Liputan6.com, Moskow - Iring-iringan serdadu dan senjata berat melintasi Lapangan Merah pada Senin (9/5), ketika Rusia merayakan Hari Kemenangan, atas Nazi Jerman, pada 1945.
Bumi ikut bergetar, ketika tank tempur, kendaraan lapis baja dan truk-truk yang membopong peluru kendali antarbenua, merayap pelan di jantung kota Moskow itu.
Biasanya, parade Hari Kemenangan menjadi kesempatan bagi keluarga untuk memajang foto anggotanya yang meninggal dunia di medan Perang Dunia II. Namun kali ini, seorang pejabat Rusia mengusulkan agar pengunjung parade membawa foto serdadu yang sedang berperang di Ukraina.
Baca Juga
Advertisement
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, sempat mewanti-wanti peringatan tersebut akan didahului eskalasi serangan oleh Rusia yang butuh mengumumkan kemenangan setelah 11 pekan menginvasi Ukraina, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Senin (9/5/2022).
"Mereka tidak punya apapun untuk dirayakan,” kata Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB. "Mereka gagal mengalahkan Ukraina. Mereka gagal membelah dunia atau memecah NATO. Dan mereka hanya berhasil mengisolasi diri,” imbuhnya dalam wawancara dengan stasiun televisi, CNN.
Sejumlah pengamat mengkhawatirkan perayaan Hari Kemenangan akan digunakan Presiden Vladimir Putin untuk mendeklarasikan "operasi khusus” di Ukraina sebagai perang terbuka. Dampaknya, jutaan warga akan dikenakan wajib militer dan berpeluang dikirimkan untuk berperang di Ukraina.
Perlawanan Terakhir di Azovstal
Pertempuran masih berkecamuk di berbagai kota di timur Ukraina. Tapi pengepungan Mariupol merupakan harapan terbesar bagi Rusia untuk membukukan keberhasilan di Hari Kemenangan, Senin (9/5).
"Kami mengalami pengeboman tanpa henti,” kata Kapten Sviatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Azov.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rusia Kuasai Sejumlah Wilayah
Rusia sejauh ini telah menguasai pusat kota, ketika pasukan Ukraina masih bercokol di kompleks industri, Azovstal. Pabrik logam seluas seribu hektar itu adalah satu-satunya kawasan di Mariupol yang masih bebas.
Serangan Rusia dikabarkan meningkat sepanjang akhir pekan. Namun, serdadu Ukraina mengaku bakal bertempur hingga penghabisan, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Senin (9/5/2022).
"Menyerah buat kami adalah sesuatu yang tidak bisa diterima,” kata Letnan Illya Samoilenko, anggota resimen Azov. "Kami tidak bisa memberikan kepada musuh hadiah semacam itu,” imbuhnya.
Rusia sebaliknya mendapat hadiah sanksi berupa embargo minyak dan gas oleh negara-negara G7, yakni Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat.
Selain itu, AS juga memberikan sanksi terhadap tiga stasiun televisi pemerintah, mengharamkan perusahaan jasa akuntansi dan konsultasi bisnis beroperasi di Rusia, serta melarang penjualan produk kayu, mesin industri, pemanas dan alat berat kepada Rusia.
Advertisement
Rusia Serang Pabrik Kokas di Kota Avdiivka Ukraina Timur, 10 Orang Tewas
Rusia melancarkan serangan kembali yang kali ini menargetkan sebuah pabrik di Kota Avdiivka, Ukraina timur pada Selasa 3 Mei 2022, kata gubernur setempat. Menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 15 lainnya.
"Setidaknya 10 orang tewas dan 15 orang lainnya terluka, akibat peledakan pabrik kokas Avdiivka oleh Rusia," kata gubernur wilayah Donetsk Pavlo Kyrylenko di Telegram.
Dia memperingatkan bahwa jumlah korban mungkin meningkat.
Kyrylenko mengatakan serangan Rusia itu terjadi ketika "para pekerja baru saja menyelesaikan shift mereka dan sedang menunggu bus untuk membawa mereka pulang dari pabrik di halte bus.
"Rusia tahu ke mana mereka membidik."
Avdiivka -- kota industri di utara Donetsk yang dikuasai separatis -- berada di garis depan perang dengan Rusia.
Pabrik kokas -- salah satu yang terbesar di Eropa -- telah menjadi sasaran berbagai serangan dalam beberapa tahun terakhir ketika pasukan separatis yang didukung Rusia memerangi pasukan Ukraina.
Perang Rusia Ukraina dalam beberapa pekan terakhir terpantau Moskow meningkatkan serangan terhadap wilayah yang dikuasai Kiev di wilayah Donbas timur, yang sekarang menjadi fokus invasinya ke Ukraina.
Kokas adalah bahan bakar dengan kandungan karbon tinggi dan merupakan produk industri yang penting, digunakan terutama dalam peleburan bijih besi, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan bakar di kompor dan penempaan.
Segelintir Warga Ukraina Berhasil Evakuasi dari Pabrik Baja yang Dikepung Rusia
Sekitar 20 warga sipil telah meninggalkan pabrik baja Azovstal di Mariupol, bagian terakhir dari kota selatan yang masih berada di tangan pasukan Ukraina.
Mereka adalah kelompok pertama yang pergi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kawasan industri yang luas ditutup pekan lalu.
Pembicaraan sedang berlangsung tentang membebaskan 1.000 warga sipil yang dilaporkan masih terperangkap di dalam, demikian seperti dikutip dari BBC.
Sementara itu Rusia dikatakan meningkatkan serangannya di timur.
Lebih dari seminggu yang lalu, setelah mengatakan Mariupol telah ditangkap, Presiden Putin mengatakan kepada pasukannya: "Blokir kawasan industri ini sehingga seekor lalat tidak dapat melewatinya."
Tetapi media Rusia telah melaporkan bahwa 25 warga sipil berhasil meninggalkan pabrik Azovstal pada hari Sabtu, termasuk enam anak di bawah usia 14 tahun - tetapi tidak mengatakan di mana kelompok itu telah dibawa.
Itu dikonfirmasi oleh tentara di dalam pabrik baja, yang menempatkan jumlahnya pada 20 wanita dan anak-anak.
Wakil komandan resimen Azov, Sviatoslav Palamar, mengatakan mereka "dipindahkan ke tempat yang cocok dan kami berharap mereka akan dievakuasi ke Zaporizhzhia, di wilayah yang dikendalikan oleh Ukraina."
Walikota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang di sana "berada di garis batas antara hidup dan mati".
"[Orang-orang] sedang menunggu, mereka berdoa untuk penyelamatan ... Sulit untuk mengatakan berapa hari atau jam kita harus menyelamatkan hidup mereka."
Advertisement