Liputan6.com, Semarang - Hepatitis akut pada dasarnya sama seperti hepatitis pada umunya, yaitu liver yang mengalami radang. Hanya saja hepatitis akut terjadi secara tba-tiba dan berlangsung dalam jangka waktu yang singkat. Banyak pakar mengatakan, hepatitis akut umumnya disebabkan infeksi virus. Namun ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan hepatitis, yaitu infeksi bakteri, kerusakan liver, dan cedera pada bagian liver.
Gejala yang muncul antara lain kelelahan, mual, nafsu makan berkurang, rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati), urine yang keruh, dan penyakit kuning. Ada gejala flu, feses berwarna pucat, demam, nyeri otot dan sendi, dan penurunan berat badan ekstrem.
Advertisement
Kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian bagi seluruh pihak. Apalagi telah memakan korban jiwa di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu setidaknya diutarakan Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo.
"Harus menjadi kewaspadaan seluruh pihak, utamanya pemerintah daerah," katanya, Selasa (10/5/2022).
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu menambahkan, hal tersebut sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan kepada seluruh pemerintah daerah melalui dinas terkait.
"Perlu peningkatan surveilans kewaspadaan dini kasus yang dicurigai hepatitis akut misterius ini, terutama pada anak berusia di bawah 16 tahun," katanya.
Yudhi mengatakan, pemerintah daerah perlu melakukan upaya sosialisasi dan edukasi yang simultan dan masif kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing.
"Dengan demikian masyarakat dapat ikut berperan aktif melakukan langkah-langkah pencegahan misalkan dengan pola hidup bersih sehat, tidak bergantian alat makan, mengonsumsi makanan yang matang dan bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, rutin cuci tangan, dan berbagai langkah antisipasi lainnya," katanya.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Jaga Kebersihan Lingkungan
Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya.
"Masyarakat juga dapat melakukan upaya lain seperti mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, serta menghindari keramaian atau kerumunan," katanya.
Dia mengatakan langkah edukasi dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk sosialisasi Covid-19.
"Pada saat ini pemerintah telah memiliki pengalaman sosialisasi Covid-19, dan terbukti efektif, cara ini bisa dipakai untuk sosialisasi hepatitis akut, bisa menggunakan media apa saja, namun tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah perlu melakukan upaya pemeriksaan dan penelusuran guna mencegah penyebaran hepatitis akut ini.
"Untuk pemeriksaan memang belum bisa secara spesifik karena masih belum cukup bukti penyebab pastinya, masih dalam penelitian," katanya.
Advertisement