Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 50 basis poin (bps), atau setara 0,5 persen.
Kebijakan ini dipercaya bakal segera diikuti Bank Indonesia, yang masih menahan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen.
Advertisement
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, percaya langkah The Fed akan jadi sinyal naiknya BI 7 Day Rerverse Repo Rate sebesar 25 bps pada Mei 2022 ini.
"BI diperkirakan menaikkan suku bunga 25 bps sebagai respon naiknya suku bunga The Fed. Juga sebagai langkah pre emptives naiknya inflasi paska lebaran," jelas dia kepada Liputan6.com, Jumat (6/5/2022).
Menurut dia, ini jadi momentum tepat bagi Bank Indonesia untuk mendongkrak kembali suku bunga acuan, yang betah bertengger di level 3,5 persen selama 14 bulan.
"Selama ini kan suku bunga ditahan. Tapi mempertimbangkan efek naiknya Fed rate ke stabilitas nilai tukar dan gejolak pasar keuangan, maka BI sebaiknya segera sesuaikan bunga acuan," tutur Bhima.
Tak tanggung-tanggung, Bhima memperkirakan Bank Indonesia bakal menaikkan BI7DRRR sampai 75 bps atau 0,75 persen selama tiga bulan beruntun. Sehingga suku bunga acuan akan menyentuh level 4,25 persen.
"Mei ini mulai 25 bps. Bisa berlanjut 25-50 bps dalam 3 bulan ke depan," ujar Bhima.
Tok! The Fed Menaikkan Suku Bunga, Terbesar dalam 2 Dekade
Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar setengah poin persentase. Ini menjadi langkah paling agresif bank sentral ini melawan inflasi tertinggi selama 40 tahun.
“Inflasi terlalu tinggi dan kami memahami kesulitan yang ditimbulkannya. Kami bergerak cepat untuk menurunkannya kembali," kata Ketua Fed Jerome Powell melalui konferensi pers, yang ia buka dengan pidato langsung yang tidak biasa dengan menyebut "rakyat Amerika."
Dia mengakui beban inflasi ditanggung pada orang-orang berpenghasilan rendah. Namun ditegaskan jika pihaknya sangat berkomitmen untuk memulihkan stabilitas harga."
Dia mengakui jika kenaikan suku bunga 50 basis poin akan berdampak, meskipun kemungkinan tidak ada yang lebih agresif dari angka ini.
Tingkat suku bunga The Fed menetapkan berapa banyak bank membebankan bunga satu sama lain untuk pinjaman jangka pendek, tetapi juga terkait dengan berbagai tingkat utang konsumen yang dapat disesuaikan.
Advertisement
Kepemilikan Obligasi
Seiring dengan kenaikan suku bunga, Bank Sentral mengindikasikan akan mulai mengurangi kepemilikan aset pada neraca senilai USD 9 triliun.
The Fed telah membeli obligasi untuk menjaga suku bunga rendah dan uang kembali berputar melalui ekonomi selama pandemi, tetapi lonjakan harga telah memaksa pemikiran ulang dramatis dalam kebijakan moneter.
Pasar bersiap untuk kedua pergerakan tersebu. Namun gerak pasar diperkirakan akan tetap bergejolak sepanjang tahun.
Investor mengandalkan The Fed sebagai mitra aktif dalam memastikan pasar berfungsi dengan baik, tetapi lonjakan inflasi mengharuskan pengetatan.