Pendaki India Tewas Saat Daki Gunung Kanchenjunga Nepal, Jadi yang Ketiga di Tahun 2022

Narayanan Iyer (52) meninggal pada Kamis kemarin di ketinggian 8.200 meter, dekat puncak Gunung Kanchenjunga.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Mei 2022, 17:48 WIB
Gunung Everest berdekatan dengna Kangchenjunga. (Unsplash)

Liputan6.com, Kanchenjunga - Seorang pendaki asal India meninggal di Nepal dekat puncak puncak tertinggi ketiga di dunia, kata penyelenggara ekspedisi pada hari Jumat (6 Mei).

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (6/5/2022) ini adalah kematian ketiga dari musim pendakian musim semi Himalaya yang terbilang sibuk tahun ini.

Narayanan Iyer (52) meninggal pada Kamis kemarindi ketinggian 8.200 meter, dekat puncak Gunung Kanchenjunga.

"Dia lebih lambat dari yang lain dan kami memiliki dua pemandu yang membantunya. Dia sangat lelah, tidak bisa melanjutkan dan pingsan," kata Nivesh Karki dari perusahaan ekspedisi Pioneer Adventure mengatakan kepada AFP.

Karki mengatakan bahwa keluarga Iyer telah diberitahu dan perusahaan sedang mengerjakan rincian untuk pemulihan tubuhnya.

Nepal telah mengeluarkan 68 izin kepada pendaki asing untuk mendaki 8.586 meter Kanchenjunga musim ini dan beberapa berhasil mencapai puncak pada Kamis (5/5).

Iyer adalah pendaki ketiga yang meninggal di Nepal tahun ini.

Bulan lalu, seorang pendaki Yunani meninggal di Dhaulagiri setinggi 8.167 meter setelah ia jatuh sakit saat turun.

Beberapa hari kemudian, seorang pendaki Nepal yang membawa peralatan menanjak ditemukan tewas di Gunung Everest.

Nepal, rumah bagi delapan puncak tertinggi di dunia, menarik ratusan petualang selama musim pendakian (musim semi), ketika suhu hangat dan angin biasanya tenang.

Negara ini hanya membuka kembali puncaknya untuk pendaki gunung tahun lalu setelah pandemi menutup industri pada tahun 2020.

Tetapi dengan surutnya kasus virus corona, operator ekspedisi di Nepal berharap musim pendakian yang lebih sibuk tahun ini.

Pemerintah Nepal telah mengeluarkan izin untuk 918 pendaki gunung untuk musim ini, termasuk 316 untuk Gunung Everest.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2 Orang Pendaki Tewas di Gunung Everest

Gunung Himalaya

Dua pendaki gunung dari Swiss dan Amerika Serikat menjadi korban pertama musim pendakian di Gunung Everest tahun ini.

Menurut perusahaan penyelenggara ekspedisi yang berbasis di Nepal, Seven Summit Treks, Abdul Waraich, warga negara Swiss berusia 41 tahun, berhasil mencapai puncak gunung pada ketinggian 8.948 meter.

Tetapi mulai menghadapi masalah ketika turun Gunung Everest, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Pejabat perusahaan itu Chhang Dawa mengatakan dua sherpa lainnya dikirim untuk menemui Waraich dengan membawa oksigen dan makanan, tetapi ia meninggal dunia pada hari Rabu (12/5).

Pendaki Amerika, Puwei Liu yang berusia 55 tahun, baru berhasil mencapai Hillary Step, kamp tertinggi sebelum puncak gunung, sebelum ia menuruni Gunung Everest di wilayah Nepal dengan mengalami kelelahan dan buta salju.

Menurut perusahaan itu, Liu meninggal dalam perjalanan turun gunung itu.

Setelah menutup seluruh ekspedisi tahun lalu karena pandemi virus corona, Nepal telah mengeluarkan izin dalam jumlah yang merupakan rekor.

Hal ini dilakukan dalam upaya meraih kembali pendapatan dari sektor pariwisata selama musim pendakian yang populer pada April hingga Mei, sewaktu cuaca lebih ramah untuk melakukan pendakian. 

 


Cerita Pendaki yang Turut Tewas di Gunung

Ilustrasi Gunung Es

Pada Juni 2014, enam pendaki tewas di Gunung Rainier di Seattle, Washington, Amerika Serikat. Gunung api setinggi 14.411 kaki atau 4.392 meter dari permukaan laut (mdpl) itu telah merenggut sedikitnya 89 nyawa dalam 117 tahun terakhir. Kini, jumlah itu mungkin meningkat menjadi 95 orang.

Seperti dikutip Liputan6.com dari laman LA Times, empat pendaki gunung dan dua pemandu diperkirakan tewas setelah tim pencari menemukan jejak peralatan yang tersebar pada Sabtu 31 Mei. Ketua pemandu pendakian adalah Matt Hegeman, seorang pendaki senior di Gunung Shasta di California Utara.

Gary Harrington, Direktur Operasi Alpine Ascents International yang memimpin ekspedisi, mengatakan bahwa keluarga 6 pendaki langsung berangkat menuju Seattle pada Sabtu malam waktu setempat. Pihak berwenang tidak segera merilis nama-nama para pendaki, tapi anggota keluarga mengidentifikasi salah satu dari mereka sebagai Mark Mahaney (26) dari Saint Paul, Minnesota.

Tim penyelamat terbang di atas gletser Taman Nasional Rainier pada Sabtu pagi dan sore, mencari kelompok pendaki yang nahas itu. Mereka terakhir berkomunikasi melalui telepon satelit pada Rabu 28 Mei sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

Para pencari kemudian melihat kemah dan peralatan panjat pada gletser Carbon di ketinggian 9.500 kaki atau 2.895 mdpl. Tim penyelamat kemudian mendekat dan menemukan salah satu peralatan pendakian yang nyaris terkubur dalam salju.

Menjelang sore hari, pengelola Taman Nasional Rainier menyatakan tidak ada kesempatan bertahan hidup. "Diperkirakan, para pendaki itu jatuh dari ketinggian 3.300 meter, dekat lokasi terakhir mereka diketahui," ucap Randy King, pejabat pengelola taman nasional.

"Kejadian ini merupakan kehilangan mendalam bagi seluruh keluarga pemandu dan pendaki," imbuh dia.

 


Pernah Capai Puncak

Ilustrasi gunung es

Salah satu pendaki, Marfk Mahaney, pernah mencapai puncak Gunung Rainier. Namun kali ini ia mencoba rute baru, Liberty Ridge, salah satu jalur tersulit dan paling mematikan di gunung berapi tersebut. "Tidak akan mudah pada pendakian ini," tulis Mahaney di akun Facebook-nya bulan lalu.

Menurut pamannya, Rob Mahaney (53), keponakannya hanya akan berbicara tentang dua hal yakni pegunungan dan pacarnya. Halaman Facebook-nya dipenuhi dengan foto-foto keduanya.

Mark Mahaney teratur pergi ke ruangan panjat tebing buatan. Ia pun tak pernah melewatkan kesempatan memanjat tebing dan bermimpi menuju ke Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, suatu hari nanti.

Hampir 11 ribu orang mendaftar mendaki Puncak Rainier pada tahun 2013. Namun hanya sekitar setengah dari mereka yang serius mencoba menggapai puncak. Berdasarkan angka statistik yang dikeluarkan pihak Taman Nasional Rainier, 40% operasi penyelamatan diperlukan pada tahun lalu.

Sejak tahun 1897, setidaknya 89 orang telah meninggal di Gunung Rainier. Pada Juni 1981, 11 pendaki tewas setelah terkubur di bawah bongkahan es raksasa. Ini dianggap sebagai kecelakaan pendakian terburuk dalam sejarah AS.

Sejak itu, rata-rata satu kematian telah dicatat setiap tahun di Gunung Rainier. Terakhir, 6 pendaki dikhawatirkan tewas di gunung tersebut.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya