Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan pada perdagangan Senin, (9/5/2022). Bahkan IHSG meninggalkan posisi 7.000.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menuturkan, pihaknya akan melakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan jika sentuh 5 persen.
Advertisement
"Akan ada trading halt selama 30 menit apabila indeks turun menyentuh lima persen," ujar dia kepada wartawan, Senin (9/5/2022).
Adapun pada penutupan perdagangan saham usai libur Lebaran 2022, IHSG merosot 4,42 persen ke posisi 6.909,75. Indeks LQ45 susut 5,48 persen ke posisi 1.025,94.Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG turun lebih dari 4 persen terparah sejak 2021.
"Pasar melakukan adjustment menyusul anjloknya bursa saham global di tengah liburnya pasar saham Indonesia selama sepekan kemarin," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.
Sejumlah faktornya antara lain:
1.The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga 0,5 persen pada rapat 5-6 Mei 2022, hal tersebut aksi yang agresif dalam 20 tahun terakhir.
2.Kekhawatiran pasar atas inflasi tinggi yang melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa.
3.Indeks sektoral paling dalam turun yaitu perbankan. Adapun sejumlah saham bank yang tertekan antara lain BBCA turun 6,46 persen, saham BBRI susut 6,98 persen, BMRI melemah 6,98 persen, BBNI sebesar 4,34 persen dan BBTN tergelincir 6,78 persen.
Awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.156,48 dan terendah 6.896,99. Sebanyak 423 saham merosot sehingga menekan IHSG. 163 saham menguat dan 114 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.748.948 kali dengan volume perdagangan 23,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 24,3 triliun. Aksi jual investor asing sentuh Rp 2,59 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.467.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy naik 0,23 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi bertambah 1,8 persen,dan memimpin penguatan.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno merosot 4,98 persen dan membukukan koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance susut 4,44 persen dan indeks sektor saham IDXhealth tergelincir 2,81 persen.
Sebelumnya BEI pernah melakukan trading halt pada September 2020. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Itu dilakukan pada pukul 10:36 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) akibat penurunan IHSG mencapai 5 persen pada 10 September 2020. Saat itu, IHSG turun 5 persen pada pukul 11.40 waktu JATS dibandingkan sesi penutupan perdagangan Rabu, 9 September 2020 di 5.159.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing
Saham-saham yang masih catat penguatan terbesar atau top gainers antara lain:
-Saham LAND naik 34,31 persen
-Saham SMDR naik 25 persen
-Saham NICL naik 23,19 persen
-Saham SONA naik 22,46 persen
-Saham PSSI naik 20,72 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham LFLO melemah 9,2 persen
-Saham SMKM melemah 8,94 persen
-Saham RUNS melemah 8 persen
-Saham BMRI melemah 6,98 persen
-Saham BBRI melemah 6,98 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham ANTM senilai Rp 159,8 miliar
-Saham UNVR senilai Rp 100,4 miliar
-Saham SMGR senilai Rp 30,9 miliar
-Saham EMTK senilai Rp 28 miliar
-Saham ITMG senilai Rp 27,4 miliar
Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 1,4 triliun
-Saham BBRI senilai Rp 687,9 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 283,9 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 264,6 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 109,6 miliar
Advertisement
Bursa Saham Asia Merosot
Bursa saham Asia pun tertekan pada awal pekan ini. Hal ini seiring investor cermati rilis data perdagangan China yang lebih baik dari yang diharapkan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 2,5 persen ke posisi 26.319,34. Koreksi indeks Nikkei dipicu penurunan saham Fast Retailing merosot 6,26 persen. Indeks Topix susut 1,96 persen menjadi 1.878,39.
Di bursa China, indeks acuan bervariasi. Indeks Shanghai naik ke posisi 3.004. Indeks Shenzhen merosot 0,40 persen ke posisi 10765,63.Ekspor China dalam denominasi dolar AS naik 3,9 persen year on year pada April. Hal ini di atas harapan analis dengan kisaran kenaikan 3,2 persen.
Sedangkan impor dalam denominasi dolar AS tidak berubah pada April 2022. Data tersebut muncul ketika daratan China terus memerangi COVID-19 terburuknya sejak awal 2020.
Presiden China Xi Jinping menekankan negara itu harus tetap berpegang pada kebijakan nol COVID-19 yang dinamis.
"Tidak jelas seberapa cepat China akan berputar menuju hidup dengan COVID-19," ujar Ekonom National Australia Bank, Tapas Strickland, Senin, 9 Mei 2022.
Indeks Acuan Lainnya
Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,27 persen ke posisi 2.610,81. Indeks Australia ASX 200 merosot 1,18 persen ke posisi 7.120,70. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,3 persen. Indeks dolar AS berada di posisi 103,991.
Yen Jepang diperdagangkan di posisi 131,09. Dolar Australia berada di posisi 0,7007 dari pekan sebelumnya 0,721.Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia.
Harga minyak Brent turun 0,3 persen menjadi USD 112,05 per barel. Harga minyak Amerika Serikat susut 0,46 persen menjadi USD 109,27 per barel.
Advertisement