Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kelompok afiliasi ISIS di Mesir pada Minggu (8/5) mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menarget sebuah stasiun pompa air di sebelah timur Terusan Suez. Serangan itu menewaskan sedikitnya 11 tentara.
Sedikitnya lima tentara lain terluka dalam serangan Sabtu (7/5) itu, menurut militer Mesir. Demikian seperti dilansir dari laman VOA Indonesia, Senin (9/5/2022).
Advertisement
Insiden tersebut adalah salah satu serangan paling mematikan yang dialami pasukan keamanan Mesir dalam beberapa tahun belakangan.
Ribuan pelayat menghadiri beberapa pemakaman tentara yang tewas yang diadakan secara terpisah pada Minggu (8/5).
Sementara, Presiden Abdel Fattah el-Sissi, memimpin pertemuan Dewan Agung Angkatan Bersenjata yang dihadiri para komandan tinggi militer guna membahas konsekuensi dari serangan itu, kata kantornya tanpa merincikan lebih jauh.
Kelompok ekstremis itu mengumumkan klaimnya atas serangan tersebut dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita Aamaq. Otentisitas dari pernyataan itu belum bisa diverifikasi, tapi pernyataan itu dirilis di Telegram, seperti klaim-klaim serupa di masa lalu.
Sebelum Mesir, Afghanistan diguncang dua serangan bom dari dua mobil minibus. Menewaskan setidaknya sembilan orang pada Kamis 28 April 2022 di Mazar-i-Sharif, kata polisi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangkaian Serangan Bom, Beberapa Diklaim ISIS
Serangan itu hanya berselang beberapa hari setelah serangan bom mematikan di sebuah masjid Syiah di Mazar-i-Sharif, Afghanistan yang menewaskan setidaknya 12 jemaah dan melukai puluhan lainnya.
Serangan bom lain di masjid di kota Kunduz pekan lalu menyasar komunitas minoritas Sufi dan menewaskan sedikitnya 36 orang saat pelaksanaan salat Jumat.
Dalam serangan yang berbeda, yang juga menyasar orang-orang Syiah, dua bom diledakkan di sebuah sekolah di Kabul, menewaskan enam siswa.
Jumlah warga Syiah Afghanistan, yang umumnya dari komunitas Hazara, antara 10 dan 20 persen populasi Afghanistan yang berjumlah 38 juta jiwa.
Cabang regional ISIS di Afghanistan yang mayoritas Sunni telah berulang kali menarget kelompok Syiah dan minoritas seperti Sufi, yang mengikuti cabang mistik Islam.
Teroris ISIS mengklaim serangan terhadap masjid di Mazar-i-Sharif, tetapi belum ada yang mengklaim pemboman di Kota Kunduz.
ISIS merupakan kelompok yang mengklaim beraliran Sunni, seperti Taliban, namun keduanya saling bermusuhan.
Perbedaan ideologis terbesar di antara keduanya yaitu Taliban hanya menginginkan Afghanistan terbebas dari pasukan asing, sementara ISIS ingin mendirikan kekhalifahan Islam yang membentang dari Turki hingga Pakistan dan sekitarnya.
Sementara itu, para pejabat Taliban bersikeras pasukan mereka telah mengalahkan ISIS, namun para pengamat mengatakan kelompok teroris itu adalah tantangan utama keamanan.
Advertisement
Teror Bom ISIS Terus Hantui Afghanistan Selama Bulan Ramadhan
Islamic State Khorasan dan Tehrek-e-Taliban Pakistan (TTP) mendadak aktif menebar teror di Bulan Ramadan. Gelombang serangan oleh kedua kelompok memicu ketegangan antara pemerintahan Taliban dengan Pakistan.
Islamic State (ISIS) di Provinsi Khorasan pada Jumat (22/4) mengklaim diri bertanggungjawab atas serangan bom terhadap masjid Syiah di utara Mazar-e-Sharif. Serangan tersebut merupakan bom teror yang ketiga sepanjang Kamis (21/4) di Afghanistan dan tercatat sebagai yang paling mematikan.
"Ketika masjid sudah penuh oleh jemaah, bahan peledak didetonasi dari jarak jauh,” klaim ISKP dalam pernyataannya. Otoritas kesehatan Afghanistan mengklaim setidaknya 12 warga sipil tewas, sementara 40 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Serangan Taliban
ISKP sebelumnya membisu, setelah Taliban melancarkan serangan masif terhadap salah satu benteng terbesarnya di Provinsi Nangarhar, November tahun lalu. Baru sejak beberapa hari silam, mereka kembali aktif menebar teror di Bulan Ramadan.
Awal April lalu, dua bom meledak di kawasan Syiah di Kabul, Dasht-e-Barchi, yang menewaskan tujuh murid sekolah dan melukai sejumlah lainnya.
Ketegangan dengan PakistanTaliban juga direpotkan oleh aksi kelompok lain, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang giat menebar teror ke negara jiran. Serangan balasan Angkatan Udara Pakistan di Provinsi Kunar dan Khost, Minggu (17/4) lalu, menewaskan 47 warga sipil.
Kebanyakan korban serangan teror Islamic State itu adalah perempuan dan anak-anak, klaim otoritas Afghanistan. Hal ini membibit permusuhan baru antara Afghanistan dan Pakistan, dua negara yang bertetangga dan sebelumnya bersekutu erat.
Insiden berdarah itu makin meningkatkan ketegangan diplomatis antara kedua negara. Serangan terior tersebut adalah "sebuah kekejian,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melalui sebuah pesan audio, Kamis (21/4).
Advertisement