Apa Itu Bitcoin Pizza Day yang Dirayakan Setiap 22 Mei?

Bitcoin Pizza Day adalah hari peringatan transaksi Bitcoin pertama kali untuk membeli dua loyang pizza.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Mei 2022, 12:16 WIB
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin Pizza Day adalah hari peringatan transaksi Bitcoin pertama kali di dunia oleh seseorang. Bitcoin pertama kali diperjualbelikan 22 Mei 2010. Karena memang pertama kali Bitcoin ditransaksikan untuk membeli dua loyang pizza dengan harga 10.000 BTC. 

Dilansir dari CoinDesk, Rabu (11/5/2022), orang yang dimaksud adalah seorang programmer Floridian bernama Laszlo Hanyecz, yang juga merupakan penambang Bitcoin awal.

Jika dilihat dengan harga Bitcoin saat ini, jumlah 10.000 BTC tersebut sangat banyak dan bernilai hingga triliunan rupiah. Namun, waktu itu, harga Bitcoin masih berada di kisaran USD 0,008 atau sekitar Rp 116,25 per keping.

Sebelum Bitcoin pertama kali halving pada 2012, setiap penambang yang berhasil akan diberi hadiah 50 BTC karena menemukan blok baru. Ini berarti seseorang hanya perlu menambang 200 blok untuk mendapatkan 10.000 BTC, yang tidak terlalu sulit waktu itu mengingat tidak banyak orang yang bersaing untuk menambangnya dulu. 

Pada 18 Mei, Hanyecz mengumumkan di forum bernama Bitcointalk.org dia ingin membeli pizza menggunakan bitcoin. Dia menawarkan 10.000 BTC kepada siapa saja yang mau memesan, mengumpulkan, dan membawanya kepadanya. 

Seseorang menunjukkan dia bisa mendapatkan USD 41,00 untuk bitcoin itu di situs pertukaran tertentu, yang memberi harga BTC kurang dari setengah sen per koin.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS pada 2019, Hanyecz memberi tahu dia pikir transaksi itu dapat membuat (Bitcoin) nyata bagi sebagian orang. Pada 21 Mei, dia masih belum berhasil menemukan siapapun untuk menyelesaikan transaksi pizza Bitcoin-nya. Kemudian, keesokan harinya seseorang menerima tawaran itu. Sebuah langkah yang menjadikannya salah satu sejarah dalam perjalanan Bitcoin. 

“Saya hanya ingin melaporkan saya berhasil menukar 10.000 bitcoin untuk pizza,” Pizza tersebut dibuat oleh Papa John's, tetapi Hanyecz membelinya secara bekas dari seorang anak berusia 19 tahun bernama Jeremy Sturdivant (nama pengguna "jercos").

Faktanya, jika Hanyecz secara hipotesis menjual seluruh simpanannya di Bitcoin pada harga tertinggi sepanjang masa sebesar USD 68.990, dia bisa menghasilkan sekitar USD 690 juta. Nilai itu cukup untuk membeli 46 juta pizza Papa John besar seharga USD 15 per potong.

Mengingat peristiwa bersejarah ini, komunitas kripto global berkumpul setiap tahun pada tanggal 22 Mei untuk merayakan Bitcoin Pizza Day sebagai transaksi Bitcoin fisik pertama dan untuk mengingatkan Hanyecz.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Kripto Rabu Pagi 11 Mei 2022

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas masih terus melanjutkan keterpurukan. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (11/5/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 2,25 persen dalam 24 jam dan 19,55 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 30.446,18 per koin atau setara Rp 442,2 juta (asumsi kurs Rp 14.526 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 0,68 persen dan 18,13 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.288,08 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melema. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 0,02 persen dan 18,92 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 311,08 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 3,94 persen dan 20,71 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,6136 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 3,88 persen dan 25,61 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 64,09 per koin.

XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 1,51 persen dan 17,14 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,5017 per koin. 

Terra (LUNA) melemah sangat dalam. Terra anjlok 66,15 persen dalam 24 jam terakhir dan 82,47 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 14,46 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,03 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya turun ke level USD 0,9998.

 


Pasar Kripto Jeblok, Hal Apa yang Perlu Dilakukan Investor?

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, saat ini kondisi market aset kripto masih berjuang di tengah penurunan dalam yang terus berlanjut selama beberapa hari terakhir. Kripto teratas kompak berada di zona merah. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (10/5/2022) siang, harga Bitcoin sedikit naik dari pagi hari yang sebelumnya di kisaran USD 30.000 atau sekitar Rp 436,2 juta (asumsi kurs Rp 14.541 per dolar AS) sekarang di kisaran USD 32.000.

Lantas bagaimana hal yang bisa dilakukan investor kripto saat kondisi pasar sedang berada di zona merah? Trader Tokocrypto, Afid Sugiono memberikan beberapa hal yang bisa dilakukan bagi para investor dalam menghadapi penurunan pasar kripto.

Afid menuturkan, investor bisa lebih fokus pada aset kripto sebagai investasi jangka panjang, tetapi tak menutup kemungkinan investor mengambil keuntungan dalam jangka waktu pendek.

“Menurut saya pribadi, ini saat yang tepat untuk memfokuskan aset kripto sebagai investasi jangka panjang,” ujar Afid, kepada Liputan6.com, Selasa, 10 Mei 2022.

“Namun jika ingin fokus meraih keuntungan cepat, bisa juga melakukan teknik scalping atau memilih pembelian aset kripto, seperti BTC down, ETH down, ADA down. Aset kripto itu punya skema meraih keuntungan dari penurunan harga BTC, ETH, dan ADA,” lanjut Afid. 

Selain itu, menurut Afid investor juga harus fokus pada pendekatan jangka panjang untuk berinvestasi dan asumsikan setiap aset yang dibeli saat ini, akan terus dipegang selama beberapa tahun ke depan.

Hal tersebut dilakukan karena saat ini masih sulit untuk memprediksi kondisi pasar ketika berada dalam kondisi market bearish


Strategi

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Serok ketika harga sedang turun atau buy the dip juga jadi cara yang bisa dilakukan saat pasar berada dalam kondisi penurunan. Dengan harapan dapat engambil keuntungan dari harga rendah sebagai titik masuk yang baik di bearish market. 

“Harapannya, investor tetap dapat bisa mendapatkan keuntungan ketika harga kembali pulih,” tutur Afid.

Adapun Afid mengatakan, investor juga perlu cari tahu metode lain untuk mendapatkan keuntungan dari aset kripto, misalnya seperti staking. Mudahnya, staking mirip dengan layanan keuangan tradisional di bank yaitu deposito, di mana investor hanya perlu menyetorkan nominal uang, meminta bank mengelolanya dan akan dapat bunga. 

Cara terakhir yang bisa dilakukan selama pasar kripto alami penurunan adalah dengan berinvestasi di Stablecoin. 

“Sebagian besar investor masih bisa mengukur keuntungan mereka berdasarkan nilai fiat, baik melalui dolar AS maupun rupiah. Pada kondisi pasar bearish bisa mengkonsolidasikan beberapa portofolio ke dalam bentuk stablecoin untuk keluar dari potensi kerugian,” pungkas Afid.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya