Liputan6.com, Banyuwangi Sejumlah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur (Jatim) sedang dilanda penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di antaranya sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi. Untuk itu peternak di Banyuwangi diimbau untuk tidak membeli hewan ternak dari luar kota.
Langkah ini sebagai alternatif untuk mengantisipasi resiko penularan PMK pada ternak-ternak yang ada di Banyuwangi. Penyakit mulut dan kuku sendiri terbilang ganas dengan tingkat penularan mencapai 90 hingga 100 persen.
Advertisement
"Jadi kalau dalam satu kandang ada satu yang terkena PMK hampir dipastikan yang lain juga terjangkit penyakit ini," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugianto, Senin (9/5/2022).
Atas maraknya PMK ini, Nanang meminta para peternak untuk bersama-sama siaga mencegah penularan agar tidak menjalar ke Banyuwangi.
"Yang pertama kami meminta masyarakat untuk tidak membeli ternak dari luar daerah, begitu sebaliknya jangan kita mengeluarkan ternak ke luar Banyuwangi dan cukup memutar di Banyuwangi," cetus Nanang.
Selain itu, para peternak juga diminta untuk tidak panik dan terburu-buru menjual ternaknya atas maraknya fenomena PMK. "Yang ketiga, para setidaknya tidak panic selling," ujarnya.
Dia menyebut populasi ternak di Banyuwangi Didominasi oleh sapi, kambing dan domba dengan rincian populasi sapi mencapai 140 ribu lebih ekor, sedangkan kambing dan domba di kisaran 240 ribu ekor.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ribuan Sapi Terjangkit PMK
Hingga kini Pemprov Jatim mencatat ada 1.247 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto terjangkit PMK.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gersik pada tanggal 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.
“Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Lamongan. Dimana ada sebanyak 102 ekor sapi potong yang terindikasi mengalami PMK dan tersebar di tiga kecamatan dan enam desa,” ucap Khofifah.
Dihari yang sama, kata Khofifah, Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong,sapi perah dan kerbau. Kasus itu ditemukan dengan sebaran di 11 kecamatan dan 14 desa.
“Sedangkan kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten terlaporkan pada 3 Mei 2022 di kabupaten Mojokerto, kasus yang dilaporkan tercatat ada 18 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa,” paparnya.
Kata Khofifah, wabah yang telah menyerang 1.247 ekor di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK.
“Ribuan sapi itu, terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK,” pungkas Khofifah.
Advertisement