Luhut: PPKM Jawa-Bali Akan Terus Diberlakukan Hingga Waktu yang Belum Ditentukan

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan, seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di tanah air.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Mei 2022, 15:30 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali akan terus diberlakukan. Menurut dia, perpanjangan PPKM akan terus dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan.

"Pemerintah juga menegaskan hingga hari ini masih dan akan terus memberlakukan aturan PPKM Jawa Bali hingga waktu yang masih belum ditentukan, mengikuti hasil evaluasi secara regular yang dipimpin langsung oleh Presiden," kata Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (9/5/2022).

Dia menyampaikan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia terus membaik, meski di tengah momentum Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Luhut menyampaikan, kasus Covid-19 di seluruh provinsi di Jawa-Bali turun 99 persen dibandingkan saat puncak varian Omicron.

"Secara khusus untuk wilayah Jawa dan Bali, perkembangan pandemi juga terus menunjukan tren penurunan yang sangat signifikan dalam semua aspek seperti kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit hingga tingkat kematian di hampir seluruh provinsi Jawa dan Bali," ujar dia.

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan, seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di tanah air. Namun, dia menekankan relaksasi aturan PPKM dilakukan dengan tetap dan terus mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.


Kasus Covid-19 di Tanah Air

RSDC Wisma Atlet Ditutup Sementara Pasca Penemuan Kasus Omicron (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Terkait detail aturan pelonggaran ini akan dituangkan kedalam Aturan Inmendagri ataupun SE Satgas yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat ini," kata Luhut.

Sementara secara nasional, kasus harian Covid-19 berada di bawah 1.000 selama 25 hari berturut-turut. Tak hanya itu, rawat inap secara nasional terus turun hingga 97 persen.

"Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya 2 persen dari keseluruhan bed yang tersedia," ucap dia.

Di sisi lain, Luhut menuturkan kasus kematian akibat Covid-19 juga turun hingga 98 persen yang disebabkan oleh varian Omicron. Kemudian, positivity rate berada di bawah 0,7 persen.

"Berdasarkan data-data d iatas kami meyakini bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia di tengah momen libur Idul Fitri hingga saat ini masih terkendali," tutur Luhut.


Covid-19 Diprediksi Meningkat Usai Mudik Lebaran, Kepala BIN: Pemerintah Sudah Siapkan Semua Skenario

Kepala BIN Budi Gunawan (Liputan6.com/ Johan Tallo)

Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca arus mudik 2022. Berdasarkan data, sekitar 85 juta pemudik kembali ke kota masing-masing.

"Pemerintah siap dengan semua skenario. Meskipun, kita cukup percaya bahwa kebijakan pelonggaran mudik tahun ini sudah tepat, risikonya cukup terukur dan termitigasi dengan baik,” kata Kepala Badan Intelijen Negara (KABIN) Jend Pol Purn Budi Gunawan dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022). 

Budi menerangkan, pemerintah telah mematangkan prosedur penanganan jika terjadi lonjakan kasus penularan Covid-19. Fasilitas-fasilitas kesehatan, SDM, obat, serta peralatan juga disiagakan. 

"Bisa dibayangkan betapa tingginya intensitas interaksi sosial yang berlangsung selama libur Lebaran ini, dan betapa tinggi risikonya bila tidak termitigasi dengan baik sejak awal,” kata Budi Gunawan, yang merupakan penggagas Medical Intelligence di Tanah Air.

Pemerintah percaya, pelonggaran mudik setelah dua tahun dibatasi merupakan langkah yang tepat. Berbagai indikator penanganan pandemi memang sudah mendukung. 

Sebulan lebih jelang mudik, tren perbaikan status pandemi berlangsung konsisten. Setelah mencapai puncak gelombang ketiga pada 16 Februari 2022 (64.718 kasus harian), kasus harian terus mengalami penurunan, diiringi dengan tren kenaikan jumlah pasien sembuh harian yang selalu lebih tinggi. 

Positivity rate terus turun dan stabil di bawah 5%, sesuai standar aman WHO. Tingkat keterisian (BOR) rumah sakit yang sempat di atas 60% juga semakin melandai tinggal satu digit. Dan yang paling melegakan, sero survei pada Maret 2022 menunjukkan, 99,2% penduduk telah memiliki antibodi yang baik, sekitar 7.000-8.000. 

"Hal ini menunjukkan, kombinasi antara percepatan vaksinasi dan pengendalian sosial tanpa lockdown total yang diinstruksikan Presiden terbukti berhasil,” ujar dia. 

“Pada skenario terbaik, yaitu tidak muncul varian baru yang lebih ganas dibanding Delta, maka kita percaya sudah berada di jalur yang tepat menuju akhir pandemi, lalu bertransisi menuju endemi.” imbuh dia.


Kembangkan Medical Intelligence

Vaksinasi Booster COVID-19 di Pasar Palmerah (Liputan6.com/ Herman Zakharia)

Budi menjelaskan vaksinasi dan dosis booster harus dilanjutkan. Begitu pun prosedur kesehatan, harus dibudayakan.

Dua hal ini akan menjadi bagian dari hidup kita, karena baik pada masa pandemi maupun endemi, sesungguhnya hidup bersama dengan virus Corona.

Bedanya, di masa endemi nanti, Indonesia memiliki lebih banyak kesempatan untuk membangun kemandirian vaksin, obat-obatan, serta mengembangkan medical intelligence untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya virus atau biopatogen lain. 

"Menghadapi pandemi selama hampir tiga tahun cukup memberikan pelajaran bagi kita untuk membangun kemandirian ini, termasuk antisipasi dampak ikutan seperti long covid dan fenomena hepatitis akut pada anak dan remaja yang pasukan medical intelligence kami monitor perkembangannya setiap hari baik global maupun lokal” tegas dia.

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya