Liputan6.com, Jakarta Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat pada April 2022.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2022 sebesar 113,1, meningkat dari 111,0 pada bulan sebelumnya.
Advertisement
"Keyakinan konsumen pada April 2022 yang meningkat didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Rabu (11/5).
Erwin menerangkan, peningkatan indeks keyakinan konsumen tersebut berkaitan dengan persepsi terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods) yang meningkat. Peningkatan IKK terpantau pada mayoritas kategori pengeluaran, kelompok usia, serta kategori pendidikan responden.
Secara spasial, kenaikan IKK terjadi di sebagian besar kota cakupan survei. Terbesar di kota Bandar Lampung, diikuti kota Samarinda dan Denpasar.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap berada di level optimis (indeks >100) meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indeks Keyakinan Konsumen di Februari 2022 Turun
Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen tetap kuat dan berada pada area optimis, meski mengalami penurunan dibandingkan Januari lalu.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2022 sebesar 113,1 (indeks > 100).
"(IKK Februari 2022) lebih rendah dibandingkan 119,6 pada Januari 2022," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Rabun (9/3/2022).
Erwin menyampaikan, turunnya IKK pada Februari 2022 akibat konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai yang diharapkan.
Ini ditengarai sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat di berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, turunnya IKK bulan Ini dibandingkan Januari lalu disebabkan oleh ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang yang lebih terbatas.
Baik ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha, meskipun masih berada pada area optimis.
"Pada saat yang sama, konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai yang diharapkan, ditengarai sejalan dengan PPKM yang lebih ketat di berbagai wilayah di Indonesia," tutupnya.
Advertisement
Indeks Keyakinan Konsumen Capai 104, Mendag: Masyarakat Mulai Belanja
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, indeks keyakinan konsumen per Mei 2021 membaik dengan mencapai angka 104. Menurutnya, konsumen sudah mulai yakin untuk berbelanja.
“Kita melihat bahwa indeks keyakinan konsumen per Maret itu sudah menjadi positif. Bahkan pada Mei sudah mencapai 104, artinya keyakinan konsumen untuk berbelanja itu sudah menjadi baik,” kata Mendag dalam Konferensi Pers Ketersediaan Bahan Pokok dan Stabilisasi Harga, Senin (5/7/2021).
Jika dibandingkan dengan indeks keyakinan konsumen pada April 2020 yang hanya di angka 100 persen maka memperlihatkan bahwa di tahun lalu keyakinan konsumen menurun.
Mendag menjelaskan, alasan indeks keyakinan konsumen bisa meningkat karena kegiatan ekspor impor terlihat sangat baik. Bahkan dari ekspor impor tersebut Indonesia surplus Rp 10,8 miliar pada periode Januari hingga Mei 2021.
“Ketika dibandingkan dengan bulan April tahun lalu yang berada di bawah level 100 persen atau keyakinan konsumen menurun. Dan kita juga melihat bahwa indikasi daripada ekspor impor juga terlihat sangat baik kita ini sudah surplus Rp 10,8 miliar atau Januari-Mei tahun 2021 ini,” katanya.
Di sisi lain Mendag menilai kegiatan perekonomian juga pertumbuhannya sangat baik. Dilihat dari beberapa indikator menunjukkan bahwa adanya kepercayaan konsumen untuk membeli itu meningkat.
“Misalnya penjualan kendaraan bermotor, terutama roda dua dan roda empat kita bisa melihat dibandingkan dengan Januari, Februari, April, Mei tahun lalu itu kita bisa melihat pertumbuhannya sangat baik sekali,” ujarnya.
Bahkan industri motor itu antara Januari hingga Mei 2021, dibandingkan tahun lalu itu telah tumbuh 1.065 persen, artinya pertumbuhannya sangat sehat. Begitu juga dengan mobil pertumbuhannya mencapai 275 persen Year on year.
“Jadi kalau kita lihat misalnya pembelian mobil yang per tahunnya 1,1 juta, tahun lalu hanya 550.000 mobil, karena ini sekarang ini sudah double di Januari-Mei 2021 ini menunjukkan bahwa kita kembali trek penjualan mobil mencapai 1 juta,” katanya,
Begitu juga dengan penjualan ritel sudah naik, pada bulan April tahun 2021 penjualan ritel mencapai 15,6 persen dibandingkan dengan April tahun lalu. Sama halnya dengan konsumsi listrik naik 16,6 persen dibandingkan tahun lalu.
“Dan konsumsi semen yang menunjukkan ilustrasi daripada sektor properti sektor daripada pembangunan kita juga naik hampir 15 persen atau 15,4 persen,” pungkasnya.