukan dari rumah sakit di Jakarta.

"Kita sudah mencoba merawatnya di ICU dan tidak tertolong karena pada saat datang sangat-sangat berat," katanya.

Hanifah, menjelaskan, keluhan utama dari hepatitis satu ini berasal dari saluran cerna. Sebelum kuning harus segera dibawa ke rumah sakit.

"Ketiga pasien mengeluhkan mual, muntah, dan diare hebat," ujarnya.

"Akan tetapi hal ini masih dalam tahap investigasi apakah betul termasuk kriteria hepatitis akut berat seperti yang kita bicarakan ini atau bukan," Hanifah menambahkan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya