Harga Melonjak, BEI Gembok Perdagangan Saham BELL

BEI suspensi saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) seiring lonjakan harga saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2022, 13:29 WIB
Proses produksi tekstil di PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) (Dok: PT Trisula Textile Industries Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) pada Kamis, (12/5/2022).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, suspensi saham BELL dilakukan dalam rangka cooling down seiring terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Trisula Textile Industries Tbk.

Penghentian sementara perdagangan saham BELL tersebut dilakukan di pasar regular dan pasar tunai dengan tujuan memberikan waktu memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham PT Trisula Textile Industries Tbk.

"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” tulis manajemen BEI.

Sebelum suspensi saham dilakukan, saham Trisula Textile Industries (BELL) melonjak 33,33 persen ke posisi Rp 248 per saham pada 11 Mei 2022. Saham BELL berada di level tertinggi Rp 248 dan terendah Rp 188 per saham. Total volume perdagangan 281.018.400 saham. Nilai transaksi Rp 59,9 miliar. Total frekuensi perdagangan 28.429 kali.

Sepanjang 2022, saham BELL sudah melonjak 69,86 persen ke posisi Rp 248 per saham. Saham BELL berada di level tertinggi Rp 248 dan terendah Rp 57 per saham. Total volume perdagangan 5.387.098.700 saham. Nilai transaksi Rp 647,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 367.480 kali.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kantongi Restu Buyback Saham

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang memutuskan untuk mengangkat pengurus baru, menyetujui buyback saham serta pembagian dividen pada Rabu 27 April 2022.

Trisula akan melakukan buyback saham sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal yang disetor. Buyback saham dilakukan karena harga saham perseroan belum mencerminkan dengan nilai atau kinerja perusahaan yang sesungguhnya, serta mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan dunia yang mengalami perlambatan akibat dari pandemi COVID-19.

"Pada RUPSLB kali ini, para pemegang saham BELL telah menyetujui untuk pengangkatan Heru Jatmiko Harrianto sebagai salah satu Direktur dalam struktur kepengurusan Perseroan untuk periode 2022-2027 yang berlaku efektif per tanggal 19 Mei 2022,” kata Direktur Perusahaan Trisula Textile Industries, R Nurwulan Kusumawati melalui keterangan resmi dikutip Jumat, 29 April 2022.

Buyback saham yang terhitung mulai dari 27 April 2022 hingga 26 Oktober 2023. 

"Kami berharap dengan adanya buyback saham ini nanti dapat meningkatkan kinerja saham BELL menjadi lebih stabil. Serta, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan modal untuk mencapai struktur permodalan yang efisien. Kami juga optimis kedepannya kinerja BELL akan lebih baik,” kata Wulan.

Perseroan akan melakukan buyback saham maksimal sebanyak-banyaknya Rp 55 miliar atau dengan saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan sebanyak-banyaknya 725 juta saham. 

Adapun dengan dilakukannya aksi korporasi ini, perseroan memperkirakan tidak akan ada dampak penurunan pendapatan dan dampak negatif lainnya. Kemudian, diharapkan juga tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional karena BELL telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usahanya.

 

 


Tebar Dividen 2021

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perseroan juga secara rutin membagikan dividen setiap tahun. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BELL menyetujui untuk membagikan dividen sebesar 48,65 persen dari laba bersih  2021 atau sebesar Rp 2,030 miliar. 

"Kami bersyukur dapat terus secara rutin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Hal ini merupakan apresiasi BELL kepada para pemegang saham karena telah mendukung BELL untuk dapat terus berkembang menjadi lebih baik. Adapun, selebihnya penggunaan saldo laba bersih disetujui sebagai Cadangan Wajib Perseroan,” ujar Nurwulan.

Sepanjang 2021, perseroan meraih pertumbuhan pada laba usaha sebesar 106,3 persen year on year melalui berbagai efisiensi yang dilakukan. Perseroan juga terus gencar dalam memasarkan produk lokal di pasar internasional yang dibuktikan dengan kinerja ekspor pada 2021 yang meningkat 40,42 persen year on year.

Tak hanya itu, pada 2021, perseroan juga terus mendorong penjualan ritel dengan meraih penjualan ritel sebesar Rp 84,5 miliar atau naik 12,1 persen year on year Produk ritel BELL ini terdiri dari pakaian jadi dengan merek JOBB dan Jack Nicklaus yang sudah dipasarkan di berbagai wilayah strategis di Indonesia.


Strategi 2022

Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, pada 2022 ini BELL akan terus meningkatkan kinerja dengan berbagai strategi yang akan dijalankan. Mulai dari penjualan secara omnichannel, yakni online dengan melalui berbagai marketplace dan memperluas platform e- commerce Yukshopping.com, maupun offline melalui toko ritel. 

Bahkan, BELL juga akan terus memperluas pasar domestik dan ekspor untuk berbagai produk BELL, mulai dari kain, pakaian ritel, seragam, hingga aksesoris pakaian.  Lalu, BELL akan terus berinovasi dalam membuat produk-produk berkualitas untuk kebutuhan pasar.

"Seiring dengan berbagai strategi yang akan dijalankan tersebut, BELL juga terus fokus pada aspek bisnis keberlanjutan. Kedepannya kami yakin prospek bisnis BELL akan semakin baik dan kami berharap dapat terus meningkatkan kinerja,” ujar Nurwulan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya