Harga Kripto Hari Ini Selasa 10 Mei 2022: Bitcoin cs Semakin Terpuruk

Pada perdaganan Selasa (10/5/2022) pagi, kripto jajaran teratas masih melanjutkan keterpurukan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Mei 2022, 06:21 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas masih terus melanjutkan keterpurukan. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi (10/5/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 8,83 persen dalam 24 jam dan 19,40 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 31.147,90 per koin atau setara Rp 453,2 juta (asumsi kurs Rp 14.552 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 9,11 persen dan 19,71 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.300,77 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melemah pagi ini. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 12,86 persen dan 20,22 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 310,72 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 14,62 persen dan 18,88 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,6376 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih terus meorosot hari ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 11,78 persen dan 23,99 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 66,67 per koin.

XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 10,55 persen dan 17,50 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,5093 per koin. 

Terra (LUNA) juga masih melemah hari ini. Terra anjlok 35,55 persen dalam 24 jam terakhir dan 48,54 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 43,38 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,02 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya berada di level USD 1,00.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pasar Kripto Masih Lesu, Ini Penyebabnya

Ilustrasi kripto

Sebelumnya, pasar kripto masih melanjutkan keterpurukan sejak sepekan terakhir. Bitcoin dan kripto jajaran teratas lainnya masih stagnan bertahan di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin siang, 9 Mei 2022, harga Bitcoin berada di kisaran harga USD 33.667 atau sekitar Rp 490,3 juta (asumsi kurs Rp 14.565 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan, penurunan drastis yang dialami pasar kripto secara fundamental saat ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga AS oleh the Fed untuk menekan inflasi.

"Faktor yang mempengaruhi harga kripto terutama Bitcoin turun adalah kenaikan suku bunga di AS untuk menekan inflasi. Bank sentral global juga alami inflasi cukup tinggi dampak konflik Rusia-Ukraina. Apalagi negara yang berikan sanksi pada Rusia, inflasi-nya cukup tinggi,” ujar Ibrahim ketika dihubungi Liputan6.com, Senin, 9 Mei 2022.

Pada Rabu mendatang, AS akan merilis data inflasi, menurut Ibrahim, kemungkinan tingkat inflasi akan mengarah ke 9 persen dari yang sebelumnya 8,5 persen.

“Tingkat inflasi yang tinggi ini bisa membuat pemerintah AS ketar-ketir dan risiko terjadi resesi juga cukup besar. Resesi ini juga tidak hanya bisa terjadi di AS tapi di negara besar seperti Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya. Resesi ini juga dapat memicu penurunan harga kripto,” jelas dia.

 


Harga Kripto Masih Melemah secara Teknikal

Ilustrasi bitcoin

Di sisi lain, untuk Bitcoin Ibrahim mengatakan secara teknikal masih menunjukkan tren penurunan. Harga saat ini yang berada di kisaran USD 33.000 masih bisa terkoreksi lebih dalam lagi.

"Dari analisis teknikal pertama, Bollinger Band, untuk daily mengindikasikan 70 persen itu masih akan melemah. Kemudian analisis kedua, moving average ini juga masih mengindikasikan Bitcoin akan jatuh,” tutur Ibrahim

“Teknikal ketiga, Stochastic sendiri mengindikasikan Bitcoin masih akan jatuh, itu kelihatan 70 persen turun. Inilah kemungkinan besar Bitcoin yang saat ini ada di USD 33.500 bisa turun di USD 30.000-an dan bisa saja menyentuh USD 29.000 itu level terakhir,” lanjut dia.

Meskipun begitu, menurut Ibrahim, harga Bitcoin dan kripto lainnya masih berpotensi untuk kembali melonjak jika ada faktor pendorong dari konflik Rusia-Ukraina.

"Pada 9 Mei, Rusia melakukan peringatan kemenangan atas Nazi pada perang dunia ke-2. Nah kita masih belum tahu apakah perang yang terjadi saat ini akan menjadi perang dunia ke-3 atau tidak. Jika informasi perang ke-3 benar, maka akan membawa harga Bitcoin melambung tinggi lagi yang secara teknikal harga terendah berada di USD 29.000,” pungkas Ibrahim.


Harga Bitcoin Sempat Sentuh Rp 492 Juta, Turun 50 Persen dari Posisi Tertinggi Sepanjang Masa

Ilustrasi bitcoin

Sebelumnya, bitcoin, salah satu aset kripto paling populer di dunia, memperpanjang penurunannya hingga akhir pekan. Mengawali pekan kedua Mei 2022, Senin (9/5/2022) dini hari, Bitcoin sempat jatuh hingga level USD 33.921 atau sekitar Rp 492,1 juta setelah minggu yang bergejolak untuk saham dan aset lainnya.

Namun, harga bitcoin berhasil naik sedikit dan diperdagangkan di kisaran USD 34.000 yang artinya turun sekitar 50 persen dari harga tertingginya pada November 2021 yaitu di kisaran USD 68.000.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin, 9 Mei 2022 penurunan terjadi setelah minggu yang bergejolak untuk pasar saham yang melihat ayunan besar naik dan turun setelah keputusan Federal Reserve memberikan kenaikan suku bunga setengah poin pada Rabu lalu.

Karena korelasi saham dan kripto yang semakin kuat, ayunan tersebut secara tidak langsung juga berimbas pada pasar kripto.

Pasar saham AS ditutup melemah pada Jumat lalu dengan Nasdaq teknologi berat tenggelam 1,4 persen sehari setelah jatuh 5 persen, menjadi kinerja terburuk sejak 2020.

S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average turun dalam peningkatan yang lebih kecil tetapi melanjutkan penurunan mereka menyusul kenaikan suku bunga setengah poin yang diperkirakan secara luas oleh bank sentral AS Rabu lalu.

Di sisi lain Bank of England (BoE) melanjutkan jalur moneternya yang lebih hawkish, menaikkan suku bunga seperempat poin ke level tertinggi dalam 13 tahun. Hal itu juga secara tak langsung memberikan dampak pada guncangan kripto selama sepekan terakhir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya