Pabrik Tesla di Shanghai Hanya Produksi 200 Unit

Tesla ingin memulihkan tingkat produksi minggu depan dengan output harian lebih dari 2.000 mobil

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Mei 2022, 11:23 WIB
Foto dari udara memperlihatkan pembangunan pabrik Tesla di Shanghai, China pada Selasa (16/7/2019). Pembangunan pabrik produsen mobil listrik yang pertama di luar Amerika Serikat ini memiliki nilai investasi 5 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla Inc akan menjalankan sebagian dari jalur produksinya di pabrik Shanghai untuk memproduksi kurang dari 200 kendaraan pada Selasa, 10 Mei 2022 menurut memo internal yang dilihat oleh Reuters.

Melansir Yahoo Finance, ditulis Rabu (11/5/2022), pembuat mobil tersebut bertujuan untuk memulihkan tingkat produksi minggu depan dengan output harian lebih dari 2.000 mobil, serta akan menangguhkan pekerjaan untuk jalur produksi yang tersisa pada Selasa.

Meski begitu, Tesla tidak segera membalas permintaan komentar.

Sebelumnya, penjualan yang moncer membuat Tesla, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, ingin mendirikan pabrik mobil baru di Cina. Keputusan ini dibuat atas permintaan pasar yang cukup besar di negeri Tirai Bambu tersebut untuk memenuhi kebutuhan domestik ataupun ekspor.

Pabrik Tesla pertama yang sejak berdiri sejak 2019, telah memberikan performa yang luar biasa untuk mencukupi permintaan pasar. Melihat pertumbuhan pasar mobil listrik yang terus bertambah, akhirnya perusahaan mobil listrik yang dipimpin oleh Elon Musk ini memutuskan menambah fasilitas produksi terbaru.

Dilansir Motorauthority, Tesla, telah membuat surat konfirmasi yang dikirim pada 1 Mei kepada pejabat Shanghai's Lingang Special Area, di mana pabrik tersebut berada.

Melalui pernyataannya tersebut, mereka mengatakan akan membangun fasilitas produksi baru dengan kapasitas tahunan mencapai 450.000 kendaraan. Mengenai mobil listrik apa yang bakal diproduksi pertama kali pada fasilitas tersebut, kabarnya mereka akan memproduksi Tesla Model 3 dan Tesla Model Y.

Area khusus Lingang adalah sebuah zona perdagangan bebas yang terletak di bagian selatan Shanghai. Pabrik Tesla ini merupakan fasilitas produksi pertama yang kepemilikiannya dimiliki asing secara penuh.

Dari pabrik tersebut, mereka telah memproduksi Tesla Model 3 dan Model Y. Mengenai performa penjualannya, sepanjang 2021 lalu, Tesla telah berhasil memproduksi sebanyak 484.130 unit kendaraan.

Selain memiliki pusat fasilitas di Cina, Tesla, juga telah memiliki pabrik lain yang terletak di dekat Austin, Texas. Di sana, model yang menjadi basis produksi terbesarnya adalah Model 3 dan nantinya akan menjadi basis produksi untuk model Cybertruck.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Elon Musk Jual Saham Tesla Rp 121,56 Triliin

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Sebelumnya, CEO Elon Musk menjual sekitar saham Tesla senilai USD 8,4 miliar atau sekitar Rp 121,65 triliun (asumsi kurs Rp 14.482 per dolar Amerika Serikat). Aksi jual saham Tesla juga sebagai upaya menjadikan Twitter go private, menurut mengajuan kepada Securities and Exchange Commission.

CEO Tesla dan SpaceX Elon Muskmelepas sekitar 4,4 juta saham Tesla pada perdagangan Selasa, 26 April 2022 dan Rabu, 27 April 2022. Pengajuan baru pada Jumat menunjukkan penjualan tambahan 5,2 juta saham pada Kamis, 28 April 2022.

Penjualan saham Tesla dilakukan Elon Musk pertama kali dilakukan pada Selasa, 26 April 2022. Saham Tesla turun 12 persen pada saat itu. Pada Jumat, 29 April 2022, saham Tesla naik 2,5 persen.

Saat pengajuan diumumkan pada Kamis malam, 28 April 2022, Elon Musk menulis di twitter."Tidak ada penjualan TSLA lebih lanjut yang direncanakan setelah hari ini," tulis dia.

Ia membuat pernyataan itu sebagai tanggapan atas akun yang sangat mempromosikan saham Tesla, produk dan Musk di jejaring sosial.

Tesla dan Elon Musk belum menanggapi permintaan komentar CNBC terkait bagaimana rencana menggunakan hasil penjualan saham Tesla. Selain itu, CNBC juga menanyakan apakah Musk akan menjual saham Tesla setelah 27 April 2022?

 


Elon Musk Beli Twitter, Dari Mana Dananya?

Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Musk menawarkan untuk membeli Twitter dan menjadikan perusahaan media sosial itu go private dengan harga USD 54,20 per saham. Total pembelian Twitter sekitar USD 44 miliar atau sekitar Rp 637,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.490 per dolar AS).

Elon Musk mendapatkan komitmen utang USD 25,5 miliar termasuk USD 12,5 miliar pinjaman terhadap saham Tesla-nya.Twitter menerima tawaran awal pekan ini tetapi kesepakatan itu masih membutuhkan persetujuan pemegang saham dan sesuai ketentuan.

Musk harus membayar biaya USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,49 triliun jika ia gagal mendapatkan dana cukup untuk menyelesaikan kesepakatannya untuk beli Twitter.

Di sisi lain, Twitter akan berutang kepada Musk USD 1 miliar jika menerima tawaran yang bersaing, atau jika pemegang saham menolak kesepakatan, menurut pengajuan yang sama.


Penjualannya Laris Manis, Tesla Bakal Dirikan Pabrik Baru di China

Elon Musk ingin membuka fasilitas produksi baru diluar Amerika Serikat.

Sebelumnya, penjualan yang moncer membuat Tesla, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, ingin mendirikan pabrik mobil baru di Cina. Keputusan ini dibuat atas permintaan pasar yang cukup besar di negeri Tirai Bambu tersebut untuk memenuhi kebutuhan domestik ataupun ekspor.

Pabrik Tesla pertama yang sejak berdiri sejak 2019, telah memberikan performa yang luar biasa untuk mencukupi permintaan pasar. Melihat pertumbuhan pasar mobil listrik yang terus bertambah, akhirnya perusahaan mobil listrik yang dipimpin oleh Elon Musk ini memutuskan menambah fasilitas produksi terbaru.

Dilansir Motorauthority, Tesla, telah membuat surat konfirmasi yang dikirim pada 1 Mei kepada pejabat Shanghai's Lingang Special Area, di mana pabrik tersebut berada.

Melalui pernyataannya tersebut, mereka mengatakan bahwa akan membangun fasilitas produksi baru dengan kapasitas tahunan mencapai 450.000 kendaraan. Mengenai mobil listrik apa yang bakal diproduksi pertama kali pada fasilitas tersebut, kabarnya mereka akan memproduksi Tesla Model 3 dan Tesla Model Y.

Area khusus Lingang adalah sebuah zona perdagangan bebas yang terletak di bagian selatan Shanghai. Pabrik Tesla ini merupakan fasilitas produksi pertama yang kepemilikiannya dimiliki asing secara penuh.

Dari pabrik tersebut, mereka telah memproduksi Tesla Model 3 dan Model Y. Mengenai performa penjualannya, sepanjang 2021 lalu, Tesla telah berhasil memproduksi sebanyak 484.130 unit kendaraan.

Selain memiliki pusat fasilitas di Cina, Tesla, juga telah memiliki pabrik lain yang terletak di dekat Austin, Texas. Di sana, model yang menjadi basis produksi terbesarnya adalah Model 3 dan nantinya akan menjadi basis produksi untuk model Cybertruck.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya