Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan, progres proyek Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) saat ini baru mencapai sekitar 30 persen. Pembangunan moda transportasi ini sedikit lambat karena harus menyambungkan tiga prasarana berbeda.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub Harno Trimadi menjelaskan, secara fisik pekerjaan rel dan infrastruktur lainnya di proyek LRT Jabodebek memang sudah mencapai 97 persen.
Advertisement
Namun, berbicara soal proses pengerjaan dua prasarana lain yakni track dan sistem modanya, masih banyak yang harus dikerjakan.
"Relnya sudah 97 persen, sinyalnya masih kita progres. Mengintegrasikan antara prasarana, sinyal dengan sarana, jadi ini masih 30 persen," ujar Harno dalam sesi webinar, Kamis (12/5/2022).
"Jadi ada tiga komponen, track, sarana, sistem. Ketiga ini harus diintegrasikan. Ketiga sistem ini sekarang masih dalam proses 30 persen," jelas dia.
Terkait aksesibilitas antar stasiun, saat ini progresnya secara rata-rata masih di kisaran 70-80 persen. "Misal, lintas 1 sudah 80 persen, lintas 2 sudah 74 persen, dan lintas 3 masih 79 persen," imbuhnya.
Harno menyatakan, pembangunan seluruh prasarana mulai dari sistem integrasi dan aksesibilitasnya harus dibarengi. Pasalnya, jika tidak dilakukan bersamaan maka akan sulit merubahnya ke depan.
"Jadi memang progresnya baru sekitar 70 persen. Jadi kita punya waktu, sembari ada masukan terkait aksesibilitas," kata Harno.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
LRT Jabodebek Jalani Uji Coba Lagi
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mempersiapkan pendekatan preventif dan antisipatif dalam menjamin keamanan dan memastikan keselamatan pelanggan LRT Jabodebek saat soft launching pada 17 Agustus 2022 mendatang.
Saat ini KAI sudah memasuki masa pengujian GoA 3 pada lintas pelayanan, sehingga KAI akan mengujicobakan LRT Jabodebek secara otomatis dengan sangat hati-hati.
VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan, KAI bersama-sama dengan para stakeholder lainnya telah mengevaluasi insiden kecelakaan pada masa uji coba sebelumnya. Sehingga kejadian serupa tidak akan terjadi di kemudian hari.
"KAI telah mempersiapkan strategi komprehensif dan mengembangkan protokol keselamatan yang ketat di seluruh proses pengujian hingga pengoperasian LRT nantinya," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).
Upaya pencegahan tersebut di antaranya adalah dengan melakukan serangkaian pengujian, pengecekan, dan perawatan yang dilakukan berkala oleh tenaga yang kompeten dan diawasi oleh para ahli di bidangnya. Hal ini dilakukan mengingat LRT Jabodebek akan dioperasikan sistem secara otomatis.
“Walaupun tanpa adanya masinis, otomatisasi sistem yang bekerja dengan baik sesuai pemrograman akan dengan sendirinya menjamin keselamatan,” jelas Joni.
Sistem otomatis LRT yang terpadu ini terdiri dari dua komponen kunci, yaitu persinyalan dan telekomunikasi. Persinyalan akan mengatur jarak antar kereta, melakukan akselerasi dan pengereman secara otomatis. Sedangkan telekomunikasi yang mengatur komunikasi data, pengaturan suplai daya dan proteksi dari sisi kelistrikan.
Advertisement
Berbagai Pengamanan
Prevensi juga diaplikasikan KAI dengan melatih SDM khusus mengenai seluruh aspek operasional LRT Jabodebek agar dapat berjalan dengan aman dan selamat, serta menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kondisi darurat, baik di dalam kereta maupun di stasiun.
Dalam mengantisipasi kondisi darurat, rangkaian kereta dilengkapi interkom kontak darurat, sensor api dan asap, serta deteksi anjlokan dan tabrakan yang otomatis menghentikan kereta seketika.
Selain sensor dan alat deteksi, KAI pun telah menempatkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan palu pemecah kaca di dalam rangkaian LRT Jabodebek.
Pemantauan intensif pun dilaksanakan melalui CCTV yang dipasang di seluruh rangkaian kereta dan di stasiun. Tak hanya itu, guna keperluan evakuasi, seluruh stasiun LRT Jabodebek menyediakan connecting bridge.
Train Attendant dan tenaga security juga senantiasa bertugas memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan penumpang dari keberangkatan hingga sampai di tujuan.