Liputan6.com, Banjarnegara - Lazimnya Lebaran Idul Fitri, masyarakat mengonsumsi daging dan makanan lezat dari beragam bahan lebih banyak dari biasanya.
Padahal, konsumsi daging yang lebih itu bisa memicu asam urat. Asam urat disebabkan karena adanya penumpukan kadar asam urat yang tinggi dalam darah.
Ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan cukup asam urat untuk tetap pada tingkat yang dapat diterima, kristal asam urat kecil disimpan dengan persendian tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang luar biasa.
Baca Juga
Advertisement
Tradisi makanan daging, jeroan, santan itu seperti jor-joran pada masa lebaran. Makan dalam jumlah banyak dan kurang diimbangi dengan olah raga bisa meningkatkan risiko ancaman asam urat.
“Jadi sangat jelas bahwa Anda perlu tahu makanan apa yang harus dihindari dengan asam urat,” ucap dokter RSI Banjarnegara, Masrurorut Daroen.
Karena itu, mengingatkan agar masyarakat menjaga kesehatan pada masa Lebaran Idul Fitri ini.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Saksikan Video Pilihan Ini:
Daftar Makanan Berpotensi Picu Asam Urat
Salah satu cara efektif mengatasi atau mencegah asam urat adalah dengan memastikan bahwa kita tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kadar purin tinggi.
Dr Rury menyebut sejumlah makanan yang harus dihindari agar tak terkena serangan asam urat. Di antaranya daging, termasuk unggas dan ikan, karena mengandung purin.
"Batasi makanan jeroan jantung, hati, makarel, herring dan teri. Daging merah dan beberapa ikan seperti tuna, salmon, cod, lobster, scallop, dan udang juga mengandung purin tingkat sedang hingga tinggi," ujarnya.
Tak hanya daging, sayuran tertentu juga masuk daftar makanan yang harus dihindari. Di antaranya, kacang polong, kacang-kacangan, jamur, kembang kol, asparagus, dan bayam.
"Konsumsilah dalam jumlah yang sangat terbatas setiap hari jika Anda memiliki riwayat asam urat," imbuhnya.
Selain itu, Makanan lain yang perlu dihindari adalah, produk susu tinggi kandungan lemak. "Fokuslah untuk memilih produk susu rendah lemak atau bahkan bebas lemak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa produk susu seperti yogurt dan susu rendah lemak atau skim," dia menerangkan.
Tim Rembulan
Advertisement