Larung Kepala Kerbau, Tradisi Ungkapan Syukur Nelayan di Jepara

Kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan tradisi peninggalan nenek moyang sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan nelayan selama setahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2022, 00:00 WIB
Tradisi lomban atau larung kepala kerbau di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada tahun ini kembali digelar, Senin (9/5/2022). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Jepara - Tradisi lomban atau larung kepala kerbau di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada tahun ini kembali digelar secara meriah dengan diikuti ratusan perahu nelayan setelah dua tahun sebelumnya digelar secara sederhana, Senin.

Dua tahun sebelumnya, pelarungan kepala kerbau beserta sejumlah sesaji yang dipusatkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, hanya diikuti puluhan orang untuk menghindari kerumunan, sedangkan hari ini (9/5/2022) kembali meriah karena diikuti ratusan orang.

Pelarungan sesaji di Perairan Jepara dipimpin Bupati Jepara Dian Kristiandi dari TPI Ujungbatu Jepara sebagai tempat kegiatan prosesi awal sebelum pelarungan.

Pelarungan dilakukan setelah kapal pengangkut sesaji berhasil menjauh dari perahu dan kapal yang ingin memperebutkan sesaji yang berisi kepala kerbau, ingkung (ayam utuh), jajanan pasar, serta ketupat dan lepat.

Meskipun demikian, sejumlah nelayan tetap nekat menceburkan diri ke laut setelah perahu yang mereka tumpangi berhasil mendekat.

Senggolan antarperahu maupun kapal nelayan pun tak terelakkan, namun tak ada perahu nelayan yang rusak karena tradisi lomban yang digelar setiap bulan Syawal menjadi acara tahunan sehingga peristiwa tersebut merupakan hal biasa.

"Kami bersyukur hingga acara tradisi larung kepala kerbau selesai dan kami kembali ke daratan, berlangsung lancar dan tidak ada permasalahan di lapangan," kata Bupati Jepara Dian Kristiandi.

 


Tradisi Turun Temurun

Menurut dia, tradisi lomban kupatan tahun ini memang berbeda dengan dua tahun sebelumnya, karena masyarakat luas bisa mengikutinya dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Bahkan, kata dia, jumlah perahu nelayan yang mengikuti tidak hanya 109 perahu sesuai laporan, namun jumlahnya bisa lebih.

"Kita semua patut bangga karena perayaan kembali digelar secara meriah seperti sebelumnya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan tradisi peninggalan nenek moyang sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan nelayan selama setahun," ujarnya.

Ia berdoa semoga Allah SWT mengabulkan permohonan para nelayan Jepara agar tahun ini hasil tangkapan di laut lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Bagi masyarakat Jepara yang tidak bisa menyaksikan secara langsung, juga disediakan tayangan live streaming di kanal Youtube Pemerintah Kabupaten Jepara. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya