WHO: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Telah Terdeteksi di Banyak Negara

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di lebih dari selusin negara kata Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Rabu (11/5/2022).

oleh Camelia diperbarui 12 Mei 2022, 13:02 WIB
Orang-orang berjalan melewati stasiun pengujian Covid-19 di New York City, Selasa (4/1/2022). Amerika Serikat mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (ANGELA WEISS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di lebih dari selusin negara, membantu memicu wabah Covid-19 di seluruh dunia, tetapi strain yang bermutasi berat masih beredar pada tingkat rendah, kata Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Rabu (11/5/2022), dilansir dari CNBC.

Kurang dari 700 kasus BA.4 telah terdeteksi di setidaknya 16 negara dan lebih dari 300 kasus BA.5 telah ditemukan di setidaknya 17 negara, kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, saat tanya jawab di media sosial organisasi itu.

Sementara dua sublineage tidak membuat orang lebih sakit daripada strain omicron asli, mereka tampaknya lebih menular, kata Van Kerkhove. Dia mencatat bahwa WHO akan memantau BA.4 dan BA.5 untuk menentukan apakah mereka pada akhirnya akan menyusul BA.2 sebagai strain dominan di seluruh dunia.

Kami tidak tahu bagaimana varian ini akan berperilaku, bagaimana subvarian ini akan berperilaku di negara lain yang memiliki gelombang dominan BA.2,” kata Van Kerhkove. "Ini yang masih harus dilihat."

Kedua subvarian, BA.4 dan BA.5, memiliki tingkat deteksi yang tinggi di Afrika Selatan khususnya, menurut Kerhkove. Afrika Selatan melaporkan 395 kasus BA.4 dan 134 kasus BA.5 pada 6 Mei lalu, jumlah tertinggi di semua negara, menurut laporan yang dirilis oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris pekan lalu.

Negara-negara tidak mengurutkan data genetik untuk setiap kasus Covid sehingga infeksi aktual kemungkinan lebih tinggi. Lebih dari 36 kasus BA.4 ditemukan di Austria, 24 di Inggris, 20 di AS dan 17 di Denmark, menurut laporan tersebut. Belgia, Israel, Jerman, Italia, Canada, Prancis, Belanda, Australia, Swiss, dan Botswana semuanya melaporkan di bawah 10 kasus BA.4, kata laporan itu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pelacakan BA.2.12.1

Orang-orang mengantre untuk tes Covid-19 di Times Square, New York, Selasa (4/1/2022). Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (TIMOTHY A. CLARY/AFP)

Sekitar 57 kasus BA.5 telah terdeteksi di Portugal, 52 di Jerman dan 17 di Inggris, menurut laporan tersebut. AS, Denmark, Prancis, Austria, Belgia, Hong Kong, Australia, Kanada, Israel, Norwegia, Pakistan, Spanyol, dan Swiss semuanya melaporkan kurang dari 10 infeksi BA.5, kata laporan itu.

Laporan tersebut mencatat jumlah urutannya rendah, tetapi penyebaran geografis yang jelas menunjukkan bahwa varian tersebut berhasil ditransmisikan. Subvarian omicron lain yang disebut BA.2.12.1 telah terdeteksi di 23 negara, menurut Van Kerkhove. Dia mengatakan ada lebih dari 9.000 urutan subvarian yang dilaporkan, yang sebagian besar berasal dari AS.

BA.2.12.1 membentuk sekitar 42,6% dari semua urutan kasus baru di AS selama minggu yang berakhir pada 7 Mei, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. BA.2 masih merupakan subvarian dominan di negara ini, yang merupakan 56,4% dari semua kasus urutan baru minggu itu.

Tetapi BA.2.12.1 dominan di New York, New Jersey, Puerto Rico, dan Kepulauan Virgin, membentuk 66,3% dari semua kasus berurutan baru di negara bagian dan teritori tersebut, kata data CDC.


Memerintah seluruh dunia memonitor subvarian lain

Komuter yang mengenakan masker berjalan melintasi persimpangan di kawasan pusat bisnis di Beijing, Selasa (12/4/2022). AS telah memerintahkan semua staf konsuler non-darurat untuk meninggalkan Shanghai, yang dikunci ketat untuk menahan lonjakan COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Van Kerkhove mengatakan dia mengharapkan untuk melihat peningkatan dalam deteksi kasus BA.2.12.1 di seluruh dunia karena tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari BA.2. Tetapi BA.2.12.1 tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat rawat inap dibandingkan dengan BA.2, menurut Van Kerkhove.

Dia mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk memonitor BA.2.12.1, BA.4, BA.5 dan subvarian lain yang dapat muncul di masa depan, menekankan perlunya mempertahankan pengujian dan pengurutan Covid.

Kami berbicara dengan pemerintah sepanjang waktu tentang perlunya memelihara sistem pengawasan sehingga kami dapat melacak ini, kami dapat melacaknya, dan kami dapat menilainya secara real time,” kata Van Kerkhove.

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya