Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan peran perempuan dan anak muda dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia ingin kedua kelompok ini turut andil dalam mengakses pembiayaan atau finansial dalam usahanya. Hal ini sekaligus sejalan dengan pengejaran target inklusi keuangan yang jadi perhatiannya.
Advertisement
Bahkan, ini juga diakui sebagai fokus dari berbagai negara anggota G20 yang gelarannya dipimpin Indonesia.
Sri Mulyani mengungkapkan banyak perempuan yang terlibat dalam kegiatan ekonomi khususnya sektor UMKM.
Namun, ia mengungkap belum banyak perempuan pelaku usaha yang mengakses pembiayaan dari penyedia jasa keuangan.
“Perempuan juga harus kita perhatikan, karena perempuan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Peningkatan akses perempuan ke produk jasa keuangan tidak hanya akan mengamankan perempuan dan kehidupan keluarganya tapi memberdayakan dirinya sendiri,” paparnya dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu (11/5/2022).
Ia mengungkap sekitar 11 persen dari GDP global akan bisa diciptakan jika seluruh perempuan di negara di dunia mampu berdaya dalam ekonomi.
Bahkan jika memaksimalkan potensi lapangan kerja yang tercipta, bisa ada sekitar USD 28 miliar yang diciptakan.
“Di satu sisi kami menyadari potensi besar ini, terutama dalam pemberdayaan perempuan, perempuan sering dikecualikan dari (target) jasa keuangan karena keterbatasan administrasi, sehingga ini bisa menjadi kendala bagi mereka,” terangnya.
Potensi Anak Muda
Selain itu, Sri Mulyani menuturkan anak muda juga memiliki potensi sebagai pendorong ekonomi nasional dan dunia. Populasi anak muda di dunia saat ini memegang kunci kemajuan masa depan global.
“Mereka segera aka memasuki dunia kerja dan berkontribusi pada perekonomian, tetapi banyak dari mereka juga dikecualikan secara finansial,” jelas dia.
Misalnya, dalam akses pembukaan akun bank yang masih minim karena belum memilikinya identitas yang cukup resmi. Ini mengingat pendapatan anak muda yang masih belum pasti dan penyimpanan tabungan yang masih sedikit.
Guna mendorong akses ekonomi pada anak muda, Sri Mulyani punya cara. Misalnya dengan menyediakan akses yang inklusif bagi golongan ini. Artinya, kelompok muda semakin mudah untuk mengakses finansial fomal sejak dini, dimulai dari pembukaan akun bank.
Advertisement
UMKM dan Pembiayaan
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengungkap pentingnya pendampingan terhadap UMKM termasuk dari sisi pembiayaan.
Dia mengungkit kembali damak Covid-19 terhadap usaha penopang ekonomi nasional itu. Di Indonesia, baru sekitar 18 persen kredit bank disalurkan kepada UMKM, angka ini dinilai masih jauh tertinggal dari rata-rata penyaluran sebesar 30 persen.
“Jadi fokus kami hari ini dan bagaimana kami akan menyempurnakan untuk menerapkan kebijakan untk meningkatkan akses keuangan untuk UMKM dan tak hanya untuk memberdayakan mereka tapi juga menciptakan multiplier effect,” katanya.
“Kita harus mengatasi dua atau tiga dimensi yang sangat penting ini, sangat penting, pemanfaatan perempuan, dan usaha mikro kecil dan menengah,” imbuhnya.