Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham, Selasa (10/5/2022). Investor asing pun masih melakukan aksi jual signifikan.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melemah 2,89 persen ke posisi 6.709,76. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,41 persen ke posisi 1.001,21.
Advertisement
Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.755,20 dan terendah 6.662,61. Sebanyak 480 saham melemah sehingga menekan IHSG. 92 saham menguat dan 105 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.037.310 kali dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,67 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.567.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXnonsiklikal naik 0,36 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno melemah 4,81 persen dan catat koreksi tajam. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance merosot 3,44 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi naik 3,19 persen.
Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks Hang Seng turun 2,19 persen, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,57 persen, indeks Jepang Nikkei susut 0,58 persen dan indeks Singapura merosot 1,25 persen. Sementara itu, indeks Thailand naik 0,10 persen, indeks Shanghai bertambah 0,79 persen dan indeks Taiwan menanjak 0,08 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, bursa saham Amerika Serikat juga terkoreksi cukup dalam. Kemudian dari bursa saham regional juga bergerak koreksi. Selain itu, investor asing juga melakukan aksi jual saham Rp 1,59 triliun.
"Hal tersebut menjadi sentimen yang mempengaruhi IHSG. Ditambah dari report teknikal yang kami berikan masih ada rawan koreksi di IHSG," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing
Saham-saham yang mencatat top gainers antara lain:
-Saham POLA naik 29,79 persen
-Saham INPS naik 20,87 persen
-Saham OMRE naik 20,18 persen
-Saham PNSE naik 13,11 persen
-Saham UFOE naik 11,11 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham UVCR melemah 8,11 persen
-Saham PMMP melemah 7 persen
-Saham MBSS melemah 6,99 persen
-Saham TOBA melemah 6,98 persen
-Saham INCO melemah 6,97 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing di pasar reguler antara lain:
-Saham UNVR senilai Rp 143,7 miliar
-Saham EMTK senilai Rp 50,2 miliar
-Saham PGAS senilai Rp 44,8 miliar
-Saham JPFA senilai Rp 7,9 miliar
-Saham ITMG senilai Rp 7 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 531,4 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 309,5 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 234,5 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 232,1 miliar
-Saham ASII senilai Rp 121,3 miliar
Advertisement
Rekomendasi Saham Pilihan BNI Sekuritas
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Selasa 10 Mei 2022 diproyeksikan kembali melemah.
Adapun saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dapat dicermati, Selasa 10 Mei 2022.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indek berpeluang mengalami koreksi lanjutan selama di bawah 7.034, dari inidaktor technical bearish dan closing di bawah 50 day MA.
“IHSG gagal bertahan di atas 7.090, menunjukkan trend berbalik bearish, candle bearish kicking, MACD weak bullish, stochastic bearish, closing di bawah 7.034 (50-day MA) & dominan sell power,” ujar Andri dalam risetnya, Selasa (10/5/2022).
Bursa Asia Pasifik berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya hari ini, mengikuti sentimen negatif yang signifikan dari bursa Amerika Serikat semalam. Ekspor China pada April 2022 meningkat 3,9 persen YoY, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi sebesar 3,2 persen YoY.
Selanjutnya
Adapun Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah signifikan 1,99 persen, S&P 500 terkoreksi tajam 3,20 persen bahkan indeks Nasdaq Composite mencatat penurunan yang lebih dalam sebesar 4,29 persen.
Pelemahan yang sangat signifikan kemarin dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap kemampuan the Fed dalam menangani inflasi di tengah gangguan rantai pasokan (supply chain), sehubungan dengan perang di Ukraina dan lockdown di China.
Seiring dengan kondisi tersebut, investor dapat mencermati saham BBCA dengan rekomendasi buy on weakness target 4.680/4.800 stop loss 4.190.
UNVR trading buy dengan target 4.080/4.100 stop loss di bawah 3.920. Kemudian saham MEDC trading buy dengan target 565/570 stop loss di bawah 515.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement