MPPA Catat Penjualan Rp 1,6 Triliun pada Kuartal I 2022

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatat kinerja beragam dengan pertumbuhan penjualan tetapi rugi meningkat pada kuartal I 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Mei 2022, 18:06 WIB
Ilustrasi Hypermart (Dok: PT Matahari Putra Prima Tbk/MPPA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang kuartal I 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan penjualan, tetapi rugi meningkat selama kuartal I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (10/5/2022), PT Matahari Putra Prima Tbk meraup penjualan Rp 1,68 triliun pada kuartal I 2022. Realisasi penjualan itu naik 9,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun.

Beban pokok penjualan Rp 1,36 triliun atau naik 7,75 persen selama kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.

Dengan demikian, PT Matahari Putra Prima Tbk membukukan laba bruto tumbuh 15,61 persen menjadi Rp 323,67 miliar selama tiga bulan pertama 2022. Perseroan mencatat laba bruto dari periode tahun sebelumnya Rp 279,95 miliar.

Perseroan mencatat beban penjualan naik menjadi Rp 80,35 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 47,79 miliar. Beban umum dan administrasi juga bertambah dari Rp 283,5 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 326,98 miliar pada kuartal I 2022.

Perseroan membukukan rugi usaha naik 136 persen menjadi Rp 64,27 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 27,23 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, PT Matahari Putra Prima Tbk membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 109,16 miliar pada kuartal I 2022 atau naik 30,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 83,70 miliar.

Rugi per saham dasar naik menjadi Rp 13 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11. Total ekuitas tercatat turun menjadi Rp 475,24 miliar pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 584,40 miliar.

Total liabilitas naik menjadi Rp 4,26 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,06 triliun. Total aset naik menjadi Rp 4,73 triliun pada kuartal I 2022 dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 4,65 triiun. Perseroan kantongi kas Rp 347,98 miliar pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 752,5 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tantangan Perseroan

Ilustrasi laporan keuangan

Mengutip keterangan tertulis perseroan, kuartal I 2022 masih menghadapi periode yang penuh tantangan untuk operasional bisnis karena varian Omicron yang menyebar cepat berdampak secara nasional meskipun langkah-langkah Pemerintah terus berlanjut untuk mengendalikan situasi COVID-19.

Selama Januari hingga pertengahan Maret, pembatasan PPKM berdampak pada jam operasional toko perseroan, baik yang berlokasi mandiri maupun di dalam pusat perbelanjaan. Selain itu, anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk dalam kondisi PPKM tertentu sehingga menyebabkan penurunan pengunjung dan kehilangan potensial bisnis.

"Hal tersebut berdampak pada pelanggan utama berbasis keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka serta toko-toko MPPA tidak dapat memaksimalkan operasional ritelnya selama periode tersebut," tulis perseroan.

Selain itu, peraturan pemerintah yang menetapkan harga HET sebesar Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan di pertengahan Januari, yang merupakan produk utama dan terpenting perseroan dalam ragam penawaran produknya, turut berdampak atas kelangkaan minyak goreng di pasar secara signifikan. Hal tersebut menciptakan tekanan dan tantangan atas pencapaian kinerja perseroan.

Namun demikian, perseroan mencatatkan total penjualan sebesar Rp 1,69 triliun pada kuartal I 2022, meningkat sebesar 9,2 persen year-on-year dengan pertumbuhan penjualan comparable stores sebesar 5,2 persen.

Terlepas dari kondisi penjualan yang menantang di atas, pangsa pasar MPPA terus bertumbuh mencapai 26,2 persen pada akhir kuartal I 2022, dibandingkan dengan 24,7 persen pada akhir tahun FY2021, dalam sektor pasar 'supermarket dan hipermarket' menurut data NielsenIQ.

 


Bisnis E-Commerce Tumbuh

Ilustrasi laporan keuangan

Bisnis e-commerce MPPA melanjutkan pertumbuhannya sebesar 56,3 persen dan mewakili 7,3 persen dari total penjualan reguler di kuartal I.

Hal ini tercapai sebagai hasil dari MPPA melanjutkan upayanya dalam memperluas dan memperkuat strategi omni-channel melalui kolaborasi promosi yang terfokus dan intensif dengan para mitra marketplace serta memperkuat bisnis online organiknya (Chat dan Shop by WA dan Hypermart Online).

Sementara itu, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan yang solid pada MTD April 2022 seiring membaiknya situasi COVID-19 dengan pelonggaran PPKM dan momentum kuat periode Lebaran.

Fomat rritel utama MPPA dan bisnis e-commerce-nya berhasil mencatat pencapaian penjualan yang positif di April sebagai berikut, penjualan MTD April secara keseluruhan meningkat sebesar 26,6 persen year-on-year, penjualan reguler (tidak termasuk penjualan online) meningkat 6,5 persen year-on-year, penjualan bisnis online / e-commerce meningkat sebesar 81 persen year-on-year.

Tak hanya itu, selama April, Perseroan fokus memanfaatkan momentum Lebaran dengan dua event promosi penting dan beberapa kegiatan lainnya dalam periode tersebut, sehingga menjadikannya sebagai periode Lebaran terkuat hingga saat ini dibandingkan dengan Lebaran 2019 (era pra-COVID-19).

 

 


Kolaborasi

Ilustrasi laporan keuangan

Chief Executive Officer Matahari Putra Prima, Elliot Dickson mengatakan, dengan pelonggaran mobilitas masyarakat, tingkat PPKM dan jam operasional bisnis, penjualan April menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal ini membawa lebih banyak momentum peningkatan kinerja penjualan MPPA ke depan.

"Kami mengubah arah pertumbuhan penjualan Perseroan dan bersiap memasuki kuartal II dan periode berikutnya selama tahun 2022 untuk membawa MPPA ke pijakan yang tepat sebagai peritel modern FMCG terkemuka di Indonesia,” ujar Elliot dalam keterangan resminya, ditulis Selasa, 10 Mei 2022.

Ia menambahkan, perseroan telah berada di jalur transformasi O2O yang baik dan akan melanjutkan fokus untuk menjalankan bisnis ritel , baik offline maupun online.

"Lebih banyak kolaborasi dengan para pelaku marketplace dan beberapa perluasan toko berukuran lebih kecil dan lebih efisien di lokasi mandiri berada dalam agenda utama dan prioritas kami untuk pelaksanaan yang berkelanjutan," ia menambahkan.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 10 Mei 2022, saham MPPA melemah 6,71 persen ke posisi Rp 278 per saham. Saham MPPA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 300 per saham.

Saham MPPA berada di level tertinggi Rp 302 dan terendah Rp 278 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.373 kali dengan volume perdagangan 902.516 saham. Nilai transaksi Rp 25,2 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya