Karyawan Kerja dari Jarak Jauh, Airbnb Bakal Ubah Desain Kantor

Pergeseran ke pekerjaan jarak jauh juga berarti Airbnb akan menghabiskan lebih sedikit uang untuk ruang kantor

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Mei 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Airbnb baru-baru ini memberitahu karyawan kalau dapat bekerja dari jarak jauh secara permanen. Akan tetapi, ketika karyawan kembali ke kantor kemungkinan akan terlihat berbeda.

"Saya pikir kantor seperti yang kita tahu adalah gagasan yang ketinggalan zaman. Ini terutama, seperti yang saat ini dirancang, faktor bentuk anakronistik dari era pra-digital," kata salah satu pendiri dan CEO Airbnb Brian Chesky di KTT Dewan CEO Wall Street Journal pada Rabu, ditulis Sabtu (7/5/2022).

Dia mengatakan, perusahaan 100 persen berencana untuk mendesain ulang kantor-nya, tetapi mengakui tidak tahu persis seperti apa bentuknya.

"Saya pikir kami memiliki desain kantor yang cukup keren sebelumnya. Saya ingin kita benar-benar inovatif dalam desain kantor dan tempat kerja masa depan dan saya pikir kita harus hidup di dunia baru ini untuk mencari tahu seperti apa bentuknya. Tapi kantor masa depan tidak boleh menyerupai sama sekali kantor masa lalu karena dunia sedang berubah,” ujar dia dikutip dari CNN.

Satu hal yang dia prediksi adalah jatuhnya denah lantai kantor terbuka. "Denah lantai terbuka dengan ruang pertemuan yang semua orang mengantre untuk masuk dan tidak ada yang bisa menemukan ruang pertemuan, semua itu menurut saya adalah masa lalu,” ujar dia.

Namun, dengan kebijakan kerja fleksibelnya yang baru, Chesky mengatakan perusahaan berencana agar karyawan berkumpul secara langsung selama sekitar satu minggu setiap kuartal untuk memastikan ada hubungan manusia.

Pergeseran ke pekerjaan jarak jauh juga berarti perusahaan akan menghabiskan lebih sedikit uang untuk ruang kantor dan memiliki jejak kantor yang lebih kecil, karena hanya sebagian kecil karyawannya yang akan berada di kantor pada waktu yang sama.

"Kami akan memiliki tapak kantor yang jauh lebih kecil, kami mungkin akan menghabiskan sedikit lebih banyak uang untuk hiburan perjalanan untuk mengumpulkan orang-orang yang disebut mungkin akan ada lebih sedikit pertemuan perjalanan bisnis karena banyak hal dapat dilakukan melalui Zoom,” kata dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Karyawan Dapat Bekerja Dari Mana Saja

Ilustrasi kantor

Perusahaan yang berbasis di San Francisco mengatakan kepada karyawan bulan lalu mayoritas dari mereka dapat bekerja di mana saja di negara tempat mereka bekerja saat ini tanpa terpengaruh oleh gaji.

Sementara itu, mulai September, karyawan juga dapat memilih untuk bekerja dari lebih dari 170 negara hingga 90 hari setiap tahun di setiap lokasi. Namun, pekerja akan membutuhkan alamat permanen untuk alasan pajak dan penggajian, perusahaan mencatat dalam email kepada karyawan pada 28 April.

"Sebagian besar perusahaan tidak melakukan ini karena kerumitan yang tinggi dengan pajak, penggajian, dan ketersediaan zona waktu, tetapi saya berharap kami dapat menyediakan solusi open-source sehingga perusahaan lain dapat menawarkan fleksibilitas ini juga," kata Chesky melalui email.

Platform home-sharing telah mendapat manfaat dari peningkatan pekerjaan yang fleksibel. Chesky mengatakan kepada WSJ bahwa perusahaan tidak akan pulih secepat pandemi jika bukan karena jutaan orang yang tinggal di Airbnbs. Dia menambahkan, seperlima dari bisnis berasal dari orang-orang yang tinggal lebih dari sebulan.

"(Itu) bahkan tidak dianggap sebagai perjalanan klasik. Bisnis kami tidak akan pulih jika bukan karena orang-orang yang tinggal dan bekerja di Airbnb,” tutur dia.


Airbnb Cetak Rekor Pemesanan Akomodasi Tertinggi Sepanjang Kuartal I 2022

Ilustrasi Airbnb

Sebelumnya, Tingkat pemesanan akomodasi di Airbnb mencetak rekor tertinggi pada kuartal pertama 2022. Platform pemesanan akomodasi itu melaporkan pada Selasa, 3 Mei 2022, rekor itu dinilai sebagai angin segar bagi sektor perjalanan yang terdampak parah pandemi Covid-19.

Meski jumlah kasus infeksi tetap tinggi di beberapa negara dan Omicron masih membayang-bayangi, Airbnb mencatat 102 juta pemesanan akomodasi dan aktivitas travel dalam tiga bulan pertama tahun ini, mencetak rekor trirwulanan baru menurut pernyataan perusahaan dalam rilis.

"Para tamu memesan lebih banyak dari sebelumnya," kata Airbnb kepada para pemegang saham dalam surat. "Ke depan, kami melihat permintaan terpendam yang kuat dan berkelanjutan."

Dilansir Channel News Asia, Kamis (5/5/2022), harga saham perusahaan pemesanan akomodasi itu juga meningkat lebih dari tiga persen menjadi 150,5 dolar AS per lembar setelah perdagangan menyusul perilisan angka capaian perusahaan itu. Pendapatan Airbnb pada kuartal pertama mencapai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp23 triliun.

Angka itu naik 70 persen dari capaian periode yang sama pada tahun lalu. Perusahaan juga mengklaim angka kerugian triwulan menurun menjadi 19 juta dolar AS dari 1,2 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2021.

Pendapatan perusahaan yang berbasis di San Fransisco itu mencerminkan pemulihan yang sedang berlangsung di industri perjalanan. Angka itu sekaligus meningkatkan pangsa pasar Airbnb, menurut analis Baird, Colin Sebastian, dalam catatan investasi.

"Airbnb melampaui ekspektasi di hampir semua lini, dengan tren pemesanan yang kuat untuk musim panas dan seimbang sepanjang tahun," kata Sebastian kepada investor.

Ia menyambung, "Di masa depan, pemulihan perjalanan di wilayah perkotaan, lintas batas, dan (kawasan Asia Pasifik) semestinya mendorong tambahan pertumbuhan pemesanan."


Tren ke Depan

Ilustrasi Airbnb

Perusahaan memprediksi tren orang-orang memesan akomodasi jauh dari daerah perkotaan dan menginap di lokasi yang relatif dekat dengan rumah akan terus berlanjut. Namun, tidak menutup kemungkinan pelancong yang kembali melakukan perjalanan antarkota atau bahkan antarnegara.

Pendapatan tertinggi diperoleh dalam seminggu sebelum 11 Mei 2022. Pada saat bersamaan, Kepala Eksekutif Airbnb Brian Chesky akan mengumumkan apa yang disebut sebagai perubahan terbesar di dalam Airbnb selama satu dekade terakhir.

"Kami akan memperkenalkan Airbnb baru kepada dunia perjalanan baru," kata perusahaan dalam surat pernyataan mereka. Pihaknya menyatakan bahwa akan ada "cara yang sepenuhnya baru dalam pencarian sehingga para tamu akan bisa menemukan jutaan rumah unik yang tidak pernah mereka bayangkan."

Airbnb banyak mengubah layanan mereka pada tahun lalu untuk memanfaatkan rebound perjalanan pascapandemi. Pihaknya mencatat pertumbuhan terkuat untuk pemesanan akomodasi di daerah non-perkotaan dalam tiga bulan pertama 2022.

Platform pemesanan itu menarik perhatian di seluruh dunia, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan peraturan di beberapa yurisdiksi. Pada Maret 2022, pengadilan tinggi Uni Eropa memutuskan bahwa platform penyewaan properti harus berbagi data pemesanan dengan otoritas pajak regional di Brussel.

 


Bakal Terima Pembayaran Kripto

Ilustrasi kripto

Sebelumnya, CEO Airbnb, Brian Chesky, berbicara tentang cryptocurrency dan upaya perusahaannya untuk membantu pengungsi Ukraina dalam sebuah wawancara dengan CNBC Selasa.

Menurut situs webnya, Airbnb memiliki sekitar 6 juta listing aktif di seluruh dunia, dengan lebih dari 4 juta host. Ada 100.000 kota dan kota dengan daftar Airbnb aktif.

Chesky ditanya apakah Airbnb akan menerima kripto karena beberapa orang di Ukraina mencoba menerima pembayaran dalam mata uang kripto setelah invasi Rusia.

"Airbnb, maksud saya, saya secara pribadi mendukung gagasan kripto, tentu saja. Saya pikir ini adalah teknologi yang sangat menarik,” kata Chesky menjawab pertanyaan, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 8 Maret 2022.

“Saya menggunakan Twitter di awal tahun dan saya bertanya kepada komunitas di Twitter apakah Airbnb dapat meluncurkan sesuatu pada tahun 2022, apakah itu? Tanggapan nomor satu adalah untuk menambahkan pembayaran kripto, jadi saya memiliki tim yang memeriksanya,” lanjut Chesky.

Meskipun Chesky telah menyatakan hal tersebut, hingga saat ini belum ada konfirmasi dalam waktu dekat kapan Airbnb bisa menerima kripto sebagai opsi pembayaran.

Chesky mengatakan tidak mungkin kripto apa pun akan diimplementasikan secepat itu.

“Jadi saat ini kami benar-benar fokus pada penyediaan perumahan bagi para pengungsi. Itulah yang saya telah memobilisasi tim untuk melakukannya,” ujarnya.

Airbnb telah memikirkan tentang cryptocurrency selama beberapa waktu. Dalam prospektusnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) pada November tahun lalu, perusahaan tersebut menyebut blockchain dan cryptocurrency sebagai beberapa teknologi yang sedang dipertimbangkan.

Airbnb pada Senin mengumumkan mereka menawarkan perumahan sementara gratis untuk 100.000 pengungsi dari Ukraina. Sejak awal invasi Rusia, lebih dari 600.000 warga sipil telah meninggalkan Ukraina, menurut PBB.

Uni Eropa memperkirakan hingga empat juta orang mungkin mencoba meninggalkan Ukraina karena invasi Rusia.

"Kami menjangkau pemerintah di Polandia dan Jerman dan Hongaria dan Rumania, dan negara-negara bahkan di sebelah barat mereka untuk menawarkan bantuan,” pungkas Chesky.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya