Ini Pesan Wali Kota Surabaya Agar Anak Terhindari dari Hepatitis Akut Misterius

"Saya nyuwun (minta) tolong kepada para orang tua, mohon dijaga kesehatan putranya. Salah satunya kalau dolen (bermain) diawasi, makanannya juga diawasi, jangan sampai terlambat," kata Wali Kota Eri Cahyadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Hepatitis akut (Istimewa)

Liputan6.com, Jatim - Hepatitis akut misterius saat ini menjadi sorotan publik di Indonesia, sebab dan cara penularannya yang belum diketahui menjadi momok tersendiri bagi orang tua.

Oleh sebab itu, Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Eri Cahyadi berpesan kepada orang tua aga lebih peka terhadap kondisi kesehatan anak-anaknya.

"Saya nyuwun (minta) tolong kepada para orang tua, mohon dijaga kesehatan putranya. Salah satunya kalau dolen (bermain) diawasi, makanannya juga diawasi, jangan sampai terlambat," kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (11/5/2022).

Selain itu, Wali Kota Eri juga berharap kepada para orang tua agar ketika anaknya mengalami gejala sakit, supaya segera diperiksakan. Ia pun tak ingin karena terlambat mendapatkan penanganan, anak tersebut sakitnya semakin parah.

"Kalau anak-anak kan gak ngeroso (tidak terasa), moro-moro dadi loro (tiba-tiba jadi sakit). Jadi, peran orang tua sangat kami harapkan untuk mencegah hepatitis," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan dengan mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan di kota itu.

 

 

 

 


Ciri-ciri Gejala Hepatitis Akut

Adapun sejumlah ciri-ciri anak yang terjangkit hepatitis akut di antaranya yakni, mengalami penurunan kesadaran, pyrexia (demam tinggi), muncul perubahan warna urin (gelap) dan/ atau feses (pucat), Jaundice (terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata, dan juga membran mukosa anak) dan pruritis (gatal pada kulit).

Selain itu, ciri lain adalah arthralgia/ myalgia (nyeri sendi atau pegal-pegal). Kemudian mual, muntah, atau nyeri perut serta lesu, dan/ atau hilang nafsu makan dan diare.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, sampai saat ini belum ada penemuan kasus hepatitis akut di Surabaya.

"Sampai saat ini di Kota Surabaya belum ada laporan terkait penemuan kasus tersebut," kata Nanik.

Ia menyatakan, bahwa sejumlah upaya meningkatkan kewaspadaan dini pada masing-masing Fasyankes di Surabaya telah dimaksimalkan.

Bagi setiap rumah sakit, Dinkes Surabaya meminta agar melakukan pengamatan semua kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.

"Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) terhadap Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya sejak tanggal 01 Januari 2022 dan melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut," jelas Nanik.

Sedangkan bagi setiap Puskesmas, Kadinkes meminta agar seluruhnya melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat. Juga, upaya pencegahan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.

"Selain itu, juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas setempat) apabila mengalami sindrom jaundice," ujar dia.

Tak hanya itu, Dinkes juga meminta setiap Puskesmas supaya memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut secara rutin melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

 


Langkah Pencegahan

Termasuk pula, menginstruksikan seluruh Puskesmas agar melakukan penguatan jejaring kerja surveilans lintas program dan lintas sektor di masing-masing wilayah kerja.

"Segera memberikan notifikasi (pelaporan melalui SKDR) apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun penemuan kasus ke Dinkes Kota Surabaya," terang Nanik.

Meski demikian, Kadinkes mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan berhati-hati. Sebagai langkah pencegahan, ia berpesan agar masyarakat tetap menerapkan PHBS secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.

"Yakni, dengan cara mencuci tangan dan meminum air bersih yang matang. Kemudian, makan-makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan/ atau popok sekali pakai pada tempatnya. Lalu, menggunakan alat makan sendiri-sendiri serta memakai masker dan menjaga jarak," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya