Harga Bahan Pokok Naik, Kemenparekraf Pinta Pengusaha Parekraf Punya Kepekaan Tinggi

Kenaikan harga bahan pokok terutama bahan pamgan membuat sektor parekraf harus bisa beradaptasi.

oleh Henry diperbarui 09 Mei 2022, 20:59 WIB
Menteri Parekraf Sandiaga Uno melihat salah satu karya pada acara AKI 2021 di Gandaria City, Jakarta, Kamis (9/12/2021). Program AKI yang berjalan dengan pendampingan dan mentoring mampu tingkatkan pendapatan peserta UMKM 10 kali lipat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pandemi Covid-19 yang sudah semakin menurun membuat berbagai sektor usaha bangkit kembali dari keterpurukan. Salah satunya adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif atau parekraf.

Pulihnya sektor parekraf tentunya ikut berpengaruh pada dunia kerja. Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.

"Bangkitnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya membuat banyak lapangan kerja baru dan angka pengangguran pun menurun. Di kuartal pertama ini saja angka pengangguran sudah menurun ke level 5,83 persen," ungkap Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing yang digelar hybrid pada Senin (9/5/2022).

Namun, Sandiaga menambahkan, ada ancaman inflasi karena ada kenaikan beberapa harga bahan pokok. Kenaikan harga bahan pokok terutama bahan pamgan membuat sektor parekraf harus bisa beradaptasi.

"Ini (kenaikan harga bahan pokok) memang tidak terelakkan karena adanya keterbatasan pasokan akibat disrupsi pandemi. Misalnya di Shanghai ada kemacetan kargo karena mereka terapkan total lockdown. Belum lagi konflik Rusia dan Ukraina yang membuat pasokan beberapa bahan pokok berkurang," terang Sandiaga.

"Kita sampaikan pada para pelaku parekraf bahwa daya beli masyarakat sekarang sedang menurun, terutama menengah ke bawah, jadi kita harus berempati dan berusaha memberi solusi," lanjut pria yang akrab disapa Sandi ini.

Kemenparekraf berharap para pelaku atau pengusaha ekraf punya kepekaan tinggi dan jangan menaikkan harga. Mereka diharapkan bisa menghadirkan produk pengganti bahan pokok yang lebih terjangkau.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bangga Buatan Indonesia

Menparekraf Sandiaga Uno di Weekly Press Briefing, 9 Mei 2022.  (Liputan6.com/Henry)

"Bidang kuliner kriya dan fesyen kita arahkan untuk masyarakat menengah ke bawah, kita siapkan substitusi seperti mengganti tepung terigu dengan tepung mocaf yang lebih alami," jelas Sandi.

Sandi menambahkan, produk ekraf sekarang juga sudah banyak yang memakai bahan alami dan berkelanjutan sehingga harganya bisa lebih terjangkau.  Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 masuk dalam kategori tertinggi di dunia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 hanya kalah dibandingkan dengan Vietnam.  Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 Vietnam di angka 5,03 persen, sementara Indonesia di angka 5,01 persen.

"Alhamdulillah pertumbuhan kuartal pertama kita di 5,01 persen dan tertinggi kedua setelah Vietnam di 5,03 persen. Tentunya kita harus pastikan ini momentum terus terjaga," tuturnya.

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar semakin baik, pemerintah memastikan penyerapan belanja pemerintah semakin berkualitas dan tepat waktu. Faktor lain yang menjadi perhatian yaitu Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.


Lapangan Kerja Baru

Ilustrasi Bahan Pokok. fto:Istimewa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

"Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, bukan hanya rancangan untuk pengadaan atau yang berhasil mencapai Rp583 triliun, tapi juga langsung realisasi kontraknya, sehingga ini bisa menggerakkan ekonomi membangkitkan peluang usaha dan lapangan kerja," katanya.

Sementara itu, dari sisi pengangguran telah berkurang sebanyak 350.000 dan ini sejalan terutama dengan sektor Parekraf. Kemenparekraf berharap di tahun ini kita bisa mengusahakan terciptanya 400.000 lapangan kerja baru.

Untuk sektor ekonomi kreatif, Kemenparekraf menargetkan akan tercipta 700.000 lapangan kerja baru dan berkualitas di sektor ekonomi kreatif. Jadi secara keseluruhan total dari pariwisata dan ekonomi kreatif akan menciptakan 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di 2022 ini.

Sandiaga sebelumnya menyatakan bahwa Indonesia saat ini menjadi acuan dunia dalam penanganan pandemi Covid-19 dan keberhasilan membangkitkan sektor pariwisata yang dihantam pandemi dalam dua tahun terakhir. Hal itu disampaikannya usai berpidato di ajang 'High-level Thematic Debate on Tourism' yang digelar di Balai Sidang Umum PBB, di New York, Amerika Serikat, Rabu, 4 Mei 2022.


Tak Boleh Berpuas Diri

Menparekraf Sandiaga Uno menunjukkan produk sedotan purun saat tampil sebagai pembicara kunci dalam pertemuan UNWTO di markas PBB. (dok. Instagram @sandiuno/https://www.instagram.com/p/CdKpGq7pRAs/Dinny Mutiah)

Situasi pandemi berdampak besar terhadap industri pariwisata dunia. Data menyebut, pergerakan turis internasional turun 73 persen dibanding level pra-pandemi pada 2019. 

Dampaknya semakin besar karena pariwisata memiliki efek bola salju ke sektor lain. Karena itu, ia menekankan bahwa penting bagi setiap negara untuk mengubah konsep industri pariwisata yang lebih berkelanjutan. Sandi menilai saat ini momen yang tepat untuk memulai transformasi karena pariwista global mulai kembali menggeliat dengan pertumbuhan perjalanan dan pariwisata 130 persen pada Januari 2022, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Indonesia, ia menyebut, memiliki 34 juta orang yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia pun berharap banyak dengan tren positif yang terjadi.

"Kami tidak boleh berpuas diri. Sangat penting bagi kita untuk tidak kembali ke pendekatan bisnis seperti biasa. Kita harus membangun kembali industri pariwisata dengan lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh," kata Sandiaga, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Ia berpendapat bahwa pengembangan pariwisata berkelanjutan tidak bisa hanya melihat isu lingkungan atau kesejahteraan lingkungan. Pendekatannya harus holistik, yakni dengan martabat budaya lokal, masyarakat, dan pengetahuan tradisional, serta menciptakan keseimbangan antara pariwisata massal dan pariwisata berkualitas.

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya