Liputan6.com, Jakarta - Token native jaringan Terra, LUNA Coin, terperosok sangat dalam pada perdagangan Kamis, 12 Mei 2022. Harga LUNA diperdagangkan di bawah USD 1,00 bahkan, sempat menyentuh USD 0,64 atau sekitar Rp 9.329 harga terendahnya sejak September 2021. LUNA yang tadinya masuk jajaran 10 aset kripto utama melorot ke urutan 40.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan penurunan harga LUNA ini sangat terpengaruh oleh faktor peg atau berkurangnya nilai dari stablecoin asli jaringan Terra, UST. Stablecoin UST turun ke level USD 0,70 pada perdagangan Kamis, sempat USD 0,30 dan terendah sepanjang masa.
Afid menambahkan, anjloknya harga LUNA terjadi setelah jumlah UST yang dikelola platform Decentralized Finance, Anchor amblas dari USD 14 miliar ke USD 8 miliar.
Baca Juga
Advertisement
"Selain itu, anjloknya nilai bitcoin, yang merupakan reserve asset dari UST, ditengarai ikut menjadi biang kerok atas penurunan tajam LUNA,” kepada Liputan6.com, Kamis (12/5/2022).
Singkatnya dalam dunia keuangan untuk menghapus pasak yang telah ditetapkan sebelumnya pada mata uang. Misalnya, jika Mata Uang A dipatok ke Mata Uang B dengan rasio 1:1, tetapi pengembang untuk Mata Uang A memutuskan untuk membiarkannya mengambang, maka mata uang tersebut dikatakan depegged (didepeg) dari Mata Uang B.
Kejadian ini membuat pelaku pasar khawatir dan ragu atas kondisi pasar stablecoin dan pasar kripto pada umumnya yang terlalu volatil untuk saat ini.
“Ketakutan ini pun semakin bertambah setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dan The Fed kompak mengatakan bahwa stablecoin adalah risiko besar yang mengancam sektor keuangan,” ujar Afid.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bagaimana Hubungan Terra Luna dan UST?
Dilansir dari BusinessToday, Kamis (12/5/2022), keberhasilan ekosistem Terra didasarkan pada adopsi UST sebagai Stablecoin, oleh karena itu token LUNA dan UST terkait erat. LUNA berinvestasi di UST dan kehilangan uang karena permintaan UST meningkat. Setelah peningkatan seperti Columbus-5, pasokan LUNA dapat menjadi sangat deflasi dalam jangka panjang.
Upgrade Columbus-5 Terra, yang diterapkan lebih awal pada musim gugur yang lalu, bertanggung jawab atas pertumbuhan pasokan UST baru-baru ini. Columbus-5 dimulai dengan tujuan utama menyederhanakan desain ekonomi Terra dan meningkatkan perolehan nilai pemegang LUNA berdasarkan pertumbuhan UST.
Kumpulan Kurva UST secara bertahap menyusut karena pengguna menukar UST dengan Stablecoin yang bersaing ketika UST mulai berdagang secara drastis di bawah patok dolarnya.
Harga LUNA yang menjadi jaminan UST turun akibat short selling. Untuk mengurangi tekanan harga negatif, Terra terpaksa mengumpulkan lebih banyak LUNA. Tingkat UST turun maka akibatnya, nilai LUNA turun, meskipun pasak tidak dipasang kembali.
Advertisement
Tanggapan Ahli
Salah satu pendiri Coinstore, Jennifer Lu menuturkan,seluruh kegagalan yang terjadi pada UST.
"insiden UST baru-baru ini kehilangan pasak dolarnya telah mengirimkan gelombang kejutan di pasar kripto karena telah mengungkap kelemahan Stablecoin yang didukung algoritma,” ujarnya.
“Selama likuidasi yang lebih besar karena volatilitas pasar makro, UST sempat jatuh ke level USD 0,60 yang memicu aksi jual besar-besaran di LUNA dan mengakibatkan salah satu jatuhnya harga terbesar dalam sejarah LUNA,” lanjut dia.
Luna Guard Foundation (LGF) bergegas untuk mendukung UST dengan melikuidasi dompet Bitcoin besar untuk mempertahankan nilai UST.
Lu juga mengatakan, fase ketidakstabilan di LUNA ini akan tetap ada karena pasar kripto secara keseluruhan diperkirakan akan tetap berombak dalam beberapa minggu mendatang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto Kamis Pagi 12 Mei 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas masih terus melanjutkan keterpurukan. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis pagi (12/5/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 5,20 persen dalam 24 jam dan 26,91 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 29.052,63 per koin atau setara Rp 422,5 juta (asumsi kurs Rp 14.544 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 9,17 persen dan 28,44 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.099,24 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 13,15 persen dan 32,20 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 272,66 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 15,40 persen dan 41,19 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5262 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 25,51 persen dan 47,31 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 48,63 per koin.
XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 17,32 persen dan 35,41 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4178 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Terra (LUNA) melemah sangat dalam. Terra anjlok 92,21 persen dalam 24 jam terakhir dan 98,56 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 1,24 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini alami pergerakan harga yang berlawanan. USDT melemah 0,37 persen. Hal tersebut membuat harganya turun ke level USD 0,9962.
USD Coin menguat 0,11 persen yang membuat harganya bertahan di level USD 1,00. Stablecoin lainnya, Binance USD (BUSD) menguat 0,51 persen dalam 24 jam terakhir. Kini BUSD dibanderol USD 1,00 per koinnya.
Sedangkan Stablecoin Terra, Terra USD (UST) menguat 1,03 persen dalam 24 jam terakhir. Namun harganya masih bertahan di level USD 0,7895.