Liputan6.com, Jakarta Melakukan apa pun yang disukai akan memacu diri untuk bekerja lebih keras. Hal itu dikatakan salah satu miliarder yang juga merupakan seorang aktor, sutradara, produser, dan penulis skenario Tyler Perry.
Dia menyampaikan pesan itu dalam pidato pembukaan sebuah Universitas. Dalam sambutannya, Perry mengakui bahwa mahasiswa saat ini memiliki banyak kelebihan yang bisa mengarah pada pemahaman realitas yang salah, namun menekankan bagaimana dedikasi adalah kunci kesuksesan.
Advertisement
“Anda lahir di era internet, di mana semua yang Anda butuhkan ada di ponsel Anda,” katanya dilansir CNBC, Kamis (12/5/2022).
Sebagai pembicara, saya harap dapat membantu mempersiapkan apa yang akan terjadi di luar tahun-tahun kuliah Anda, katanya kepada para mahasiswa 2022.
Sebagian besar mimpi tidak muncul dalam hidup Anda tanpa kerja keras, perjuangan, dan pengorbanan, imbuhnya.
Selain itu, dia juga menyarankan bahwa kegagalan adalah bagian penting dari kesuksesan. Kemudian dia pun menyebutkan kesulitan yang telah dihadapi saat mencoba masuk ke industri hiburan.
“Saya mengumpulkan cukup uang untuk memainkan permainan pertama saya. Saya memperkirakan 1.200 orang akan datang selama akhir pekan. Hanya 30 orang yang hadir untuk enam pertunjukan. Saya sangat terpukul… Saya mencoba bermain di berbagai bagian negara, dan tetap tidak ada apa-apa selama tujuh tahun,” ungkapnya.
“Setelah mencoba berulang-ulang, akhirnya, saya akan menjadi tunawisma di jalanan Atlanta tidur di mobil yang saya sembunyikan dari repo man,” kata Perry.
“Aku ingin menyerah. Tapi aku merasakan sesuatu yang terus memanggilku. Sesuatu yang terus mendorong saya untuk maju.”
Pada tahun 2008, Tyler Perry menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memiliki studio film dan televisinya sendiri.
Hingga saat ini, Perry telah menghasilkan 17 film layar lebar, 20 sandiwara panggung, dan tujuh acara televisi.
Mimpi Tidak Jadi Kenyataan
Perry menegaskan kepada para wisudawan bahwa tanpa kerja keras dan ketekunan, mimpi tidak akan menjadi kenyataan.
“Saya pernah mendengar pepatah bahwa jika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda tidak akan pernah bekerja sehari pun dalam hidup Anda. Saya yakin Anda pernah mendengarnya, tetapi saya ingin menantangnya karena jika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda akan bekerja lebih keras dari yang pernah Anda bayangkan. Impian Anda akan membutuhkan komitmen semacam itu,” tuturnya.
Dia mengakhiri pidatonya itu dengan menekankan pentingnya menghargai “profesor” dalam kehidupan mahasiswa setelah lulus. Selain itu, juga ada anggota keluarga, mentor, bos, dan lain-lain. Perry juga mendorong para lulusan untuk mengikuti keinginan hati.
“Profesor akan bersama Anda sepanjang hidup. Saya berusia 52 tahun dan saya masih bertemu profesor. Siapa pun yang datang ke dalam hidup Anda, siapa pun yang datang untuk mengajari Anda sesuatu, untuk membawa nilai, orang-orang itu dianggap sebagai profesor,” katanya.
“Saat Anda memulai hidup, karier, dan bisnis Anda, ingatlah bahwa mungkin perlu beberapa saat bagi Anda untuk membangun impian Anda,” pesannya.
“Ini hidupmu. Jangan takut untuk memetakan kursus Anda sendiri. Jangan takut untuk membuat jalan Anda sendiri. Jangan takut untuk berjalan di jalanmu sendiri dan meninggalkan jejakmu sendiri,” pungkasnya.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement
Miliarder Ini Ogah Pekerjakan Penggila Kerja atau Workaholic, Apa Katanya?
Orang yang produktif bukan berarti harus bekerja terus menerus bahkan lebih dari 24 jam per hari. Justru ketika seseorang menjadi penggila kerja atau dijuluki sebagai workaholic, pekerjaannya akan menjadi tidak produktif.
Miliarder sekaligus Kepala ETF O’Shares Kevin O’Leary mengaku selama ini telah meninjau setumpuk resume lamaran kerja yang datang padanya.
Dia mengaku dari tumpukan tersebut, hal terakhir yang dia lihat adalah seseorang yang menghabiskan seluruh waktunya untuk fokus pada pekerjaan.
“Ketika saya melihat seorang workaholic, saya tidak ingin mempekerjakan orang itu. Bekerja 25 jam sehari membuat Anda sangat, sangat tidak produktif,” katanya melansir CNBC, Selasa (10/5/2022).
Jadi, O’Leary melihat perlu adanya keseimbangan antara pekerjaan dan hobi atau pengejaran pemenuhan lainnya.
“Sebagai seseorang yang ingin fokus pada pekerjaan, apa yang akan membuat Anda lebih baik adalah benar-benar menghabiskan separuh waktu Anda untuk tidak melakukan itu sehingga Anda mendapatkan ide-ide terbaik,” lanjutnya.
Bahkan O’Leary yang juga seorang investor tidak menganggap dirinya termasuk orang yang gila kerja. Dia lebih suka menghabiskan waktu luangnya dengan memasak, bermain gitar, dan mengoleksi jam tangan.
“Ini membuat pikiran Anda melayang dan membuat Anda menjadi lebih produktif,” tuturnya.
Dia melanjutkan, “Beberapa hasil yang sangat bagus dalam hal bagaimana saya berakhir dalam bisnis dan sebagai investor datang dari ide-ide yang saya miliki saat saya bermain gitar atau memoles jam tangan saya.”
Tidak ada hobi khusus yang dia suka lebih dari yang lain. Yang penting, katanya, adalah keseimbangan.
“Pengusaha hebat, manajer hebat, karyawan hebat memiliki keseimbangan dalam hidup mereka. Mereka adalah orang-orang yang ingin saya pekerjakan,” katanya.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati