Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan untuk mewujudkan target penurunan angka prevalensi stunting di Tanah Air hingga 14% pada 2024, maka pada 2022 angka prevalensi stunting harus diturunkan minimal 3%.
"Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3% melalui konvergensi (program) intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi, pembentukan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) dan (penguatan) tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu," kata Ma'ruf saat memimpin Rapat Koordinasi Tim TPPS Pusat di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2022).
Ma'ruf memaparkan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4%, atau menurun 6,4% dari angka 30,8% pada 2018. Maka, pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024.
Baca Juga
Advertisement
"Itu artinya, kita harus menurunkan prevalensi sebesar 10,4% dalam 2,5 tahun ke depan, yang tentu saja ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencapainya," tuturnya.
Untuk itu, ia berharap setiap kementerian/lembaga dapat menyusun rencana pencapaian setiap target antara yang menjadi tanggung jawabnya dan memastikan kecukupan dana, sarana, serta kapasitas implementasinya.
"Pelaksanaan program harus dipantau, dievaluasi dan dilaporkan secara terpadu dan berkala. Sehingga dapat diketahui perkembangan, capaian, dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, yang kemudian kita bisa mengambil langkah berikutnya untuk memastikan target prevalensi 14% pada tahun 2024 bisa dicapai," pintanya.
Wapres Ma'ruf mengarahkan agar penanganan stunting difokuskan pada daerah-daerah dengan angka prevalensi tinggi dan daerah yang mempunyai jumlah anak stunting tinggi melalui intervensi yang lebih intensif, pendanaan yang terkonsolidasi dan terpadu. Sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
"Selain Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat yang mempunyai prevalensi tinggi, perlu juga diperhatikan daerah yang punya jumlah anak stunting yang banyak, seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Utara. Daerah-daerah ini yang perlu mendapat perhatian," pungkasnya.
Optimistis Tercapai
Upaya menurunkan angka stunting di bawah 14 persen, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy optimistis dapat tercapai. Yang paling penting adalah kerja sama dan kolaborasi dari seluruh pihak.
Ditegaskan kembali, target penurunan stunting di bawah 14 persen pada 2024 yang telah ditetapkan dapat tercapai melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari kementerian maupun pemerintah daerah.
"Secara agregat nasional kemungkinan besar target penurunan stunting bisa tercapai. Karena saat ini sudah ada kabupaten/kota yang angka stunting-nya sudah satu digit," ucap Muhadjir saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja Percepatan Penurunan Stunting di Desa Kesetnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditulis Minggu (27/3/2022).
“Jadi, ada beberapa kabupaten/kota di bawah 10 persen. Sehingga nanti rata-rata kalau (penurunan stunting) 14 persen itu Insya Allah asal kita kerja keras ya bisa."
Selama pandemi COVID-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir, Pemerintah masih bisa menurunkan angka stunting nasional yakni sekitar 1,7 persen per tahun. Untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 membutuhkan penurunan sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun.
"Kalau kita harus mencapai 14 persen tahun 2024, itu kira-kira butuh 3 sampai 3,5 persen per tahun. Berarti kita hanya menambah sekitar 1,3 persen saja," jelas Muhadjir.
Advertisement
Jokowi Ingatkan Pemerintah Daerah
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi mengingatkan Gubernur, Wali Kota, dan para Bupati agar target penurunan stunting di bawah 14 persen pada 2024 harus tercapai.
Ia juga menitipkan kepala seluruh kepala daerah di Provinsi NTT, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan stunting, gizi, pendampingan calon-calon pengantin (catin) harus diperhatikan supaya para catin tahu apa yang harus dilakukan sebelum menikah.
“Saya minta semua gubernur dan wali kota di seluruh Tanah Air juga akan saya sampaikan hal yang sama, jangan sampai target 14 persen itu luput,” tegas Jokowi melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Pemerintah juga akan melakukan intervensi terhadap gizi anak, kondisi rumah, dan ketersediaan air. Intervensi ini perlu dilakukan secara terpadu oleh seluruh pihak agar target penurunan stunting di bawah 14 persen di tahun 2024 tercapai.
“Tanpa kerja terpadu dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan seluruh masyarakat, saya kira sangat sulit mencapai target yang telah kita tentukan,” imbuh Jokowi.