Liputan6.com, Jakarta Kehebohan KKN Di Desa Penari memasuki babak baru. Judul film ini kembali trending di mesin pencari Google. Kali ini bukan lagi soal perang tiket melainkan spesifik mencari lokasi asli terjadinya tragedi yang kini diangkat ke layar lebar oleh sutradara Awi Suryadi.
Dalam wawancara eksklusif via telepon dengan Showbiz Liputan6.com, Senin (9/5/2022), sang sineas menyebut lokasi syuting beda dengan lokasi asli KKN di Desa Penari. Syutingnya di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.
“Syuting full di Yogyakarta dengan rencana awal 25 hari tuntas, ternyata molor 33 hari karena diadang hujan badai dan tanah longsor. Akses ke sana menjadi sangat sulit,” kata Awi Suryadi.
Baca Juga
Advertisement
Akibat longsor, distribusi kamera dan sejumlah peralatan tersendat. Setelah akses dapat ditembus, syuting dilanjutkan. Awi Suryadi menegaskan, Yogyakarta bukan lokasi asli terjadinya tragedi KKN di Desa Penari.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rahasiakan Lokasi
Mencermati filmnya, dialek dan aksen para tokoh pendukung di kisah KKN di Desa Penari mirip masyarakat di Jawa Timur. Dalam film, cerita berporos pada Widya (Adinda Thomas) dan Nur (Tissa Biani).
Sedangkan latar cerita dalam film adalah tahun 2009 di kota B dan kabupaten K. Awi Suryadi menyebut, “Dari awal pertemuan tatap muka dengan SimpleMan, hal pertama yang dia sampaikan ke saya adalah untuk merahasiakan lokasi aslinya.”
Advertisement
Cari Desa Lain
“Jadi memang kita perlu cari desa lain yang cocok (untuk syuting),” imbuhnya. Beredar spekulasi bahwa lokasi asli KKN Di Desa Penari adalah Banyuwangi, Jawa Timur.
Ditanya soal benarkah lokasi aslinya Banyuwangi, Awi Suryadi hanya tersenyum tanpa menyebut nama. Namun ia menyatakan, Kota Gudeg dipilih karena kondisi geografis dan atmosfernya mirip dengan lokasi asli.
Alasan Pilih Yogyakarta
Produser Manoj Punjabi sendiri yakin penggarapan yang serius akan membuat penonton serasa masuk ke Desa Penari yang sebenarnya. Awi Suryadi membenarkan.
“Ada adegan di perairan yang melibatkan Achmad Megantara dan Aghniny Haque. Di film durasinya sekitar 40 detik tapi syutingnya 6 sampai 8 jam dan itu sangat menantang,” urainya. Adegan ini melibatkan 110 ular yang “menari-nari” di perairan.
Advertisement