Studi: Pria Bertubuh Tinggi Lebih Berisiko Kena Kanker Testis, dan Faktor Risiko Lainnya

Studi menunjukkan pria bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker testis

oleh Sulung Lahitani diperbarui 12 Mei 2022, 16:16 WIB
Ilustrasi Transplantasi Rambut Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Testis adalah kelenjar reproduksi pria yang terletak di dalam skrotum, yaitu kantong kulit yang terletak di bawah penis. Testis bertanggung jawab untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron.

Kanker testis adalah ketika sel-sel abnormal mulai tumbuh di testis. Nyeri, bengkak, atau benjolan di testis atau selangkangan Anda mungkin merupakan gejala kanker testis yang memerlukan perawatan.

Ini dapat menyebar atau bermetastasis ke luar testis dan ke bagian tubuh lainnya. Namun, itu juga salah satu kanker yang paling dapat diobati, bahkan jika itu menyebar ke area lain.

Menurut NHS UK, meskipun secara keseluruhan relatif jarang, kanker testis adalah jenis kanker paling umum yang menyerang pria berusia antara 15 dan 49 tahun. Ada beberapa kemungkinan faktor risiko yang membuat seseorang berisiko terkena kanker testis.

Namun, meskipun memiliki faktor risiko tidak berarti Anda akan terkena kanker. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk lebih menyadari faktor-faktor risiko tersebut.

Lalu, apa saja faktor-faktor tersebut? Ini dia.

1. Bertubuh tinggi

Cancer Research UK mengatakan ada bukti bahwa pria tinggi dari rata-rata memiliki peningkatan risiko kanker testis dan pria yang lebih pendek dari rata-rata memiliki penurunan risiko.

Setelah melihat data pada lebih dari 10.000 pria, para peneliti di AS menemukan bahwa untuk setiap tambahan tinggi 5 cm di atas rata-rata, risikonya naik sebesar 13%.

Sara Hiom, direktur informasi kesehatan di Cancer Research UK, mengatakan: "Pria tinggi tidak perlu khawatir dengan penelitian ini karena kurang dari empat dari 100 benjolan testis sebenarnya bersifat kanker.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

 


2. Memiliki ras kulit putih

Ilustrasi pria bahagia. (Photo by bruce mars on Unsplash)

Meskipun orang-orang dari ras apa pun dapat mengembangkan kanker testis, orang kulit putih lebih mungkin didiagnosis menderita kanker testis dibandingkan ras lain. Alasan di balik ini masih belum jelas.

Menurut John Hopkins Medicine, kanker testis paling sering terjadi pada pria kulit putih (Kaukasia) di Amerika Serikat dan lebih jarang terjadi pada pria kulit hitam (Afrika-Amerika), Hispanik, Latin, dan Asia-Amerika.

3. Memiliki riwayat keluarga kanker

Riwayat keluarga kanker testis adalah faktor risiko umum lainnya. Penyakit ini sangat diwariskan dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Ada risiko delapan hingga dua belas kali lipat jika seorang pria memiliki saudara laki-laki dengan kanker testis dan risiko dua hingga empat kali lipat jika ayahnya menderita kanker testis. Namun, kanker testis jarang terjadi, dan oleh karena itu penyakit ini jarang diturunkan dalam keluarga.

 


4. Kriptorkismus

Ilustrasi Pria santai. (Bola.com/Pixabay)

Kriptorkismus adalah testis yang tidak turun, artinya salah satu atau kedua testis tidak turun ke skrotum sebelum lahir. Anak laki-laki dengan riwayat kriptorkismus memiliki peningkatan risiko kanker testis.

Risiko kanker tidak secara langsung berkaitan dengan fakta bahwa testis tidak turun, tetapi diyakini bahwa kelainan pada testis kemungkinan besar menunjukkan kelainan pada testis yang membuat kanker lebih mungkin terjadi. Risiko ini dapat ditekan jika pembedahan dilakukan untuk memperbaiki kondisi sebelum pubertas.


4 Makanan yang Bantu Tingkatkan Kesehatan Seksual

Ilustrasi/copyright unsplash.com/Process AG

Penasaran makanan apa saja yang bantu tingkatkan kesehatan seksual? Berikut ulasannya seperti melansir dari Pinkvilla, Rabu (11/5/2022).

1. Stroberi

Buah merah berair ini sarat dengan nutrisi seperti potasium, magnesium, vitamin C dan seng yang berkontribusi untuk meningkatkan libido baik pada pria maupun wanita.

Seng adalah mineral penting untuk kesehatan seksual dan infertilitas yang lebih baik karena membantu tubuh dalam mengontrol kadar terstosteron pada pria. Stroberi juga termasuk dalam kategori afrodisiak atau makanan yang merangsang kinerja seksual yang hebat.

Untuk mendapatkan manfaat dari stoberi, Anda bisa memasukkan stoberi mentah ke dalam makananmu atau Anda juga bisa mengonsumsi smoothie dari stroberi.

2. Kenari

Kacang kenari adalah makanan yang baik untuk kesehatan seksual. Dengan kandungan asam lemak Omega 3 dan seng, keduanya sangat penting dalam meningkatkan kualitas air mani sekaligus menambah kesuburan.

Seng membantu mengatur kadar testosteron pada pria. Untuk itu, Anda bisa mengonsumsi segenggam kenari setiap hari atau bisa juga memasukkan sejumput kenari cincang di atas smoothie, salad dan sup untuk hasil yang efektif.


3. Alpukat

Ilustrasi hubungan seks. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Alpukat menjadi salah satu buah yang termasuk dalam kategori buah afrodisiak. Buah berkulit hijau ini memberikan kebaikan berbagai nutrisi seperti asam folat, beta karoten, vitamin E, vitamin B6 dan magnesium yang bisa melakukan keajaiban untuk kesehatan reproduksi dan kesuburuan rendah.

Jumlah tinggi asam folat yang ditemukan dalam alpukat bisa dengan mudah meningkatkan tingkat energimu dan meningkatkan hubungan seksualmu. Anda bahkan bisa dengan mudah menikmati alpukat dengan banyak cara.

4. Biji labu

Biji labu menjadi salah satu makanan pokok yang bagus jika Anda ingin meningkatkan kesehatan seksualmu. Biji kecil ini memiliki kandungan seng, magnesium, asam lemak omega 3 dan nutrisi penting lainnya yang bisa memberikan kesehatan seksual yang optimal.

Zat besi sangat penting untuk memberimu stamina yang tepat, sementara seng mengatur kadar testosteron dalam tubuh pria.

Seiring dengan kesehatan seksual yang lebih baik, biji labu juga bisa meningkatkan kesuburan. Jadi, Anda bisa menaburkan biji ini di atas smoothie, salad atau makanan favoritmu lainnya.

Alzheimer bisa dicegah sejak dini dengan pola hidup sehat, olahraga rutin, gizi makanan seimbang, pikiran positif dan aktivitas produktif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya