Liputan6.com, Jakarta - Bocah-bocah dan remaja di bawah umur di Tiongkok, tampaknya akan lebih sulit untuk menonton streamer favorit mereka di jam larut malam. Hal ini setelah pemerintah mengumumkan sejumlah aturan baru.
Pada Sabtu pekan lalu, pemerintah Tiongkok lewat National Radio and Television Administration, mengumumkan sejumlah perubahan tentang aturan anak-anak dalam mengakses dan berinteraksi dengan konten daring.
Advertisement
"Platform perlu meningkatkan kontrol untuk menghentikan pengguna di bawah umur (bocil) dari memberikan tip pada livestreamer atau menjadi livestreamer sendiri tanpa izin wali," kata mereka, mengutip Kotaku, Senin (9/5/2022).
Seperti dilaporkan Reuters, ada dua perubahan kebijakan yang diumumkan oleh pemerintah terkait hal ini. Pertama, penonton anak yang masih di bawah usia 18 tahun tidak dapat lagi "memberikan tip" kepada para streamer.
Biasanya, praktik ini memungkinkan mereka mengirim sejumlah uang atau hadiah yang dapat ditukar dengan uang, umumnya disertai imbalan ucapan atau teks yang menyatakan kontribusi mereka terhadap kreator tersebut.
Kedua, akun anak-anak akan mengunci semua siaran streaming apabila pengguna berusaha untuk menontonnya, setelah jam 10 malam.
Selain itu, mereka yang bertanggung jawab dalam membuat konten, juga diminta untuk "memperkuat pengelolaan jam sibuk untuk acara semacam ini.
Patut diingat, Tiongkok tidak memiliki akses ke Twitch atau YouTube. Meski begitu, platform lokal seperti Bilibili, Huya dan Douyu milik Tencent, serta Douyin alias TikTok versi Tiongkok, memiliki fitur untuk live streaming.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perketat Live Streaming Game
Sebelumnya, Tiongkok juga memperketat aturan terkait live streaming atau siaran langsung dari game-game yang tidak mendapatkan restu dari negara tersebut.
Reuters melaporkan, National Radio and Television Administration Tiongkok pada Jumat lalu mengumumkan bahwa semua platform internet dilarang keras melakukan siaran judul game yang belum disetujui pemerintah.
"Untuk jangka waktu tertentu, masalah seperti siarang langsung daring yang kacau dan kecanduan remaja terhadap game telah menimbulkan kekhawatiran luas di masyarakat dan langkah-langkah efektif perlu segera diambil."
Mengutip The Gamer, Rabu (20/4/2022), analis industri game Daniel Ahmad mengatakan, biasanya game yang tak dirilis karena masalah lisensi, bisa disiarkan secara langsung di platform seperti Huya atau Bilibili.
Hal ini, menurut Ahmad, akan membangun hype dan mendorong pemain untuk menemukan cara alternatif untuk bermain.
Namun tanpa streaming, gamers di Tiongkok pun tidak akan menerima informasi apa pun tentang game yang tidak mendapatkan izin dari pemerintah negara tersebut.
Advertisement
Informasi Lebih Sulit Diakses
Mengutip Engadget, Ahmad mencontohkan Elden Ring, yang tidak mendapatkan persetujuan untuk dijual di Tiongkok. Game yang jadi bahan perbincangan beberapa waktu lalu ini, menarik minat banyak penonton di Huya.
Ahmad mencatat, game yang digarap oleh FromSoftware ini, berhasil menarik sekitar 17 juta pemirsa rata-rata harian kumulatif, di pekan pertama peluncurannya.
Apabila aturan baru ditegakkan, maka informasi dari game seperti Elden Ring benar-benar tidak akan bisa jadi lebih sulit untuk diakses, kecuali jika mereka mendapatkan izin dari pemerintah.
"Ini berarti dalam praktiknya adalah, bahwa kecuali jika game Anda disetujui, akan sangat sulit untuk mendapatkan visibilitas melalui siaran langsung, video pendek, iklan, atau saluran platform lainnya," kata Ahmad.
Kebijakan untuk Industri Gim Makin Ketat
Kebijakan pemerintah Tiongkok terhadap industri gim selama beberapa tahun terakhir, memang dilaporkan semakin ketat dan berdampak pada industri di negara itu.
Pemerintah Tiongkok sendiri sebelumnya sudah mencabut pembekuan semua permintaan persetujuan lisensi video game setelah 263 hari. Pengajuan mungkin dilanjutkan usai aturan di atas diberlakukan oleh pemerintah.
Selain itu, Tiongkok juga memberlakukan batas waktu bermain game online pada anak hanya tiga jam per minggu pada tahun lalu. Saat memberlakukan aturan tersebut, kantor berita milik pemerintah menyebut, game online adalah "opium spiritual."
National Radio and Television Administration pun juga menggunakan klaim serupa yang menyebut, masalah seperti kecanduan remaja mengharuskan perlunya tindakan segera pada siaran langsung video game.
(Dio/Isk)
Advertisement