Kecolongan China, Australia Akrabkan Kembali Hubungan dengan Kepulauan Solomon

Australia ingin melanjutkan persahabatan yang kokoh dengan Kepulauan Solomon meskipun negara tetangganya itu telah menandatangani pakta keamanan dengan China.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2022, 09:00 WIB
Uromys vika (2)

Liputan6.com, Canberra - Menteri Pertahanan Australia mengatakan, Jumat (6/5), bahwa negaranya ingin melanjutkan persahabatan yang kokoh dengan Kepulauan Solomon meskipun negara tetangganya itu telah menandatangani pakta keamanan dengan China.

Berbicara di acara "Today'' di Jaringan Televisi Nine, Peter Dutton mengatakan bahwa Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare sudah sangat jelas menyatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan pangkalan militer China dibangun di negara kepulauan itu dan Australia mempercayai pernyataannya tersebut.

"Kesepakatan yang telah ditandatangani antara Kepulauan Solomon dan China memungkinkan kehadiran pasukan keamanan di Kepulauan Solomon, itulah dasar keseluruhan dari perjanjian tersebut," kata Dutton. Menurutnya, Sogavare sama sekali tidak memiliki pandangan buruk mengenai Australia menjelang penandatanganan pakta itu dengan China bulan lalu.

"Ia tidak mengatakan bahwa ia tidak mempercayai Australia atau bahwa ia tidak senang dengan hubungan itu, justru sebaliknya, tetapi China beroperasi dengan aturan yang sangat berbeda dengan kami," kata Dutton. "Berkaca dari apa yang terjadi di Afrika dan di tempat lain, kehadiran pasukan keamanan di Kepulauan Solomon adalah aspek kunci dari kesepakatan yang telah mereka tandatangani.''

Sogavare mengatakan kepada parlemen sebelumnya pekan ini bahwa para penentang pakta keamanan itu telah menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap Solomon dan telah menghina negaranya.

"Ia tidak mengatakan bahwa ia tidak mempercayai Australia atau bahwa ia tidak senang dengan hubungan itu, justru sebaliknya, tetapi China beroperasi dengan aturan yang sangat berbeda dengan kami," kata Dutton.

"Berkaca dari apa yang terjadi di Afrika dan di tempat lain, kehadiran pasukan keamanan di Kepulauan Solomon adalah aspek kunci dari kesepakatan yang telah mereka tandatangani.''

Sogavare mengatakan kepada parlemen sebelumnya pekan ini bahwa para penentang pakta keamanan itu telah menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap Solomon dan telah menghina negaranya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


China-Kepulauan Solomon Jalin Kerja Sama Militer

Pandemi COVID-19, Tentara China Latihan Militer di Pegunungan

Perdana Menteri Australia dan Selandia Baru menyuarakan keprihatinan tentang potensi kehadiran militer China di Kepulauan Solomon. Sebuah dokumen yang bocor pekan lalu menunjukkan bahwa China dapat meningkatkan kehadiran militernya di negara kepulauan Pasifik Selatan, termasuk dengan kunjungan kapal.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, dia telah berbicara dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern selama akhir pekan tentang perkembangan tersebut, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Ia juga berencana untuk berbicara dengan rekan-rekannya di Papua Nugini dan Fiji pada hari ini. "Laporan yang kami lihat tidak mengejutkan dan merupakan pengingat akan tekanan dan ancaman terus-menerus yang hadir di kawasan terhadap keamanan nasional kami sendiri," kata Morrison.

"Ini adalah masalah yang menjadi perhatian kawasan tetapi tidak mengejutkan. Kami telah lama menyadari tekanan ini," tambahnya.

Ardern menggambarkan kemungkinan pasukan militer China yang ditempatkan di Kepulauan Solomon sebagai keadaan yang sangat memprihatinkan.

"Kami melihat tindakan seperti itu sebagai potensi militerisasi kawasan," katanya kepada Radio NZ.

"Kami melihat sangat sedikit alasan dalam hal keamanan Pasifik untuk kebutuhan dan kehadiran seperti itu," tambahnya.

 


Permintaan PM Selandia Baru

PM Selandia Baru, Jacinda Ardern

Ardern mendesak para pemimpin Solomon "untuk tidak melihat melampaui keluarga Pasifik kita sendiri" ketika mempertimbangkan hubungan keamanan negara.

Kepulauan Solomon mengungkapkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama kepolisian dengan China.

Tetapi yang lebih mengkhawatirkan tetangga Solomon adalah draf teks pengaturan keamanan yang lebih luas yang bocor secara online.

Di bawah ketentuan rancangan perjanjian, China dapat mengirim polisi, personel militer, dan angkatan bersenjata lainnya ke Kepulauan Solomon “untuk membantu menjaga ketertiban sosial” dan untuk berbagai alasan lainnya.

Itu juga bisa mengirim kapal ke pulau-pulau untuk persinggahan dan untuk mengisi kembali persediaan.

Rancangan perjanjian menetapkan bahwa China perlu menandatangani informasi apa pun yang dirilis tentang pengaturan keamanan bersama, termasuk pada briefing media.

Ditanya tentang perjanjian itu pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing dan Kepulauan Solomon “melakukan penegakan hukum dan kerja sama keamanan yang normal atas dasar perlakuan yang sama dan kerja sama yang saling menguntungkan.”

Tidak segera jelas kapan perjanjian keamanan itu akan diselesaikan, ditandatangani atau mulai berlaku.

Kepulauan Solomon, rumah bagi sekitar 700.000 orang, pada 2019 mengalihkan kesetiaan diplomatiknya dari Taiwan ke Beijing.


AS Tegur Kepulauan Solomon Gara-Gara Ada Militer China

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung bergerak untuk membahas kehadiran militer China di Kepulauan Solomon. Pihak China berdalih militer mereka hadir untuk menjaga kepentingan pembangunan di negara tersebut. AS lantas memberi teguran kepada pemerintah Solomon. 

Pihak AS bertemu Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare ketika sedang melakukan berbagai kunjungan ke kawasan Oseania, termasuka Papua Nugini dan Fiji.

"Di Kepulauan Solomon, kami bertemu Perdana Menteri Sogavare dan hampir dua lusin anggota kabinetnya dan staf senior selama total hampir 90 menit," ujar Daniel Kritenbrink, Sekretaris Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, dalam konferensi pers, dikutip Rabu (27/4/2022).

"Ketika berada di sana, kami juga mendiskusi perjanjian yang ditandatangani baru-baru ini antara Kepulauan Solomon dan Republik Rakyat China, mencatat potensi implikasinya terhadap keamanan regional, termasuk Amerika Serikat dan sekutu dan mitra kami," lanjut Kritenbrink.

Ia menegaskan bahwa meski AS berminat memperluas kerja sama dengan Kepulauan Solomon, termasuk di bidang diplomasi dan kesahatan, Kritenbrink mengingatkan bahwa AS akan mengambil langkah jika militer China hadir secara permanen di Kepulauan Solomon.

"Kami memberitahu pimpinan Kepulauan Solomon bahwa Amerika Serikat akan merespons jika ada langkah-langkah yang diambil untuk mendirikan secara de facto kehadiran militer permanan, kapabilitas proyeksi kekuatan, atau instalasi militer di Kepulauan Solomon," jelas Kritenbrink.

Kritenbrink lalu berkata bahwa PM Kepulauan Solomon berjanji kepada AS bahwa tidak akan ada basis militer maupun kehadiran jangka panjang. AS juga mengajak Kepulauan Solomon untuk meningkatkan komunikasi.

"Kami berekspektasi bahwa dialog ini akan membahas isu-isu keamanan bersama dengan detail yang lebih besar, pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan masyarakat, dan keuangan dan utang," ujar pihak Amerika Serikat.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya