Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tajam hingga sesi pertama, Senin (9/5/2022). Dengan IHSG koreksi tajam tersebut, apa yang sebaiknya dilakukan investor?
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG merosot 3,88 persen ke posisi 6.948,31. Indeks LQ45 susut 4,79 persen ke posisi 1.033,47. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.156,48 dan terendah 6.896,99.
Advertisement
Sebanyak 421 saham melemah sehingga menekan IHSG. 151 saham menguat dan 117 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.153.722 kali dengan volume perdagangan 15,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,7 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,63 triliun. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy naik 0,65 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 1,99 persen.
Sedangkan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 4,98 persen, dan pimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance susut 4,04 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur tergelincir 2,93 persen.
Analis Erdika Elit Sekuritas menuturkan, IHSG merosot didorong respons pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pekan lalu.
"Faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini akibat respon kenaikan suku bunga acuan The Fed pada minggu lalu, di mana pada minggu lalu IHSG libur panjang lebaran sehingga baru berdampak pada perdagangan hari ini," kata Ivan saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 9 Mei 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Analis
Dia menambahkan, investor harus berhati-hati melihat IHSG pada Senin, 9 Mei 2022 yang bergerak volatile.
"Investor harus berhati-hati melihat pergerakan IHSG hari ini yang bergerak volatile, sebaiknya investor bisa wait and see terlebih dahulu menantikan pergerakan market hingga stabil untuk kembali masuk ke pasar saham IDX," ujar dia.
Hal senada dikatakan Vice President PT INFOVESTA Wawan Hendrayana. Ia menuturkan, IHSG tertekan seiring kenaikan suku bunga acuan the Fed. Di tengah sentimen suku bunga acuan itu, bursa saham AS atau wall street sudah koreksi pada pekan lalu, sedangkan bursa saham Indonesia libur saat itu.
"Hari ini IHSG sedang penyesuaian," kata dia.
Ia menilai, koreksi IHSG masih wajar. Dengan IHSG yang tertekan ini, pelaku pasar juga dapat memanfaatkan untuk beli saham.
"Buy on weakness terutama saham bank karena efek kenaikan suku bunga jangka pendek saja menekan IHSG," ujar dia.
Selain sektor perbankan, Wawan menilai, sektor saham telekomunikasi juga dapat dicermati pelaku pasar. "Kesempatan buy on weakness, pasar juga antisipasi COVID-19 pascamudik," kata dia.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, di tengah koreksi IHSG, investor dapat mencermati saham emiten dari sektor energi yang masih menarik. Ia menilai sektor saham energi tersebut jadi pilihan lantaran harga komoditas yang menguat dengan permintaan seperti batu bara yang meningkat.
"Emiten-emiten dari sektor energi masih menarik," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Penutupan IHSG pada Sesi Pertama Senin 9 Mei 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin (9/5/2022). Tekanan IHSG juga didorong aksi jual investor asing yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG merosot 3,88 persen ke posisi 6.948,31. Indeks LQ45 turun 4,79 persen ke posisi 1.033,47. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.156,48 dan terendah 6.896,99.Sebanyak 421 saham melemah sehingga menekan IHSG. 151 saham menguat dan 117 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.153.722 kali dan volume perdagangan 15,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,63 triliun.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 1,99 persen dan indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,65 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno merosot 4,98 persen dan alami koreksi terbesar.
Diikuti indeks sektor saham IDXfinance susut 4,04 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur tergelincir 2,93 persen.
Vice President PT INFOVESTA, Wawan Hendrayana menuturkan, koreksi IHSG terjadi seiring suku bunga yang naik di Amerika Serikat (AS). Pada pekan lalu, bank sentral AS atau the Fed dongkrak suku bunga 0,50 persen.
"Di Amerika Serikat sudah terkoreksi saat kita libur, hari ini IHSG sedang penyesuaian," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham LAND melonjak 34,31 persen
-Saham SMDR melonjak 24 persen
-Saham IFSH melonjak 22,73 persen
-Saham PSSI melonjak 21,62 persen
-Saham ENRG melonjak 18,18 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham LFLO melemah 8,05 persen
-Saham DMMX melemah 6,98 persen
-Saham ASII melemah 6,93 persen
-Saham TFCO melemah 6,92 persen
-Saham RANC melemah 6,89 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham UNVR senilai Rp 91,9 miliar
-Saham UNTR senilai Rp 51,4 miliar
-Saham ANTM senilai Rp 34 miliar
-Saham SMGR senilai Rp 33,9 miliar
-Saham ITMG senilai Rp 29,2 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 784,8 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 485,7 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 210,9 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 168 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 150,2 miliar
Advertisement