Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso memastikan impor daging kerbau dari India aman dari penyakit hewan kutu mulut. Sebab daging yang diimpor dalam bentuk beku dan memiliki standarisasi.
"Penyakit kutu mulut ini tidak ditularkan dari daging beku. daging yang diimpor dari India ini dan bentuk beku," kata Budi di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (10/9).
Advertisement
Budi menjelaskan, Pemerintah tidak sembarangan mendatangkan daging kerbau dari India. Impor daging kerbau tersebut dipastikan aman karena telah melalui proses pengecekan yang ketat.
Setibanya di Indonesia daging kerbau beku tersebut tidak langsing dijual ke pasar. Melainkan menjalani karantina dan pengecekan ulang secara random untuk menjaga kualitas produk.
" Makanya daging beku yang kita impor ini sangat aman," kata dia.
Proses impor daging kerbau ini juga tidak akan hentikan selama tidak ditemukan kasus penularan dari daging beku. Dia memastikan sejak tahun 2016 tidak ditemukan kasus daging impor yang mengandung penyakit kutu mulut.
" Dari 2016 kita ada penugasan daging kerbau belum ada kasus ya, jadi kalau disetop ini alasannya apa? Kebutuhan kita masih butuh, dan kita jamin kualitasnya baik dan aman," kata dia
Bahkan Budi Waseso mempersilakan bagi pihak yang ingin melakukan pengecekan. Bila terbukti berpenyakit dia akan langsung menghentikan impor dan melakukan komplain kepada produsen.
"Yang sekarang beredar ini juga bisa dicek. Jadi jangan ragu. Kalau ditemukan, kita akan stop langsung dan kita komplain ke negara asal," kata dia mengakhiri.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daging Sapi Mahal, Daging Kerbau Bisa Jadi Altenatif Konsumsi Lebaran
Harga daging sapi sampai saat ini masih mahal. Berdasarkan data, harga daging sapi mendekati Rp 150.000 per kilogram (Kg), dibanding sebelumnya berada di kisaran Rp 120.000 per kg.
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, mendekati lebaran nanti harga daging sapi segar melonjak hingga Rp 180.000 per kg.
Hal ini dikarenakan sejumlah faktor. Mulai dari pasokan dalam negeri yang tidak mencukupi dan mahalnya harga daging dari negara-negara eksportir.
"Jadi, saya nggak kaget, kalau sekarang harga daging sapi tinggi," katany, Rabu (27/4/2022).
Karena itu, bagi masyarakat yang tidak bisa membeli daging sapi segar, Pemerintah telah menyediakan daging kerbau beku sebagai alternatif.
Di mana, sepanjang tahun ini Perum Bulog mendapat penugasan dari Pemerintah untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100.000 ton.
Dilihat dari data yang ada, kata Khudori, kebutuhan daging bulanan rata-rata 8.000 sampai 10.000 ton. Sedangkan stok milik bulog sebanyak 36.000 ton.
"Artinya, stok daging kerbau masih cukup, bahkan tidak hanya untuk lebaran saja, tetapi cukup memenuhi kebutuhan daging hingga Mei dan Juni nanti," bebernya.
Advertisement
Pasokan Daging Kerbau
Ia meyakini, dengan ketersediaan stok yang mencukupi itu, masyarakat bisa merayakan hari Idul Fitri dengan menikmati santapan yang sama nikmatnya. Apalagi, harga daging kerbau beku, lebih murah dan terjangkau yaitu sebesar Rp 80.000, dibanding daging sapi segar.
"Jadi, masih ada pilihan daging kerbau, sebagai alternatif. Pasti, tetap ada konsumennya, ada peminatnya, meskipun nggak sebesar (konsumen) daging sapi," katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, keran impor daging kerbau beku mulai dilakukan Pemerintah pada tahun 2017. Dengan pertimbangan, agar harga daging sapi bisa turun ke Rp 80.000, tergantung jenisnya. Harga ini juga mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.7 Tahun 2020.
Karenanya, Pemerintah mencoba mencari alternatif daging yang harganya lebih murah.
"Ketemulah daging kerbau. Yang potensial dari India. Tetapi, sejak tahun 2017 tidak pernah tercapai harga daging sapi segar sesuai acuan itu," ungkapnya.