Kiat Bisnis Ramah Lingkungan dari Bulk Store dan Toko Isi Ulang

Selain ramah lingkungan, Bumi Bulk Store & Refillery juga memberdayakan petani dan perajin dari berbagai daerah di Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Mei 2022, 04:04 WIB
Bumi Bulk Store & Refillery yang menjalankan bisnis ramah lingkungan. (dok. Bumi Bulk Store & Refillery)

Liputan6.com, Jakarta - Implementasi semangat ramah lingkungan salah satunya bisa dilakukan melalui praktik bisnis. Semangat kontribusi ini melatarbelakangi pembukaan Bumi Bulk Store & Refillery, toko asal Kerobokan, Bali yang menjual berbagai macam produk rumah tangga diklaim ramah lingkungan.

Produk-produk yang ditawarkan beragam, mulai dari bahan makanan, rempah-rempah, teh, sabun, sampo, deodoran, sampai produk perawatan kulit lain. Founder-nya, Dominique Ivonne, menyebut total ada lebih dari 200 produk ramah lingkungan yang mereka pasarkan, menurut keterangan pada Liputan6.com, Selasa, 10 Mei 2022.

Sederet item tersebut dihadirkan sebagai hasil bekerja sama dengan petani dan perajin lokal. Ia berkata, "Kami bekerja (sama) dengan petani dan perajin di seluruh Indonesia. Semua produk kami alami, bebas plastik, dan tidak menyakiti Bumi."

Bumi Bulk Store & Refillery juga melakukan berbagai inisiatif, seperti mengajak pelanggan membawa wadah atau kontainer sendiri untuk mengisi ulang. "Kami mendukung gerakan 4R (reduce, reuse, recycle, repair) dengan menerapkan sistem isi ulang yang jauh lebih murah dari supermarket," tuturnya.

Dominique menyambung, "Saya sangat bersyukur bahwa pelanggan kami sangat mendukung aksi ini. Mereka bisa mendonasikan wadah atau kontainer yang tidak digunakan lagi. Pelanggan yang datang dapat meminjam kontainer yang telah didonasikan, kemudian wadah tersebut akan kami cuci dan sterilkan kembali setelah dikembalikan."

"Walau itu aksi kecil, namun dampak positifnya sangat besar," pemilik bisnis ramah lingkungan itu menambahkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mengurangi Beban Biaya Operasional

Bumi Bulk Store & Refillery yang menjalankan bisnis ramah lingkungan. (dok. Bumi Bulk Store & Refillery)

Selain menjaga kelestarian Bumi, praktik bisnis ramah lingkungan diklaim dapat mengurangi beban biaya operasional. Dominique mengatakan, "Banyak yang mengatakan bahwa untuk menjadi ramah lingkungan pasti memerlukanbiaya yang lebih mahal, dan aku sangat mengerti itu."

"Ketika kami memulai (Bumi Bulk Store), lebih dari satu tahun aku melakukan pencarian produk, bahkan sampai ke petani langsung. Hasilnya, tidak hanya dapat mendukung petani langsung, produk kami juga lebih fresh dengan harga akhir lebih murah untuk pelanggan," imbuhnya.

Dominique menjelaskan, kepedulian terhadap produk ramah lingkungan kini jauh meningkat. Banyak pelanggan yang awalnya hanya penasaran mampir, kini jadi pelanggan setia, bahkan bawa wadah sendiri. Menurutnya, kata zero waste terkesan sangat berat, namun aksi-aksi kecil seperti membawa wadah sendiri ia yakin berdampak lebih positif untuk masa depan.

"Tidak cuma untuk bisnis kami. Saya yakin bisnis-bisnis yang mengurangi limbah secara umum prospek berkembangnya akan jauh lebih tinggi," tuturnya. Memastikan operasional usahanya efisien, Bumi Bulk Store menggunakan solusi bisnis dari GoTo Financial, yaitu kasir digital Moka dan toko online GoStore.

"Sewaktu terjadi pembatasan di Bali karena apandemi, pendapatan kami menurun, jadi harus kreatif fokus ke online dan e-commerce. Moka membantu proses operasional bisnis kami jadi lebih mudah, khususnya dari pengelolaan inventori produk dan membership konsumen dalam satu aplikasi. Sejak terintegrasi dengan GoStore, kami juga mengalami peningkatan (pendapatan)," tuturnya.

 


The Three Zeros

Bumi Bulk Store & Refillery yang menjalankan bisnis ramah lingkungan. (dok. Bumi Bulk Store & Refillery)

Sebelumnya, Grup GoTo telah menetapkan tiga komitmen The Three Zeros, yakni mewujudkan nol emisi karbon, nol sampah, dan nol hambatan pada 2030. Gojek dan GoTo Financial sebagai partner pertumbuhan pelaku usaha juga telah memfasilitasi ribuan mitra usaha melakukan transisi ke bisnis ramah lingkungan lewat pelatihan dan edukasi bisnis berkelanjutan GoGreener#DariAksiKecil.

Inisiatif ini diharapkan dapat membantu mitra usaha menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan dari hal sederhana, sekaligus dapat mendorong perkembangan bisnis mereka. Terkait ini, Dominique mengarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor, sehingga dapat memperluas dampak yang ingin dihadirkan untuk lingkungan, masyarakat, sosial, dan ekonomi.

"Berdasarkan pengalaman saya sendiri, kita harus sering resourcing, yaitu melakukan eksplorasi berbagai macam pilihan, dan melakukan eksperimen. Tidak lupa berkolaborasi dengan pihak lain. Saling mendukung bisnis satu sama lainnya. Tidak hanya dapat menekan dari segi biaya, kolaborasi juga dapat mendukung pemasaran produk jadi semakin baik lagi," tutup Dominique.


Tren Bisnis Ramah Lingkungan

ilustrasi bisnis ramah lingkungan | pexels.com/@alena-koval-233944

Menurut laporan kanal Bisnis Liputan6.com, bisnis ramah lingkungan merupakan salah satu tren usaha 2022. Helmy Yahya, selaku Dewan Komisioner Diplomat Success Challenge (DSC), mengatakan, "Walau bisnis food & beverage masih mendominasi profil bisnis dari 18.233 pendaftar, kategori bisnis lain tidak lepas dari sorotan, terutama mengenai banyaknya bisnis dengan visi dan misi ramah lingkungan."

Ia menyambung, "Kami lihat semua bisnis yang masuk ke tahap final merupakan bisnis yang memiliki storytelling yang kuat soal sustainability.” Sebagai contoh, banyak bisnis yang dalam prosesnya antara lain memanfaatkan limbah sampah maupun material-material bekas.

Sejalan dengan itu, ada tiga agenda utama terkait teknologi ramah lingkungan yang akan diterapkan pada KTT G20 tahun ini, lapor kanal News Liputan6.com. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ketiga agenda tersebut harus mencakup arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Mewujudkan vaksinasi yang merata, mempercepat digitalisasi, dan mengarahkan kesepakatan global terkait pembiayaan perubahan iklim merupakan tujuan akhirnya.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya