Liputan6.com, Banyuwangi - Tradisi lebaran kuburan atau pemakaman masih dilestarikan oleh warga Dusun Krajan, Desa Bunder, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.
Lebaran yang biasanya identik dengan silaturahmi ke saudara, tetangga, dan teman. Namun, tradisi lebaran kuburan ini sambang leluhur yang sudah meninggal.
Advertisement
Tradisi lebaran kuburan ini setiap lebaran pasti diadakan. Selain salah satu momen lebaran juga menjadi adat istiadat warga Desa Bunder sendiri.
Kuburan yang biasanya dikenal dengan aura mistis dan horor mendadak jadi ramai. Konon, menurut warga Desa Bunder, leluhur yang telah meninggal itu masih ada, tetapi hanya wujudnya saja yang tidak ada.
Tradisi turun temurun ini juga menjadikan ajang silaturahmi. Ya, benar saja, ketika warga Desa Bunder hadir di kuburan pastinya mereka berjabat tangan saling bermaaf maafkan.
Tidak hanya itu, lebaran kuburan ini ditutup dengan selamatan dan bersantap tumpeng yang telah disiapkan dari rumah. Mereka menyantap tumpeng itu tepat di pusara leluhurnya.
Aktivitas warga Desa Bunder ini mayoritas adalah warga perantau yang bekerja di luar kota. Kurang afdol ketika mudik lebaran tidak mengikuti tradisi lebaran kuburan.
Perantau Ikut
Warga Desa Bunder Joni Dwi Saputro menyempatkan hadir dalam tradisi lebaran kuburan. Dia yang dari Kabupaten Bondowoso tentu tradisi ini sangat dinanti-nanti ketika lebaran tiba.
“Warga sini kurang lengkap, jika belum mengikuti acara ini, mangkanya saya menyempatkan pulang kampung untuk merayakan lebaran di tanah kelahiran,” ucap Joni, ditulis Sabtu (7/5/2022).
Sekedar diketahui, tradisi warga Desa Bunder ini diikuti oleh perantau dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Bali, Surabaya, Bali, Kalimantan, Sulewesi, Madura, serta berbagai kota lainnya.
"Kata orang sih ziarah kubur. Tapi kalau orang sini menyebutnya tradisi lebaran kuburan," ucap suami Martiya Kusuma ini.
Acara semakin gembira, ketika para bocah-bocah kecil menyalakan petasan di kuburan yang diselingi salam-salaman di pintu keluar kuburan desa setempat
Advertisement